"Aku," jawab Jimin cepat. Kontan saja membuat Rena dan Jungkook menatap tajam dirinya.
"Apa ini? Cukup bercandanya!" Gadis itu mencoba menengahi kedua pemuda yang asik memercikkan api lewat kedua iris tajam milik mereka itu.
Sama menyebalkan!
Sorot pandangnya mengarah pada Jungkook dengan tajam, membuat pemuda itu sedikit meringis ketakutan, "Kau memesan makanan? Tapi masih menggangguku? Luar biasa, Sialan!"
Jimin nyaris terbahak, sesegera mungkin ia membekap mulutnya, berusaha tak menyuarakan apapun kendati kedua irisnya semakin menyipit menahan gelak tawa. "Aku tak menyangka kalian begitu akur," godanya kemudian.
Jungkook beralih menatap Jimin tajam, "Hyung, kau ini?!"
"Ya! Jeon Jungkook, daripada memaki Jimin, bukankah lebih penting kau melahap makananmu itu?!"
Jungkook mengerucutkan bibirnya, menatap sayu pada gadis itu, bersiap melayangkan jurus andalannya ketika sang gadis kembali marah, "Ren-"
"Jangan mengajakku berbicara!"
---
Sungai Han.
Rena pikir, Jimin adalah pria yang humoris, terbukti kala pemuda itu tak henti membuatnya tertawa di sepanjang jalan. Tak hanya itu, ia juga ramah dan pandai mencairkan suasana.
"Aku bahkan nyaris menjitak kepala Jungkook saat dia tak kunjung berhenti melepaskan jambakannya pada Seokjin hyung." Mereka berdua kembali melempar tawa ke udara, melepaskan rasa senang bersama.
Rena tak begitu terkejut sebenarnya. Jangankan Seokjin yang berjarak lebih dari dua tahun darinya, Tuan Jeon ayahnya saja nyaris kehabisan napas saat Jungkook menguncinya dalam gudang selama dua hari satu malam karena pria itu tak memberikan mobil mainan yang ia sita milik bocah itu. Anak itu benar-benar!
"Dia memang nakal," celetuk Rena.
Mereka menempatkan diri di atas rerumputan yang ada disana, melempar pandang lurus kemudian. Suasana kembali hening.
Jika boleh jujur, Park Jimin begitu penasaran atas gadis itu, mereka sebenarnya tak cukup dekat. Sebab, mereka berkenalan hanya berkisar tiga bulan lamanya. Itu pun karena Jungkook yang mengenalkannya pada Rena.
"Rena?"
Panggilan Jimin sontak membuat gadis itu mengalihkan pandang kepadanya, mengulas senyum tipisnya gadis itu memandang penuh tanya kemudian. "Boleh aku bertanya?"
Rena terdiam, di antara semua teman satu grupnya hanya Jimin yang belum lama mengenalnya dibanding yang lainnya. Gadis itu mengangguk kemudian, membuat Jimin kini berganti mengulas senyum manisnya.
"Apa benar... bahwa kau dan Jungkook... terlibat perjodohan?"
Hening.
Pemuda itu meringis diam-diam. Astaga! Seharusnya ia tak menanyakan itu.
Terlepas dari semua rasa penasarannya pada gadis itu, memang hanya satu pertanyaan yang begitu mengganggunya selama ini. Gadis itu masih terdiam dengan susunan katanya yang tertahan dalam kerongkongannya, membuat Jimin kembali merutuki dirinya sendiri.
"Hey, maaf—"
"Kau berharap aku menjawab apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Fanfic[COMPLETED] [SUDAH DIBUKUKAN] AWAS! BACA INI BISA BUAT FLU DADAKAN SAMPE SESAK NAPAS! Jeon Jungkook. Dia datang lagi. Si Keparat yang suka mengejeknya. Si Keparat yang suka memukulnya. Si Keparat yang suka mencuri ciumannya. Bocah itu datang lagi. D...