Dua Puluh

1.8K 140 4
                                    

Happy Reading 😊

Hari ini keluarga Rasyafaldi sedang melakukan pemotretan, pun dengan Aurora yang kehadirannya ada di antara keluarga itu, layaknya dia memang sudah menjadi anggota keluarga itu.

Beberapa kali Bunda Al dan Tuan Faldi melakukan pose bersama. Di lanjutkan dengan Bunda Al yang ingin melakukan pose dengan bentuk perutnya yang sudah semakin membesar, karena usia kandungannya yang sudah memasuki bulan ketujuh.

Selesai dengan Bunda Al, sekarang giliran keluarga Rasyafaldi yang melakukan pemotretan untuk foto keluarga. Setelah hampir dua jam hanya diam menemani, akhirnya Aurora dipanggil untuk segera melakukan pemotretan dengan memakai beberapa gaun yang didesain langsung oleh Bunda Al.

"Umm… Kak Sean ngga mau istirahat dulu?"

Ocean atau yang sering disapa dengan Sean itu menghentikkan kegiatannya yang tengah mengatur lensa kamera. Sean tersenyum mendengar perhatian kecil yang ditunjukkan Aurora.

"Ini udah resiko. Yuk, langsung ambil posisi." ucap Sean yang diangguki Aurora.

Beberapa kali berpose dengan satu gaun, setelahnya Aurora harus cepat menukar gaunnya dengan gaun yang sudah disiapkan. Ada sekitar tujuh gaun yang harus dia pakai, dan setiap gaunnya harus diambil dengan lima sampai tujuh jepretan.

Selelah ini ternyata, batinnya.

"Aurora are u fine?"  tanya Sean membuat kening Aurora berkerut.

"Y-ya. What's wrong?" jawab Aurora sedikit ragu.

"We can break it for ten or twenty minute, if u tired,"

"Oh, no. We can finished it now,"

"Are u sure?"

"More than sure." ucap Aurora diiringu dengan senyum manisnya, membuat Sean ikut tertular senyumnya.

"Masih ada dua gaun lagi, kamu serius?"

"Kak Sean, kalau kita kebanyakan ngobrol nanti semakin lama," tegur Aurora membuat Sean meringis dan membuat beberapa teman satu timnya menyorakinya.

"Biasanya si bos diem mulu kalo sama model."

"Iya, sekarang ngomong terus."

"Suka kali ya?"

"Cantik sih-"

"Eh, balik ke posisi masing-masing. Gosip terus!"

Sean hanya diam dan kembalu memfokuskan pikirannya untuk segera mengambil gambar gadis di hadapannya. Dia tidak memperdulikan celetukan-celetukan yang diucapkan anggota timnya.

Tak lama Bunda Al masuk ke ruang pemotretan bersama dengan Sebastian di sebelahnya.

"Bagaimana Sean?"

"Finish, Bun." ucap Sean bangga saat melihat hasil jepretannya.

Belum pernah dirinya merasa sebangga ini saat memotret model-model lain selama lima tahun terakhir. Dirinya hanya akan merasa bangga saat hasil jepretannya terpajang di pameran besar ibu kota, dan ini adalah kali pertama ia menggagumi hasil jepretannya yang bahkan belum tentu masuk di pameran.

Si Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang