Maunya Sis hari ini pergi ke rumah Maman, bagaimana pun Maman adalah sahabatnya karena ia baru tahun kematiannya dan kemaren berurusan dengan polisi, jadinya ia baru sempat ke rumah Maman sekalian bertanya di mana Maman di kuburkan.
Sis ' mau pergi kemana ? tanya ayahnya, ia keluar ketika mendengar suara motor anaknya, Sis ingin berbela sungkawa dulu ke tempat Maman yah jawabnya. Sis...apa kau tahu ayah dapat info ( kau tidak usah tanya dari mana ayah dapat info) kata ayahnya supaya anaknya tidak banyak tanya.
Soal info apa yah tanya Sis. Pembunuh temanmu sudah di tangkap, ternyata ada saksinya tapi di rahasikan polisi, mereka membuat tersangkah tidak menyadari kalau sudah di intai, kalau tidak salah dia tinggal di kampung Karang Tani jelas ayahnya.
Terkejut Sis mendengar nama kampung KarangTani. Kalau tidak salah Wawan kan dari kampung yang sama dengan pembunuh itu, bisa jadi mereka tetanggaan pikirnya. Sis jadi penasaraan ingin melihat siapa kira-kira orangnya tapi kalau aku ke sana bisa ketemuan dengan Wawan.
'Akh' malas aku, jadi teman dak ada empatinya, telepon kek atau ngajak bareng takziah, lebih baik ke rumah Maman saja, niat baru minta izin ternyata ayahnya sudah tidak ada ( mungkin bosan menunggu anaknya kelamaan melamunnya). Sekitar satu jam ngobrol dengan ayah Maman, ternyata Maman di kuburkan tidak terlalu jauh dari rumahnya dipemakaman umum.
Setelah dari rumah Maman, Sis langsung pulang karena sudah agak sore untuk pergi lagi, bisa kemalaman aku pulang pikirnya. Sesampai di rumah tampak sepi, pasti ayah dan ibu pergi, sibuk terus pikirnya. karena kebiasaan selalu pergi (sebenarnya bukan kebiasaan tapi sudah turunan ).
Atas saran adiknya, Sis harus punya kunci sendiri jadi kalau pulang tidak mengendor pintu jendela minta di bukai pintu jelasnya pada ibunya, pokoknya aku tidak mau di jadi in tukang jaga pintu tegas adiknya, ibunya jadi tersenyum melihat gayanya.
Perasaann aktivitas ku tidak berat tapi badan terasa capek sekali pikir Sis. Ia menuju ke kamarnya ketika melewati kamar adiknya ia berniat mengetuk pintunya tapi di urungkannya karena adiknya sudah memasang tulisan peringatan " saya lagi sibuk belajar ada perlu besok saja " Sis yang membacanya menggeleng-ngelengkan kepalanya.
' Sadis ' ujarnya lalu masuk kekamarnya. Di lihatnya jam dinding ehmm.. sudah jam sembilan malam, lapar sekali aku sambil mengusap-usap perutnya. Sesekali terdengar suara cacing lalu ia keluar kamarnya, ia bermaksud makan di dapur saja, saat menuju ke dapur Sis menoleh karena mendengar adiknya keluar.
Mereka hanya saling toleh saja, jarak dapur dengan kamar terpisah dua ruangan, waktu ia masuk ke dapur adiknya diam saja di pintu kamarnya. Sis sedikit heran Lili tak bersuara melihatnya, tumben... biasanya saking malas ke dapur banyak sekali pesanannya, sekarang cuek saja ' kesambet kali ' pikirnya.
Sekarang urusan perut sudah selesai, kenyang habis. Ia meletakkan piring di westafel biar bibi saja besok mencucinya pikir Sis. Ia lalu keluar dari dapur mau kekamar. Sis melihat adiknya merengut ketika mereka berpapasan.
Kak ' panggilnya, kak kalau ngajak teman ngomong- ngomong dong, aku ni lapar sekali nunggu kalian di dapur gerutu adiknya yang membuat Sis berhenti mendadak. Adiknya menoleh ke dapur mana temannya masih makan.. ? tanyanya.
Dik jangan berkelakar... ! dari tadi kakak sendiri jawab Sis. Lah.. ' kalau kakak sendiri lalu siapa yang di belakang kakak waktu ke dapur. kayaknya aku kenal posturnya sepertiii..ia berpikir sebentar...kak' adiknya bicara pelan, ia lebih mendekati kakaknya, seperti teman kakak ' Maman' ia hampir berbisik.
Sis yang mendengarnya tiba-tiba, merasakan tubuhnya dingin bagai di siram air es. Mereka sama-sama ketakutan sesaat...kraaak bunyi pintu di buka.
Sis dan adiknya kontak menoleh ke arah suara, mereka melihat pintu kamar yang di tempati Sis perlahan terbuka, mata mereka tidak berkedip melihat lalu ....braaaak ...bunyi pintu itu di hempas dengan kuat.
Tanpak di komando adiknya masuk ke kamarnya di ikuti oleh Sis. Loh kakak masuk ke kamarku juga tegur adiknya, li' lalu kakak harus lari ke mana? Kan pintu kakak yang terbuka jawab Sis. Adiknya naik ke ranjangnya sedangkan Sis di bawah, ia hanya bersandar dipinggir ranjang.
Aduh... ayah mana lama pulangnya, ia berapa kali mengusap keringatnya. Li ' kau yakin itu Maman tanyanya lagi, yakin sekali kak kata adiknya di balik selimut. Man dulu kita berdua di teror wanita itu tapi sekarang kau sudah meninggal ngapain
neror aku kata hatinya kesal dan takut.Dia lama berpikir tanpaknya tak bisa selamanya aku di teror, tidak mungkin tiap malam ngungsi ke kamar orang tua dan adiknya. Besok aku akan bicara dengan ayah dan ibuny pikirnya mantap.
![](https://img.wattpad.com/cover/169815844-288-k102454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADINDA
Horroradunda mengalami masslah asmara yang beliku-liku yang pada akhirnya membuat hidupnya harus berakhir.