Berita kematian Wawan sampai juga ke telinga Sis, antara percaya dan tidak ia terdiam dan diam -diam menangis (diantara rombongan kawan-kawannya bila salah satu cewek yang nangis dan curhat dengan Sis, so pasti dia tidak pernah absen ikut nangis).
Tapi beda raut mukanya saat di datangi dua polisi . Sis yang pagi itu mau pergi melihat ada dua laki-laki yang beseragam polisi datang ke rumahnya jadi batal pergi. ' Selamat pagi ' sapa polisi itu pada sis. Selamat pagi pak jawab Sis.
Maaf apa yang bisa saya bantu sahut Sis lagi. Salah satu polisi itu mendekati Sis, Kami ke sini mau bertemu dengan saudara yang bernama Siswanto kata polisi itu, mereka berdua melihatinya. Sis menyangka mereka menemuinya pasti masalah Maman, dia tidak curiga kalau Wawan terlibat dalam kematian Maman.
Oh kalau Siswanto itu saya sendiri kata Sis tapi silakan duduk dulu pak, Sis menawari polisi itu duduk di ruang tamu biar enak tampak di lihat tetangga yang kepo katanya.
Nah saudara Sis kita sedang mengumpulkan keterangan tentang saudara Maman kata polisi itu. Seberapa lama anda mengenal saudara Maman, kapan anda terakhir berkomunikasi dengannya? Tanya polisi itu.
Begini pak ' saya mengenal Maman sudah lama, dia dulu tetanggah saya dan baru satu tahun ia pindah dan saya komunikasi dengan Maman terakhir kemaren, ia nginap ke tempat saya jawab Sis, tapi...bapak tahu tentang saya dari siapa tanya sis.
Identitas korban masih lengkap, dari itu kami mendapat informasi dari keluarga korban menginap di tempat anda jelas polisi itu. Sis hanya diam mendengar penjelasan.
Besoknya Sis di haruskan ke kantor polisi. statusnya masih sebagai saksi, ia di temani oleh ayahnya, di kantor polisi ia lebih banyak melamun kalau di tanya jawabannya singkat lalu diam, tingkahnya bukan tidak jadi perhatian ayahnya yang melihat anaknya seperti punya beban berat yang menjadikannya seperti orang binggung tapi nanti saja aku tanyakan pikir ayah Sis.
Saat di kantor polisi tadi Sis bukan tidak ingat amanat Maman tapi ia masih takut, bagaimana saat orang tuanya tahu mendengar keterlibatan anaknya apalagi ini kasus bukan kenakalan remaja tapi pembunuhan, di dalam hati Sis yakin ibunya akan bertambah penyakitnya.
Maju mundur gawat semua ( apa yang di katakan bang Rojak benar...kusut..kusut.). Di rumah Sis banyak menghabiskan waktunya dengan menggurusi ayam-ayamnya. Ia lagi tidak ada minat keluar, tidak mau tahu soal Wawan.
Mereka berdua seperti sudah putus kontak. Kak ' Sis menoleh ketika mendengar panggilan adiknya, kakak di panggil ayah, sekarang di tunggu di ruang tengah jelasnya lagi. Sebentar dik, kakak selesaikan dulu ngasih makan ayamnya jawab Sis, adiknya ngangguk saja lalu pergi.
Berdebar-debar jantung Sis, ia jadi teringat waktu di sidang wali kelas karena ketangkepan mau minggat tapi kali ini ia merasa lebih parah, pasti ada acara pingsan segala pikirnya. Sudah-sudah aku harus tenang, Sis menenangkan diri, ia lalu menemui ayahnya.
Di ruang tengah ayahnya sudah duduk di kursi sedangkan ibunya asik nonton. Tumben mereka ada di rumah, tidak seperti biasanya selalu ngak pernah absen pergi tapi kini ada di rumah. Oh jangan-jangan mereka merasa aku terlibat masalah besar.
Sis duduk di sini dekat ayah tegur ayahnya yang melihat ia ragu-ragu. Sis akhir-akhir ini hati ayah tidak tenang, sepertinya kasus kematian temanmu akan panjang yang akan melibatkanmu, nak kau yakin tidak ikut terlibat tanya ayahnya...? Ia memperhatikan anaknya.
Sis yang di tanya ayahnya diam saja seolah-olah sedang berpikir, yang sifat ini di ketahui ayahnya jadi ia harus sabar. Sis melihat ayahnya. Lalu, Sis tidak terlibat kasus ini, ayah kan tahu selama saya dan Maman tidak pernah ribut ujarnya sambil melihat sekilas ke ibunya yang lagi nonton, Sis yakin ibunya pasti mendengar pembicaraannya.
Sis jadi bimbang mau ngaku atau tidak, tidak terasa di balik meja ia meremas jari-jari ( untung ia masih sayang jari-jarinya kalau tidak bisa patah semua karena di remas kuat). Sebelum masuk ke kamar Sis berujar dalam hati, untuk saat ini aku masih aman.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA
Seramadunda mengalami masslah asmara yang beliku-liku yang pada akhirnya membuat hidupnya harus berakhir.