2015
"Ini rumahku."
Kedua iris Rena berpendar ke segala arah tatkala tungkainya masuk ke dalam rumah Jeon Jungkook, menyorot tiap inti ruangan dengan decakan kagum, tak lepas barang sejengkal pun dari persepsi menyenangkan miliknya.
"Besar sekali?"
Jungkook mengangguk antusias, seolah Rena baru saja menyatakan kebenaran perihal ia yang telah jatuh cinta pada gadis itu dengan hati yang berbunga-bunga. Bocah sekali!
Jungkook terkekeh kala gadis itu tak henti-henti menyerukan nama Tuhan seraya kedua irisnya mengamati. "Sebenarnya, ini rumah ayahku, hehehehe."
Rena menoleh, melempar senyum manisnya kala mendengar kalimat Jungkook padanya, "Iya, aku tahu."
Menyahut lengan Rena dengan pelan, Jungkook menarik gadis itu untuk mengikutinya, bersama dengan seorang bodyguard dan pembantu miliknya yang mengekor di belakang Tuan muda itu, "Ayo, akan kutunjukkan kamar barumu."
Dinding bercat abu-abu.
Dan Rena mengernyit karenanya, bukankah ia sudah mengatakan warna pastel favorit miliknya pada Tuan Jeon dua hari yang lalu sebelum pindah? Apa dia lupa?
"Abu-abu?" gumam gadis itu.
Jungkook mengangguk, "Benar. Aku menyukainya."
Oh baiklah, tidak masalah. Perihal warna dinding, mungkin Rena dapat adaptasi setelahnya.
Lagi, gadis itu kembali menangkap pada satu titik yang berakhir memenuhi kamar, lengkap dengan beberapa tulisan yang nyaris membuatnya pening, gadis itu kembali bergumam, "Iron man, Thor, dan ini... Superhero?"
Jungkook kembali mengangguk antusias dengan senyum riang yang tersemat pada bibirnya, "Aku menyukainya."
Tunggu! Rena yakin, dia sudah mengatakan semua hal favoritnya pada Tuan Jeon kemarin. Kenapa mendadak berubah jauh sekali?
Rena menatap Jungkook penuh harap nan tanya, melepaskan genggaman tangan Jungkook padanya, mata gadis itu berkedip lucu, "Tidak ada boneka barbie?"
Dengan cepat, Jungkook menggeleng, "Aku tidak menyukainya."
Sebentar! Semua bergantung pada apa yang disukai Jeon Jungkook. Benar?
Rena terdiam, memaksa otak penuhnya untuk bekerja, "Jadi... ini kamarmu atau kamarku?"
Sepersekon kemudian, suara tawa samar-samar terdengar dari belakang, pada pelayan dan bodyguard yang saling melempar tawa menggelikan, menertawai kedua bocah yang nyaris mencapai arena pertarungan panas itu.
Jeon Jungkook menghela napas kecil, melirik kedua tangannya yang sibuk menautkan jemarinya sendiri, kemudian mendongak menatap cerah pada Joan Rena. "Hei, kau harus terbiasa, sebab, kita akan tinggal bersama nantinya."
"Aku tidak mau."
Hening.
Kedua orang dewasa yang berada di belakang sontak membelalak, menatap was-was pada Jungkook yang terdiam penuh tanda tanya kala kedua tangannya beralih mengepal. Jeon Jungkook sama sekali tidak menyukai penolakan dalam bentuk apapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/144410296-288-k947735.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Fanfiction[COMPLETED] [SUDAH DIBUKUKAN] AWAS! BACA INI BISA BUAT FLU DADAKAN SAMPE SESAK NAPAS! Jeon Jungkook. Dia datang lagi. Si Keparat yang suka mengejeknya. Si Keparat yang suka memukulnya. Si Keparat yang suka mencuri ciumannya. Bocah itu datang lagi. D...