Bagian : Dua Belas

1.7K 145 37
                                    

Happy Reading😊


Mereka sampai di sebuah rumah mewah. Arya membukakan pintu penumpang untuk Aurora. Semua yang dilakukan Arya kepadanya hari ini benar-benar membuatnya bingung.

Arya berjalan lebih dulu meninggalkan Aurora yang masih terkesima dengan rumah mewah yang sedang diinjaknya pun tidak menyadari kalau Arya sudah berdiri di ambang pintu sambil menatapnya.

"Ayo masuk!" teriak Arya mengejutkan Aurora, membuat Aurora berjalan cepat untuk menghampiri Arya, atau dia kan dibully sampai lulus sekolah.

"Ini rumah kamu, Ya?" tanya Aurora saat mereka sudah masuk ke dalam rumah tersebut.

Arya mengangguk, "Rumah kita." ucapnya mengalihkan perhatian Aurora.

"Maksudnya?"

"Abang, kamu bawa siapa?" seorang perempuan cantik berumur tiga puluh tahunan keluar dari dapur dengan membawa baki berisi airputih. Saking terkejutnya, perempuan tersebut sampai menjatuhkan baki tersebut, membuat Aurora dengan refleks menariknya agar pecahan beling dari gelas tidak melukai kakinya.

"Mama Salma, hati-hati." ucap Aurora panik, perempuan yang dipanggil Mama itu menangis dan segera memeluk Aurora erat.

"Mama kangen, Nak!" ucap Salma sambil terus menciumi wajah Aurora.

"Iya Mah. Ayo Mama duduk dulu." pinta Aurora sambil menuntun Salma menuju sofa.

"Kamu ke mana aja? Kamu sehat, kan? Kenapa harus kabur, sih?" tanya Salma beruntun membuat Aurora tersenyum.

"Kan, Mama Salma dan Papa Ricard udah dapetin warisan Oma, jadi ya-"

"Tapi kami ngga pernah minta kamu pergi, sayang. Kamu anak kami."

"Aku cuma anak angkat, Mah." lirih Aurora sambil menunduk, membuat  Salma menangis di bahunya.

"Jangan nangis, Mah."

"Kamu tahu? Kamu itu anak kami, anak kami yang hilang. Kamu anak kandung kami." tutur Salma membuat Aurora tercekat kehilangan suaranya.

"Siapa yang bawa Ora ke sini?" tanya Salma baru ingat kenapa putrinya bisa ada di sini.

Aurora memandan Arya, membuat Salma ikut memandangnya, "Abang yang bawa Aurora?" tanyanya yang diangguki Arya.

"Abang ketemu Aurora di mana?" tanyanya lagi, dengan segera Arya bersimpuh dipangkuan Salma, menyesali keegoisannya dengan menceritakan segalanya. Bukan hanya Salma yang terkejut, tapi juga Aurora.

"Mak… maksud… maksudnya?" gugup Aurora yang diangguki Arya.

"Lo adik gue, Ra. Maafin keegoisan gue, maaf, Ra." lirih Arya yang mendapat pelukan dari Aurora.

"Maafin Mama juga, Mama terlalu fokus dengan harta sampai lupa kalau Mama memiliki tanggung jawab. Mama menyembunyikan Arya, dan Mama juga lelah mencari keberadaan Aurora pada hari itu. Maafin Mama." ucap Salma menyesal, membuat Aurora dan juga Arya sama-sama memeluknya.

"Assalamualaikum, Tante Salma!" seru seseorang membuat mereka bertiga menoleh. Orang itu mengernyit saat melihat kehadiran Aurora di sana.

"Eh gadis aneh!" sapanya membuat Aurora menunduk takut saat mengingat kejadian satu tahun yang lalu. "Kok lo ada di sini, sih? Ngapain? Jadi pembantu keluarga Ricardo?" tanyanya lagi yang mendapat jeweran dari Salma.

"Mulut kamu ngga bisa diplastikin aja? Kasar banget, sih!"

"Aduh! Sakit, Tante! Galak banget sih kayak Mami!"

"Kamu sih ngga punya sopan santun!" ucap Salma sambil melepaskan jewerannya.

"Ya kan Willy cuma nanya, Tan. Maafin kali kalau salah." tutur Willy sambil mengusap telinganya yang memerah.

Si Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang