Dua Puluh Lima

749 50 0
                                    

Happy Reading 😊

"Bastian!" seru Tyas sambil berlari kencang di koridor sekolah saat melihat Sebastian baru saja datang dari parkiran. Sebastian yang mendengar panggilan untuk namanya segera berhenti dan menatap Tyas dengan pandangan datar.

"Apa?" tanyanya, saat Tyas sudah berdiri di hadapannya.

Tyas berusaha mengatur nafasnya sambil mengerutkan keningnya. Sebastian tidak sehangat biasanya, dan itu membuat Tyas bingung bagaimana cara ia memberitahukan berita buruk yang dibawanya kepada Sebastian.

"Lo kenapa?"

"Ada apa?"

Tyas menggelengkan kepalanya, berusaha tidak perduli dengan perubahan sikap Sebastian. "Aurora-"

"Mau ngomongin dia? Udah lah, ngga penting!"

"APA?" seru Tyas terkejut, membuat Sebastian menatapnya kesal.

"Ngga usah teriak-teriak, deh!"

"Lo apa-apaan si, Bas? Kok lo jadi berubah sikap gini sama Aurora?"

"Perempuan murahan ngga pantas dihormatin!" ucap Sebastian dingin, membuat Tyas menatapnya marah dan menamparnya setelahnya.

"Atas dasar apa lo sebut Aurora murahan? Hah?!" seru Tyas dengan wajah memerah, ia berusaha menahan tangisnya demi membela sahabatnya.

"Itu kenyataannya,"

"Lo bohong!"

"Apa?"

"Lo bohong soal perasaan lo ke Aurora,"

"Perasaan gue hancur, sejak gue tau siapa dia sebenarnya." ucap Sebastian penuh penekanan, lalu pergi meninggalkan Tyas yang mulai menangis.

Tyas hanya mampu menggelengkan kepala melihat betapa butanya Sebastian pada sebuah kenyataan. Bahkan ia tidak ingin mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.

Tyas melangkah mundur untuk menemui Aurora dan memilih bolos sekolah di hari ini. Dia bahkan tidak habis pikir dengan pria itu, apa pria itu lupa pada perjuangannya untuk membuat Aurora berubah menjadi lebih baik? Lalu kenapa sekarang ia juga yang menghancurkan gadis malang itu?

****

Tyas sampai di rumah sakit dan langsung menemukan kekasihnya yang tengah bersiap entah ingin pergi ke mana. Dengan langkah cepat ia menghampiri Arya untuk segera memberitahukan sikap Sebastian padanya.

"Ya, kamu mau ke mana?"

"Apa sayang?"

"Mau ke mana Arya?"

"Ada urusan bentar, kamu jaga Ora ya? Ada Mama mertuamu juga di dalam," ucap Arya sambil mengerling jahil, membuat Tyas mendengus melihatnya.

"Arya sebentar, ada yang mau aku ceritain ke kamu tentang Sebastian,"

Arya melihat kekasihnya yang tampak menahan marah dan kekesalan, segera menariknya untuk duduk di kursi koridor rumah sakit agar Tyas bisa bercerita lebih tenang nantinya.

"Ada apa?"

"Kamu tahu, Sebastian ngga percaya sama Aurora..." ucap Tyas memulai pembicaraan, membuat Arya tersenyum sinis. Ia sudah menduga semuanya.

"Dia bahkan bilang kalau Aurora itu murahan, dia juga bilang Aurora ngga pantas untuk dihormati. Arya, kenapa sih dia menilai semuanya dari yang tersebar di sosial media dan berita online? Apa dia ngga bisa cari tahu dulu kebenarannya? Toh dia kan ngga ada di tempat kejadian, kenapa sih dia dibutakan? Kenapa, Ya? Kenapa?" jelasnya menggebu-gebu, membuat Arya mengepalkan tangannya kencang lalu segera menarik Tyas ke dalam pelukannya.

Si Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang