Paginya Maman menelepon Wawan. Di sampingnya ada Sis yang menunggu hasil bicara Maman. Dari wajahnya kelihatan kesal, Sis tahu Maman orang pemarah. Barang-barang yang kurang beruntung kena banting semua tapi sekali ini walaupun marah tanpaknya ia nyadar kalau hp punya Sis.
Aman-aman pikir Sis. Bagaimana..? apa Wawan mau di ajak menyerahkan diri tanya Sis..? tanpa di tanya kau kan sudah tahu, kalau kita ngajak nongkrong ke cafe tidak usah dua kali, tapi ngajak menyerahkan diri apa jawabanya tanya Maman pada Sis yang menggelengkan kepalanya.
Memang tinggal di penjara sama dengan tinggal di hotel. Katanya kita jangan ngomong sembarangan kata Maman. Panas hati aku mendengarnya. Lalu apa jawabannya soal kita di teror tanya Sis..? Kan tidak mungkin tiap malam tidak tidur.
Nanti orang tidak bisa membedakan mana orang mana vampir ujarnya lagi. Mendengar itu Maman diam sambil melihat Sis, ia jadi berpikir tidak usah di masukan dalam hati omongan Sis, ia harus banyak sabar dengan temannya ini.
Tiba-tiba saja Maman yang sedang duduk di belakang rumah Sis sambil memperhatikan temannya memberi makan ayam. Sis' panggilnya, kalau terjadi sesuatu pada ku kau harus menyerahkan diri pada polisi, katakan semua pada mereka nasehatnya pada Sis yang saat itu jadi melihatnya dengan pandangan lain.
Maman yang melihat Sis mau ngomong, Sis jangan banyak tanya ! Kau turuti saja kataku. Siangnya Sis melihat Maman merapikan pakaiannya di kamar.
Jadi kau pulang ? tanya Sis. Ya' jawab Maman, ia menoleh ' ingat ' waktu Wawan bertanya padaku soal apa itu juga ide mu untuk kita menyerahkan diri, aku bilang kau tidak pernah tahu jadi bila dia menyinggung kau pura-pura tidak tahu nasehat Maman.
Waktu mau pulang ia pamitan pada mama Sis. Sebelum Maman pergi ia memandangi temannya, Sis yang di pandangi jadi ngak enak ( perasaan gimana gitu, mau pulang ke rumah yang jaraknya tidak terlalu jauh pakai acara saling memandang ),
Di hati Maman walau kadang mengesalkan dan agak kurang cara berpikirnya Sis ini teman yang baik dan ia sayang kepadanya. Sis aku pamit kata Maman, ia lalu pergi. Sis jadi heran kenapa Maman jadi melankolis hari ini.
Dalam perjalanan Maman menjalankan motornya tidak terlalu kencang, ia setengah melamun sampai tidak di sadarinya kalau ada mobil yang sudah menunggu di persimpangan.
Melewati pinggiran jalan ia tidak mendengar ada mobil yang melaju samgat kencang menyenggol atau bisa dikatakan sengaja menghantam motor Maman sehingga dengan bantingan yang kuat membuat pengendaranya tewas di tempat.
Kali ini keberuntungan tidak berpihak pada penabrak karena di saat-saat kritis yang tidak di sadari Wawan ada saksi mata yang melihat jelas dan mengenal mobil milik siapa penabrak itu. Tempat peristiwa itu kebetulan lagi sepi sehingga membuat penabrak berani keluar untuk melihat apa korbannya sudah tewas, rasa penasaran yang membuat kesialannya tambah parah.
Di balik antara pohon-pohon yang besar, Riswan pemuda yang jadi tetangga pak Aming sedang duduk istirahat, ia terkejut mendengar suara keras di tempat sepi begini. Mulanya Riswan berniat mau menolong korban tapi ia urungkan karena pemilik mobil turun dan ia terkejut.
Ternyata Wawan, yang membuat ia lebih terkejut dan tidak percaya saat melihat Wawan melakukan hal yang sadis, dengan kayu lumayan besar di pukulkanya pada korban hanya tiga kali ia kembali ke mobil dengan membawa kayunya dan mobil melaju dengan kencang.
Baru pertama melihat hal seperti ini tidak urung membuat tubuh Riswan gemetar. Ia mengenal Wawan sangat lama, saat Wawan mulai berjalan ia tamat sekolah dasar bisa di katakan hampir tiap hari mereka bertemu, sudah saling mengenal sifat tapi dengan kejadian ini ia baru melihat sisi sifat Wawan yang sadis dan kejam, memikirkan itu ia hanya menghelai napas panjang.
Setelah berpikir panjang akhirnya ia mengambil keputusan, aku akan melaporkanya. Aku jangan pulang dulu pikirnya, di ambilnya hp di saku jaket yang ia pakai, tak berapa lama berlangsung percakapan yang serius.
Riswan tanpak fokus mendengar suara dari polisi. Sesekali ia menggangguk dan iya...iya...pak saya siap jawabnya. ternyata setelah menerima laporan Riswan ia di perintahkan tetap di sana sampai polisi datang.
Setelah polisi datang bersama ambulan, mayat langsung di periksa dan Riswan di tanya, polisi bisa leluasa meriksa TKP karena tidak terganggu oleh masyarakat yang di sebabkan karena hanya sedikit orang yang ada ( jaman gini ! biar sedikit orang, pencet hp hasilnya bombastis, sekian menit langsung nyebar luaass).
Riswan di tanya saat kejadian apa ia melihat langsung dan apa mengenal korban dan pelaku ? . Saya berada tidak jauh di tempat kejadian jadi bisa melihat jelas kejadiannya sedangkan korban saya tidak kenal, kalau pelaku namanya Wawan, ia tinggal tidak jauh dari tempat saya, kami satu kampung jelas Riswan. Polisi itu mencatat semuanya. Setelah menjawab berapa pertanyaan Riswan di mintak jangan menceritakan ke orang apalagi soal ia kenal pelakunya setelah itu Riswan di izin kan pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA
Horroradunda mengalami masslah asmara yang beliku-liku yang pada akhirnya membuat hidupnya harus berakhir.