Bab 16

113 24 0
                                    

Tak lama ia bermain ke rumah Yasti, saat di sana hp nya berbunyi. Karena tidak enak ngobrol saat ada Yasti di dekatnya yang suka nguping hp ia matiin tapi ia tetap membalas telepon Syarief dengan sms. Dinda mengatakan minta waktu setengah jam lagi saat ada di rumah, karena sekarang ia ada di tempat Yasti.

Jarak rumah dia dengan Yasti hanya empat rumah yang ukuran lumayan besar-besar. Saat di rumah Yasti tadi kebetulan orang tuanya lagi pergi, tapi tetap tidak bisa santai menerima telepon dari pujaan hatinya. Mau tak mau harus mencari tempat yang lebih privasi.

Sampai di rumahnya. Asallamu'alaikum sapa Dinda, ia melihat ibunya ada di teras depan lagi asik merajut, dari dulu setahu ia ibunya sangat suka merajut memuat syal, tas, sekarang entah apalagi yang di buatnya. Bila di pikir ia dan ibunya punya hoby yang berbeda.

Terdengar suara dengungan pelan lalu di sambung bunyi suara lagu, Dinda yang baru masuk ke kamar mendengar suara hp secepatnya menggangkatnya. Hallo...di seberang terdengar suara laki-laki lalu Asallamu'alaikum sapanya lagi, Dinda langsung menjawab tapi ia harus mengatur suaranya agar terdengar tenang Wa'alaikum salam singkat.

Syarief tahu itu suara Dinda. Menjawabnya kok..singkat sekali abangnya..lari ke manan tu godanya. Dalam hatinya Dinda berkata cowok ini suka ngombal bukan hanya di hp bahkan gilanya lagi tidak lihat- lihat tempat, ada siapa aja tetap cuek walaupun di ketawain temannya.

Dinda...dinda... melamuni abang ya suara Syarief terdengar lagi. Siapa yang melamun..? Jangan pede banget bang jawab Dinda agak ketus. Wuih ketus juga si neng ini jawab Syarief, ya sudah abang dak gombal lagi tapi boleh kan merayu ujarnya. Dalam hati Dinda ini cowok kalau di ladenin sikap isengnya bakalan dak selesai sampai besok.

Nah bang, sekarang Dinda tanya abang ada perlu apa nelponnya ?... Anuh Din maksud abang nelpon mau melamar..eh..maaf salah ralatnya, boleh ngak abang main ke rumah Dinda besok?..kalau boleh kira-kira calon mertua abang suka makan apa ya tanyanya( pedenya ketinggian).

Sudah bang, kalau mau main ke rumah Dinda ngak usah ke panjangan ngomongnya, tapi tunggu..! apa besok abang ngak kuliah tanyanya . Besok sih kuliah tapi cuma satu mata kuliah saja, jadi masih sempat wakuncar katanya lembut. Jadi besok siapkan nunggu abang rayunya.

Dinda sudah tidak tahan dengan kata-kata syarief (untung lewat telepon jadi dia ngak lihat pipi merah Dinda). Ya besok Dinda tunggu, tanpa kata tutup lagi hp langsung di mati innya. Eiit...baru mau santai ada suara sms masuk, ketika ia lihat pesan dari Syarief "saat kau tidak bisa tidur, bayangkan saja wajah abang yang ganteng ". Dinda yang membacanya hanya tersenyum saja.

ADINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang