Bab 32

117 25 0
                                    

Setelah berapa bulan kasus bergulir akhirnya sampai juga ke ujung penyelesaian. Tuduhan yang di terima Wawan bukan hanya satu dan ia tidak bisa mengelak karena saksi dan bukti- bukti ada. Selain otak rencana pembunuhan ia juga terlibat langsung atas kematian syarief dan Maman yang merupakan pembunuh Dinda.

Cukup panjang waktu yang akan dihabisinya dalam penjara. Untuk Sis yang ikut turut dalam pembunuhan walau tidak langsung dan sedikit meringankan ia dengan sadar menyerahkan diri dan mau bersaksi.

Dengan di dampingi pengacara, hukuman yang di terimanya lebih cepat dari Wawan, dengan umur mendekati matang ia masih bisa menghirup udara kebebasan dan tidak di katakan terlambat untuk memulai hidup baru.

Dan tidak di lupakan orang yang ada di pengadilan sana saat Sis di bawa polisi ia sempat melihat orang tua korban. Atas izin polisi ia menemui mereka. Tanpa malu ia bersujud di kaki mereka untuk memintak maaf. Melihat ia benar-benar tulus orang tua Syarief dan Dinda memaafkannya dan menasehatinya untuk benar-benar bertobat.

Sangat beda banget dengan Wawan. Bukannya sadar malah memasang wajah siap memangsa orang (sadis ). Kalau biasa mendengar, sekarang ia merasakan hotel dan makan gratis di penjara. Penjara yang di tempatinya hanya sementara dan pada waktunya nanti ia akan di pindahkan ke tempat yang akan di tempatinya selama masa tahanannya.

Bagi Sis, kenal dengan Wawan bertahun-tahun sudah paham dan kenal sifatnya tidak terlalu di pusingkannya, tapi tidak dengan tahanan yang satu sel dengannya, baru semalam jadi ikut-ikutan stress sepertinya.

Contoh malam ini barusan mereka enak tidur lalu terdengar bunyi gebraaak, sontak sembilan tahanan secara spontan terbangun semua ( tumben mereka kompak bangun serentak ). Mereka saling melihat suara apa yang terdengar tadi, apa yang mereka lihat tahanan baru duduk di pojok sambil memukul jeruji sel dengan gayung kaleng.

Bang sapi bagaimana ini ? tanya Juned. Ned' ingat ya kau namaku Sapri bukan Sapi( pantas bang Sapri selalu marah pada Juned, sudah bangun karena terkejut, eekh di panggil sapi lagi).

Maaf ' bang lidahku selalu keseleoh nyebut nama abang jawab Juned. Alasan, keseleoh tu kaki bukan lidah semprot Sapri, Juned diam saja ia tidak berani menjawab lagi. Lalu apa yang mesti kita lakukan pada orang itu? tanya Oman. Sudah la kita tidur saja, besok kita urus dia jawab Bang Juned.

Mungkin banyak kegiatan membuat mereka kelelahan jadi tidak ada yang berniat mencuri ( ups..lupa kan sudah di penjara, mencuri sama tahanan masuk rumah sakit termasuk beruntung ). Maksudnya tidak ada yang peduli ama kegiatan Wawan, sesekali ada ada yang bangun saat mendengar suara barang di tarik.

Terasa saat semakin malam semakin sunyi, seperti ada hembusan udara yang menyelimuti mereka yang membuat mereka semakin terlelap. Penjara sementara jadi sel-selnya tidak terlalu banyak. Ini yang di sukai para sipir kalau malam semua anak asuhnya bisa tenang, tidur cepat.

Para tahanan di sel lain baru bangun tapi tidak di sel Wawan, semua tahanan sembilan orang tidak termasuk Wawan semua terduduk dengan pandangan yang sama melihat ke depan, urat syaraf tegang karena sudah tak tahan, walau mereka preman, begal kalau melihat hal yang baru tak urung kelihatan sifat penakutnya, sebagian terdiam sebagian menjerit panjang.

Semua tahanan lain terkejut dan ribut. Tentu ketakutan mereka ketika melihat posisi Wawan tergantumg dengan leher terjerat baju kaos yang di robek kecil panjang menyerupai tali. Wajahnya yang mengerikan mata menjelit dan lidah yang kompak keluar semua.

Keributan dan suara gaduh membuat para sipir datang, mereka terkejut. Melihat situasi ini korban belum di turunkan maka di panggil dokter penjara selanjutnya akan di selidiki penyebab ia bunuh diri. Pak sipir panggil juned, ada apa Ned sahut sipir yang baru lewat. Bisa tidak kami di pindahkan ke sell sebelah, tak apa-apa kami bersempitan tanya Juned.

Sipir melihat ke tahanan lain, apa kalian mau pindah juga tanyanya. Iya pak jawab mereka serentak. Tidak mungkin bisa di pindahkan, kalau kalian takut percuma punya teman kamar kos, kalian bisa saling menemani, oke jawab sipir santai, ia tahu mereka takut jadi untuk berapa hari ke depan jika malam bisa tidur tenang pikirnya dalam hati sambil tersenyum.

ADINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang