Dua Puluh Empat

998 69 5
                                    

Happy Reading 😊

Willy dan Arya sibuk menunggu Aurora di depan ruangan yang dipakai oleh dokter dan timnya untuk memeriksa keadaan Aurora. Hampir setengah jam, dan dokter tersebut baru keluar dari ruangan Aurora, dengan cepat Willy dan Arya berjalan menghampiri mereka.

"Dia hanya kelelahan. Lalu, kissmark di sekitar tubuhnya juga hampir membuatnya kehabisan nafas. Siapa yang telah melakukan itu kepadanya di antara kalian berdua?" jelas dan tanya dokter itu, membuat Willy dan Arya mendelik tajam.

"Kami kakaknya Aurora, dok. Saya sendiri kakak kandungnya, dan ini kakak sepupunya. Apa kami terlihat seperti habis memperkosa dia?"

Dokter itu terkekeh mendengar penjelasan yang bernada jengkel dari anak muda di hadapannya, "Yasudah lupakan saja. Tapi saran saya, sebaiknya biarkan dia dirawat dulu di sini. Saya permisi." ucapnya sambil berlalu pergi, membuat Arya menghembuskan nafas kesal.

"Sembarangan aja! Masa iya gue perkosa adek gue sendiri!" gerutu Arya tidak terima.

Ia beralih menoleh menatap Willy yang berdiri dengan pandangan kosong di sebelahnya. Ia tahu mengapa Willy menjadi seperti ini, tapi ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Bang, ayo kita lihat keadaan Ora?" ucapnya sambil menepuk pelan bahu Willy, membuat Willy terkesiap lalu mengangguk menyetujui.

Mereka tidak berani mendekat dan hanya berdiri tidak jauh dari brankar tempat Aurora terbaring lemas. Willy menghembuskan nafas gusar, bingung memikirkan apa yang akan dia katakan pada kedua orangtua Aurora.

"Ngga usah dipikirin. Yang penting Ora baik-baik aja." ucap Arya, berusaha menenangkan kakak sepupunya itu.

Pintu ruangan tempat Aurora dirawat terbuka dengan kasar, Tyas dan Septy berdiri di sana dengan wajah cemas dan khawatir. Arya pikir, mereka cemas dengan keadaan adiknya, tapi Arya tidak tahu, ada hal lain yang juga dicemaskan mereka.

"Kalian.... udah lihat.... akun instagram milik.... Ocean... Ocean Photography?" tanya Tyas putus-putus, membuat kedua pria di hadapannya mengerutkan keningnya bingung.

"Ada apa, sih?" sentak Willy penasaran, mendadak perasaannya tidak enak.

Septy dengan gerakkan cepat membuka akun instagram Ocean Photography dan menunjukkan postingan terakhir dari akun tersebut, yang diposting tiga jam lalu. Di dalam postingan itu, terlihat Aurora yang seperti menggoda Sean dengan mengusap dada bidang miliknya, lalu disambung dengan beberapa gambar saat Sean dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang disebabkan oleh Arya dan Willy. Di bagian caption tertulis kalimat yang membuat Arya dan Willy benar-benar menyesal karena tidak jadi membunuh pria itu.

Seorang fotografer yang digoda oleh modelnya, tapi fotografer itu juga yang dipukuli oleh kakak-kakaknya.

"Anjing!" umpat Willy kasar, tangannya mengepal seperti ingin menghancurkan sesuatu.

"Emang udah gila orang itu!" tambah Arya, ia berbalik untuk menghampiri Aurora yang tengah terlelap.

"Ayo, Ya!" ajak Willy, membuat Arya mengangguk.

"Eh, pada mau ke mana?" tanya Tyas dan Septy bersamaan.

"Jagaian Aurora ya. Kami pergi dulu!" ucap Arya cepat, lalu melangkah pergi mengikuti Willy yang sudah berjalan lebih dulu.

****

Tak lama, kedua orangtua Aurora datang ke rumah sakit dengan wajah cemas. Salma sibuk menciumi Aurora yang masih setia pada posisinya tanpa membuka mata.

Si Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang