Waktu kejadian .Dinda sudah rapi hari Minggu ini, sejak sudah jadian dengan Syarief ( walau tanpa ada peresmian tanda jadian) Dinda punya kebiasaan kalau tidak pergi dengan Syarief, habis pergi kursus pasti ada di kamar, sepertinya hanya tiga tempat itu saja dunianya yang jadi perhatian ibunya.
Din, panggil ibunya. rencananya mau pergi ke mana kalian berdua...? Dinda yang sedang menunggu Syarief mendekati ibunya, ia duduk di sebelahnya, rencananya kami mau ke rumah teman kuliahnya yang mengadain acara jawab Dinda.
Apa tidak bisa minggu depan kalian perginya, perasaan ibu tidak enak hari ini saran ibunya. Minggu depan..! tapi bu acaranya kan hari ini jawab Dinda bingung, ibu tidak usah takut, kami pergi tidak lama, paling-paling jam dua sudah di rumah jawab Dinda menenangkan ibunya.
Din apa kau masih bertemu atau bicara dengan Wawan..? tanya ibunya sambil memperhatikan anaknya. kalau pastinya Dinda dengan dia tak ada lagi hubungan jawabnya, tapi kenapa ibu tiba-tiba nanya soal itu ujarnya lagi.Tadi waktu kau masih mandi, ibu keluar mau menyapu teras dan melihat dia lewat depan rumah dengan berapa temannya tapi ibu yakin dia tadi sempat berhenti di depan dan cepat menjalankan motornya waktu ibu keluar. Ibu pikir dia itu masih mencintaimu katanya lagi.
Ngak tau la bu, Dinda malas memikirkannya sahutnya, ia melihat ke hpnya waktu ada pesan masuk, ia tersenyum tapi diam saja. Bu' ayah di mana? tanyanya lagi. Tuu..ayahmu.sahut ibunya memberi isyarat waktu ayahnya datang. Melihat ayahnya datang, Dinda bergerak menuju ke dapur dan tidak perlu lama ia keluar sambil membawa secangkir kopi dan meletakan meja yang ada di dekat ayahnya.
Saat Dinda dan orang tuanya bicara terdengar pintu depan di ketok orang, Din' bukalah pintu mungkin temanmu datang kata ayahnya, ya benar ketika pintu di buka Syarief yang ada di depannya. Bagaimana Din! sudah siap tanya Syarief, sudah rief tapi aku pamit dulu sama orang tuaku kata Dinda.Ya barengan aja, aku juga mau pamit sama calon mertua balasnya sambil tersenyum. Setelah berbasa-basi sedikit, mereka berpamitan, kami pergi dulu pak, bu kata Syarief dan Dinda berbarengan. Ya pergilah tapi hati-hati nasehat pak Aming dan istrinya. 'Asallamu'alaikum kata Dinda..Wa'alaikum salam jawab orang tuanya.
Rief' kenapa Ruslan dan dua temanmu yang lain tidak barengan tanya Dinda, tidak Din, mereka punya acara sendiri, mereka asik bicara sehingga tidak menyadari sesuatu yang menghantam....aaaak (terlambat) kepala Syarief yang memakai helm di hantam batu, walau tidak kena langsung kepalanya tapi benturan keras membuat ia kehilangan keseimbangan.Dinda yang ada di belakang menjerit, ia berusaha menenangkan Syarief tapi usaha tidak berhasil karena motor ke buru masuk ke semak-semak dan mereka berdua terbanting ke tanah. Mungkin keadaanya tidak terlalu parah membuat Dinda cepat menyadari keadaannya.
Ia cepat-cepat menolong Syarief. Tidak perlu kau tolong laki-laki tu. Dinda yang lagi membantu Syarief untuk berdiri terkejut ada suara yang menegurnya, ia sangat terkejut dengan apa yang ia lihat..Wawan ! dan di belakangnya ada dua laki-laki yang belum pernah ia lihat.
Apa yang kau lakukan Wan, kenapa kau mencelakan kami, dia punya salah apa dengan mu tanya Dinda. Syarief yang masih menahan sakit tidak bisa berbuat banyak Din" kalau ada kesempatan nanti kau lari dari sini bisiknya.Dinda sadar dengan tiga orang pasti Syarief tidak bisa melindunginya. Kau tahu kesalahan laki-laki itu Wawan menunjuk Syarief dengan wajah emosi dia sudah merampas kau dari ku. Syarief melihat ada kayu, ia menganbilnya untuk pertahanan lalu menarik Dinda ke belakangnya.
Ayo kalian hadapin aku dan jangan berani-berani mencelakai dinda tantangnya. Setelah melihat posisinya pas...Din' cepat kau lari perintahnya, cepat.. Dinda yang ketakutan berlari ke arah jalan sedangkan Syarief menghadapi serangan Wawan dan kawannya, dengan mengandalkan sebatang kayu.
Tidak seimbang dengan rantai dan parang....auk ...aaak..rantai yang di pegang kawan Wawan mengenai kepala dan pelipisnya yang membuat ia tersungkur, saat kritis Syarief sadar ada satu lagi laki-laki yang tidak ada di sana, Ya Allah tolonglah Dinda.Dengan niat menolong syarief berusaha tegak tapi..aaak..ia merasakan sakit yang sangat di perutnya dan ia melihat parang kecil Wawan di tancapkannya di perut Syarief sehingga membuatnya tersungkur. Di saat kritisnya ia menyebut Dinda lalu....Laa illahailallah keluar dari bibirnya dan berapa saat diam.
Dinda yang tadi berlari tidak bisa pergi jauh karena teman Wawan dapat mengejarnya. Laki-laki itu menarik tangannya dan Dinda berusaha merontak dan memukul tapi ia kalah tenaga, usaha terakhirnya ia menjerit.Karena terkejut takut ada mobil lewat dan mendengar jeritannya repleks laki-laki mengeluarkan tali dari kantong jaketnya, di lilitkannya di leher Dinda, berapa menit terjadi perlawanan dari Dinda dan karena kuatnya tali membuat ia tidak bisa bernapas, perlahan tubuhnya melemah dan dari sela-sela bibirnya tanpak ada darah.
![](https://img.wattpad.com/cover/169815844-288-k102454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA
Horroradunda mengalami masslah asmara yang beliku-liku yang pada akhirnya membuat hidupnya harus berakhir.