Bab 23

115 25 0
                                    

        Senin. Ketika Dinda di temukan sudah meninggal dan mayat hari senin baru dapat setelah hampir dua hari menghilang membuat seluruh kampung Karang Tani jadi heboh, maklum baru pertama terjadi apalagi yang jadi korban anak pak Aming.

      'Dinda' , rasa tak percaya membuat pak Rt mengajak para tetangga dekat segera pergi menemui pak Aming dan istri untuk membantu suami istri itu apa saja yang di perlukan, mereka kasihan punya anak satu-satunya jadi korban lagi, siapa orang yang sudah tega membunuh mereka berdua?.....
pertanyaan itu berkecamuk di pikiran orang-orang yang ada di rumah pak Aming.

       Pak rt mendekati pak Aming yang masih lesu, ia sudah duduk di ruang tamu ketika para tetangganya datang, bagaimana pak apa ada kabar kapan jenazah boleh di ambil ? tanya pak rt, saya belum tahu pak Usman balas pak Aming tanpa semangat lagi.

      Begini pak Aming kalau boleh saya dan dua warga kita bertindak sebagai perwakilan dari keluarga untuk pergi ke rumah sakit, kalau mereka sudah selesai kami akan membawanya pulang, kasihat kalau jenazah di biarkan terlalu lama saran pak rt.

      Kalau tidak merepotkan bapak, saya terima kasih sekali atas bantuannya jawab pak Aming, baiklah pak, oh ya untuk urusan di rumah ibu-ibu tetangga dekat yang mengurusnya jadi ibu Aming istirahat saja jelas pak rt, lebih baik kami pergi sekarang 'Asallamu'alaikum'..pak Aming.....wa'allaikum salam jawab pak Aming.

        Sesampai di rumah sakit pak rt mendapat informasi dari polisi yang masih ada di sana bahwa sebentar lagi otopsi selesai dan pihak keluarga boleh membawanya, mendengar itu pak rt segera menghubumgi salah satu warga untuk menyampaikannya ke pak Aming agar dapat mempersiapkannya.

       Di tunggu hampir setengah jam akhirnya pengurusan surat-surat dapat di bereskan, sebelum berangkat pak rt menyempatkan bertanya pada polisi bagaiman mayat yang satunya apa sudah di ambil keluarganya...? mayat satunya sedang di cari indentitasnya, salah satu rekan saya belum bisa meminta infomasi pada ayah korban perempuan yang waktu itu syok berat.

       Apa bapak mengenalnya..? tanyanya pada pak rt.. Ya pak' saya tadi di bilang jika di tanya untuk memberitahukan kalau mayat laki-laki itu teman anaknya , ia anak pak Irwan dari kampung Rarang Sari jelas pak rt. Polisi itu mencatat informasi yang di dapat. Baiklah bapak berangkat sekarang sarannya. Dengan di temanin dua warga jadi tidak sulit dan lama, tak butuh berapa lama mobil ambulance berangkat.

        Proses memandikan, menshalatkan dan mengguburkan dengan bantuan banyak orang tidak membutuhkan waktu lama tapi bagi pak Aming terasa lama, tiap menit rasanya menyakitkan, ia tahu waktu-waktu dalam kehidupannya yang akan datang akan terasa sepi, tak akan di lihatnya lagi wajah anaknya.

       Ia melihat ke arah istrinya dalam keadaan seperti ini ia tidak bisa membaca, menerka perasaan dan pikiran istrinya yang terduduk diam, di wajahnya tak ada lagu air mata. Iringan pengantar jenazah sudah pergi, pak Aming ikut dalam rombongan sedangkan istrinya tidak kuat, di rumah ia di dampingi Yasti dan ibunya dan berapa ibu yang lain.

        Setelah penguburan selesai di rumah masih ada bapak-bapak yang duduk di teras depan, Pak Aming duduk di ruang tamu yang sudah dari pagi di gelar tikar, bersama bapak yang lain termasuk pak rt sedang menikmati secangkir kopi dan kue.

       Perlahan pak rt yang duduk di sampingnya lebih mendekati pak Aming, ia lalu membisikkan sesuatu, mereka berbicara pelan lalu pak Aming mengganggukan kepalanya dan lalu pak rt bergerak tegaķ sambil mengambil hp di kantong celananya.

       Setelah shalat Ashar, Pak Aming dan istrinya berserta pak Rt pergi ke kantor polisi, di sana mereka membuat laporan resmi atas pembunuhan anak mereka yang seharusnya sudah di lakukan.

      Keterangan yang di minta kapan persisnya korban pergi dari rumah, dengan siapa, apa Dinda punya masalah dengan seseorang terutama saat baru-baru ini, tujuan pergi ke mana dan banyak lagi, hampir dua jam mereka di sana.

      Akhirnya polisi mengatakan cukup untuk hari ini, nanti bila polisi butuh informasi lagi, mereka akan menghubungi. Ketika akan pulang saat pak Rt lagi menerima telepon, pak Aming dibisiki polisi yang ada di ruang tadi, apa yang di katakan, pak Aming hanya diam saja lalu polisi itu berlalu.

ADINDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang