Extra part: 1

5.4K 386 94
                                    

"Aku merindukannya begitu banyak. Namun, mungkin ia tidak?"

---

"Jeon Jungkook."

Ia memperkenalkan dirinya. Bersama dengan seulas senyum manis yang dilebarkan, jemarinya terulur riang. Ada rasa asing yang menggelitik, sukses membuat hatinya menghangat hanya dengan menempatkan harapan kecilnya.

Aku ingin tahu namanya.

Melepaskan pandangannya dari kotak makan miliknya, si gadis perlahan beralih menaruh perhatian pada Jungkook. Surainya yang tergerai bebas lantas turut menari manakala semilir angin menyapanya, ia menatap datar-mencoba menemukan satu jawaban dalam semua isi di dalam kepalanya; apa yang membuatnya datang padaku?

Gadis itu dapat menemukan seorang bocah laki-laki dengan senyum konyol miliknya tengah berdiri di depannya, ia menjulurkan tangannya bersama dengan tatapan berbinar miliknya. Netra mereka bertubrukan kemudian, Jungkook tak kuasa untuk menahan senyumnya hingga kemudian semakin melebar hanya dengan bertemunya manik mereka. Sesederhana itu. Jungkook suka.

Gelenyar asing timbul, sukses membuat rasa senang membuncah di dalam sana. Manalagi mendapati gadis cantik itu menatapnya, rasanya, dunia tengah berpihak padanya.

Ia suka. Ia menyukainya.

Tatapan itu, ekspresi itu, hingga sikap yang diberikan gadis itu kendati tidak sesuai dengan harapannya dapat membuat Jungkook tersenyum dengan sendirinya kala ia mengingat.

"Joan Rena." Ia membalas.

Jungkook tertawa senang, ia kembali menarik tangannya yang tidak terbalas dan lekas memasukkannya ke dalam saku jaketnya. Rena kembali menusukkan garpu pada kentang miliknya, lantas memasukkannya ke dalam mulutnya dan mengunyah lambat hingga membuat kedua pipinya mengembang.

Melihat itu, Jungkook spontan berbinar. Lucunya.

Si gadis tampak tidak peduli dengan kehadirannya, ia hanya acuh dan menekuni makan siangnya alih-alih berbincang atau bahkan sekadar menatap Jungkook. Hal itu, entah mengapa semakin membuat Jungkook gemas sendiri.

Mencoba mendekat, mengambil satu buah kentang dan asal memakannya sukses membuat Rena terdiam. Sepersekon kemudian ia melotot dan menatap Jungkook tak habis pikir, sedang yang ditatap sibuk mengunyah dengan kepala menengadah-berpikir bagaimana rasanya.

"Ya?!" Rena berteriak padanya.

"Ini enak. Kau bahkan tidak menawarkannya sedikit pun padaku," Jungkook mengomel. Ditatapnya Rena yang balas menatapnya sengit, lantas kembali menjulurkan jemarinya untuk mencoba mengambil lagi kentang yang lainnya. Namun Rena buru-buru memukul tangannya seraya mendesis kesal.

"Kita bahkan tidak sedekat itu untuk berbagi. Bagaimana bisa kau merasa dekat hanya karena saling bertukar perihal nama?"

Jungkook lantas tertegun. Tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini sebelumnya. Hei, ini rasanya keterlaluan, tidak?

Jungkook pikir, ia tidak seburuk itu hanya dengan mengambil makanan milik orang lain. Gadis yang disukainya.

Tentu. Memangnya, si gadis tahu jika Jungkook menyukainya? Oh, Jungkook bahkan telah mengira-ngira dengan matang; Rena tidak menyukai kehadirannya. Apa lagi menyukainya?

Namun sayangnya, Jungkook tidak setenang itu. Ia mendadak kesal dengan ucapan Rena, seolah-olah gadis itu tidak menyukainya dan lebih memilih kentang berharga miliknya itu daripada dirinya.

"Benarkah?" Sudut bibirnya tertarik ke atas, Jungkook menatap remeh yang sukses membuat Rena menatapnya tajam.

"Kalau begitu aku akan mengambil semuanya darimu!"

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang