BAB 2

281 29 0
                                    

      Pak...pak..bangun pak, goncangan di tubuh membuat pak Aming akhirnya bangun, kenapa bapak tidur di kursi ? katanya mau sebentar duduk di sini dan kalau sudah mengantuk akan masuk ke kamar tapi nyatanya malah molor di sini kata istrinya.

      Bangunlah pak' azan sudah selesai, bapak langsung shalat atau mandi dulu tanyanya lagi, Bapak mandi dulu bu jawab pak Aming pada istrinya, ia lalu menuju kekamar mandi. Setelah selesai shalat pak Aming duduk di kursi teras depan.

      Berapa saat istrinya datang sambil membawa secangkir kopi dan sepiring ubi rebus dengan di taburi kelapa parut, nih pak makan dulu. Suaminya hanya meminum kopi sebentar lalu dia diam, istrinya yang melihat itu pak'...ibu khawatir sekali dengan dinda kata istrinya.

      Katanya pergi sebentar tapi sampai sekarang belum pulang, sudah sehari pak ujarnya lagi sambil mengusap air matanya. Ia tidak bisa lagi menahan tangisnya. ya bu' bukan bapak tidak pikirkan tapi bapak semalam bermimpi buruk tentang anak kita, lalu pak Aming menceritakan semua.

      Mendengar itu ibu Aming yang awalnya sudah menangis tambah terisak-isak keras. Makanya kalau hari sudah agak terang, bapak mau pergi ke rumah nak syarief jawab suaminya dan soal pohon yang tumbang dekat rumah biar bapak suruh Agus yang membereskannya katanya lagi.

     Ya pak terserah bapak saja ujar istrinya sambil menyekat air matanya dan kalau tidak ketemu kita mintak tolong warga desa sini untuk mencari Dinda pak sarannya lagi, Pak Aming menganguk saja mendengarnya.

     Setelah mengarahkan Agus, pak Aming pergi ke kampung Rarasari yang jaraknya dengan kampung tempat tinggal pak Aming sekeluarga di kampung Karang Tani hanya tiga puluh menit naik motor, tidak terlalu jauh dan benar saja pak Aming sudah berdiri di depan pintu rumah syarief.
     
       Asallamu'alaikum....tok...tok...tok...Asallamu'alaikum, suasana rumah sepi, tetangga juga tidak tanpak pak Aming melihat sekitar dan ketika akan mengucapkan salam lagi, terdengar jawaban dari dalam wa'alaukun sallam lalu pintu terbuka tanpak orang yang keluar wanita yang masih muda.

      Selamat pagi nak sapa pak Aming pada wanita muda itu, selamat pagi ! bapak siapa? ada perlu apa pak katanya, maaf nak saya pak Aming mau ke temu nak Syarief jelasnya. Oh.Bang Syarief. Maaf  kalau abang dari kemarin belum pulang kata wanita itu tapi kalau bapak mau ketemu ayah saya ada di rumah jelasnya lagi, boleh kalau bapaknya sda sahut pak Aming, Baiklah silakan duduk pak.

      Berapa saat muncul laki-laki yang dari perawakannya kira-kira sebayanya, ketika tuan rumah di depannya pak Aming mengenalkan diri, sebelumnya saya akan kenalkan diri dulu kalau saya adalah ayah Adinda yang biasa di panggil pak Aming, dan saya tinggal di desa Karang Tani.

     Dan maksud tujuan saya datang ke sini, bapak tahu kalau anak kita berteman dekat, syarief berapa bulan ini sering ke rumah dan mengajak anak saya jalan-jalan tapi kemarin ia menjemput dinda dan sampai sekarang belum pulang, ia mengatakan tidak terlalu jauh perginya jadi saya tidak tanya kemana persisnya mereka pergi jelas pak Aming.

      Begini pak Aming tentu bapak sudah tahu nama saya dari Syarief tanyànya, ya saya tahu jawab pak Aming. Anak saya kalau pergi suka menginap ke tempat temannya, kemarin ia mengatakan ke rumah anda, saya pikir tidak lama dan langsung pergi ke rumah pamannya sebab hari sebelumnya ia ada rencana ke sana.

      Dan sekarang terus terang saya terkejut kalau anak anda belum pulang juga sampai sekarang jelas ayah Syarief pada ayah Dinda. Itu lah yang membuat saya khawatir kata pak Aming, mendengar itu ayah Syarief jadi ikut khawatir.

     Begini pak Irwan, mungkin bapak bisa menghubungi ke tempat syarief biasa kunjungi mohonnya. Tentu pak Aming saya akan bantu, ia lalu menulis sesuatu di atas kertas yang tadi sudah ada di atas meja, nah' ini pak nomor telepon saya dan saya juga mintak nomor anda, ini maksudnya kita bisa muda saling memberi informasi jelasnya.

      Setelah saling bertukar nomor telepon pak Aming mohon diri, ia bermaksud setelah pulang dari sini langsung ke tempat teman-temanya Dinda.

ADINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang