Babb14

132 26 0
                                    

       Acara jalan-jalan kemarin menurut Syarief cukup sukses ini terlihat sudah terjalinnya komunikasi antara mereka berdua, perlahan sikap Dinda mulai santai dan pembicaraan bisa nyambung, Syarief sering diam -diam memperhatikannya.

      Dinda yang merasa di perhatikan pura-pura tidak tahu, walaupun terasa dek..dek..kan tapi senang, DInda berharap seandainya...bathinya bicara waktu hari ini masih panjang...tapi ah' sudah la nanti juga kami bisa bertemu lagi katanya dalam hati.

      Din' lulus sekolah tidak ingin kuliah tanya Syarief pada Dinda. Tidak bang (abang ni yee ) melihat ia memanggil abang dengan lembut Syarief senyum ...aduh aku jadi grogi ni katanya Dinda dalam hati tapi ia berusaha  kelihatan tenang.

      Jadi, sebenarnya dari awal aku tidak ingin kuliah. rencanaku hanya mau kursus menjahit ketika aku sudah paham soal menjahit dan bisa mengunakan mesin jahit, bila selesai ini aku berniat melanjutkàn ketempat kursus yang  lebih bagus di kota jelas Dindan pada Syarief.

      Ehmm... jadi kita bisa barengan perginya. Aku selesaikan kuliah,  kau pergi kursus, Syarief menawarkan diri. Tapi bang' apa tidak merepotkan harus putar balik tanya Dinda, akh' tidak apa-apa,  tak masalah bagiku jawab Syarief ( dalam hatinya demi perjuangan cinta, tak apa repot, yaa.. paling-paling ayahnya yang mengkerut jidatnya karena jatah ongkos tambah besar),
         
      Dalam satu hari itu mereka habis kan  melihat-melihat apa saja yang ada di mall, toko buku mereka mampirin, Syarief selalu mendampingi Dinda kemanapun ia berjalan tanpaknya ia  takut Dinda lepas dari pandangannya yang sedang mencari buku ( ketahuan sekali siapa yang ngebet berat).

      Bagaimanapun saat ini perasaan Dinda lagi campur aduk, satu senang karena naluri mengatakan Syarief ada hati, tapi satunya lagi ia malu karena tiba-tiba aja Syarief suka sudah ada di belakangnya, temanya Yasti dan Dara  selalu menjawil dan nyeletuk ' Din jagain tu baik-baik ekornya. Seandaianya bisa timbul warna-warni karena malu, bakalan penuh tu warna di pipi Dinda.
       Waktu Sudah menunjukan pukul empat sore, Amin melihat jam di tangannya lalu Rief ' sudah sore  kalau kita tidak pulang sekarang bisa kesorean katanya, kita kan sudah janji mengantar mereka ujar Amin lagi. Baiklah. Ayo! kita pulang sekarang , barang jangan ada ketingalan kata Syarief pada Dinda dan kawannya yang cewek.

       Tak berapa lama mereka sudah di dalam mobil dan seperti biasa Syarief yang nyupir. Baru saja mobil akan berjalan, Ruslan sudah nyeletuk 'Rief' sekarang sudah sore ni jadi jalannya ngak pakai lama, kata spontan yanģ di ucapkannya di sambut gelak tawa teman-temannya, sedang Syarief terdiam saja sambil nyegir kuda.

ADINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang