Bagian : Delapan

2K 158 6
                                    

Happy Reading😊

Sebastian membawa Aurora ke butik milik Bundanya, dan dia sempat dibuat terkejut karena Sebastian tidak mengatakan akan membawanya kemana.

"Ayo, turun!"

"Mau apa?"

"Bukan mau beli baju, kok, ini butik milik Bunda gue,"

Aurora mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum simpul.

Mereka turun dari mobil, dan segera masuk ke dalam butik yang sedang ramai siang itu.

"Lho, Babas? Tumben kesini?" sapa Niken kepada Sebastian, lalu pandangannya beralih kepada Aurora yang berdiri di belakang Sebastian sambik tersenyum ke arahnya.

"Bunda ada kan, Teh?" tanya Sebastian, menghiraukan ucapan Niken.

"Iya, langsung ke ruangannya aja, aku mau urus client dulu." jawab Niken dan segera berlalu meninggalkan Sebastian dan juga Aurora yang masih berdiri di pintu masuk.

"Ayo!" ajak Sebastian sembari menautkan jemarinya dengan jemari Aurora. Aurora hanya menahan senyum dan mengikuti kemana pun Sebastian membawanya.

Mereka sampai di depan ruang kerja Bunda Al, Sebastian langsung memasuki ruangan tersebut tanpa mengetuk lagi, membuat Bunda Al yang tengah sibuk dengan laptopnya beralih menatap Sebastian dan Aurora.

"Abang, ucapin salam dulu, dong!" tegur Bunda Al membuat Sebastian meringis.

"Assalamualaikum, Bunda cantik!" ucap Sebastian, membuat Bunda Al tersenyum.

"Lho, Zhu? Kok kamu bisa bareng sama Babas?" tanya Bunda Al lagi saat pandangannya beralih ke seorang gadis yang berdiri tepat di belakang Sebastian.

Aurora melambaikan tangannya ke arah Bunda Al, Sebastin menoleh menatapnya dan kembali lagi menoleh ke arah Bunda Al.

"Namanya Aurora, Bun, bukan Zhu!" tegas Sebastian meralat ucapan Bunda Al, di belakangnya, Aurora terkekeh dengan geli lalu berjalan melewati Sebastian untuk memeluk dan menyalimi punggung tangan Bunda Al.

Dengan masih memeluk pinggul Bunda Al, Aurora kembali menatap Sebastian yang kebingungan dengan pandangan geli.

"Nama aku, Aurora Putri Azhura," ucap Aurora, menegaskan lagi tentang nama lengkapnya membuat Sebastian berpikir sejenak.

"Azhura." gumam Sebastian pelan yang masih bisa didengar oleh dua wanita di hadapannya.

Sebastian melangkah mendekati Aurora dan Bunda Al, Sebastian menatap Bunda Al intens, "Jadi, yang Bunda ceritain kemarin itu, Azhura yang ini?"

Bunda Al mengangguk antusias, tapi pertanyaan Sebastian membuat kening Aurora berkenyit bingung.

"Cerita?" tanya Aurora yang diangguki Bunda Al.

"Bunda ngga cerita yang aneh-aneh, kan?" tanyanya lagi membuat Bunda Al menggeleng tidak yakin.

"Bunda cerita, kalau lo suka nyanyi-nyanyi ngga jelas pas lagi kerja, terus kalau kecapean tidur sembarangan, terus ilernya ke mana-mana-"

"Stop! Itu fitnah, ih Bunda, mah!" rengek Aurora membuat Bunda Al dan juga Sebastian tertawa karena melihat wajahnya yang cemberut.

Bunda Al mengajak Sebastian dan juga Aurora untuk duduk di sofa yang tersedia di ruangannya.

"Jadi, kalian udah saling kenal?" tanya Bunda Al yang diangguki Sebastian.

"Ih, bukan saling kenal, tapi Sebastian tuh yang ngajak aku kenalan duluan, Bun," tegas Aurora meralat anggukan yang diberikan Sebastian sebagai jawaban.

Si Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang