Bab 9

154 30 0
                                    

        Malam Sabtu. Dirasakan oleh bu Aming kalau kayaknya dari semalam anaknya tu kelihatan sibuuk sekali, sesudah isya' biasanya ia ngumpul dulu sama orang tuanya, bercerita tentang kerjamya di tempat kursus tapi kali ini malah dia sibuk mencari mangkok kecil  untuk masker wajah.
  
       Biasa cuek dengan penampilan, kalau di nasehati untuk merawat wajah dan tubuh banyak alasannya, dia bilang cukup mandi dua kali dengan bersih kecantikannya akan tetap terpancar (sinar matahari kali terpancar) pede sekali dia pikir, nah sekatang!  tanpaknyà dia sudah lupa omongannya sendiri kata bu Aming dalam hati. 

       Malam ini pak Aming dan istrinya tidak ada acara tidur cepat, mereka duduk di ruang tengah, suaminya sedang menikmati siaran televisi sambil ngopi, sedangkan dia memanfaatkan waktu dengan menyelesaikan sulamannya.

      Bu..' bu Aming menoleh ketika suaminya memanggil, Ya pak, bapak perlu apa tanyanya. Tidak' bapaķ hanya heran kenapa Dinda tidak keluar kamar apa dia sudah tidur ? tanya suaminya, tidak pak, Dinda belum tidur tadi ibu lihat di kamar lagi pakai masker.
     
       Pakai masker..! tumben  balas suaminya sambil mengambil kopi di tangan kanan sedang tangan kiri mengambil remot tv, diam tak ada percakapan lagi.
        Hampir satu jam Dinda bermasker karena ketiduran dia tidak mendengar suara bunyi handphonenya, ketika bangun baru nyadar wajahnya masih ditempelin masker.

       Uhk.. gara-gara masker jadi terasa kaku leherku keluhnya tapi ketika teringat wajah syarief  langsung tu berubah wajahnya semangat, pikirnya biarin bersusah-susah asalkan saat melihat wajahnya tambah kinclong Syarief semakin terpukau (kayak judul lagu Astrid) Dinda jadi tersenyum sendiri,
    
       Pokoknya kalau lagi jatuh cinta bedanya sebelas duabelas dengan orang gila, itu katanya. Saat mau ke kamar mandi Dinda melihat orang tuanya belum tidur, ehm..kebetulan mereka belum tidur soalnya besok aku mau pergi jadi malam ini saja aku mintak izin, maka cepat-cepat ia ke kamar mandi.
        Yah...Dinda mendekati ayahnya, ia duduk di sebelahnya, ayahnya menoleh ! ada apa Dinda sahutnya, begini yah besok Dinda mau pergi tapi tidak sendiri,ada Dara,Santi dan Yasti mau jalan-jalan ke mall yang baru di buka jelas Dinda pada ayahnya.

       Heran ayah dengan kalian mau jalan-jalan kok ke mall kan lebih enak kebun binatang, ayah rasa sudah lama tu harimau dak ketemu kalian pasti sudah rindu berat jawab ayahnya, mendengar jawaban ngelantur tidak serius tambah lagi ia melihat ibunya  tertawa, hati Dinda jadi keki tapi.. akhirnya ikut tersenyum.

      Sudah pak tegur istrinya, anakmu kelihatan seriius banget kalau dia kebanyakan cemberut nanti hasil pakai maskernya tidak maksimal jelasnya, jawaban ibunya membuat Dinda jadi terdiam. Baiklah besok kau pergi selain berempat dengan siapa lagi tanya ayahnya, ia melihat ke anaknya.

      Dinda kalau di tanya orang tuanya dia tidak berani berbohong dan itu sudah diketahui jadi mereka percaya. Besok kami juga di temani empat laki-laki yah, yang salah satunya Dara mengenalnya sedangkan tiganya teman laki-laki itu jelasnya.

      Besok mereka akan kerumah mau menjemput Dinda, jadi ayah dan ibu bisa kenalan jelasa Dinda. Oh ya Din sekalian saja kau kenalkan sama kami yang mana calonmu sahut ibunya.

      Dina terkejut ibunya berkata begitu ! Memang kau pikir ayah dan ibumu tidak  pernah muda sahut ibunya, dan ayahnya hanya ketawa saja. Dinda merasa malam dia selalu mati kutu di buat mereka, mintak di kenalkan sama calon, calon apaan jadian saja belum pikirnya.

ADINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang