11 years ago
Jungkook mengerjap sekilas, menatap tak percaya bahwa hadiah yang dimaksud ayahnya adalah gadis yang selama ini diincarnya, "Bagaimana bisa?" gumamnya tanpa sadar begitu foto sang gadis disuguhkan ayahnya.
"Ayah tahu Jung." Sang ayah terkekeh kecil kemudian.
"Ayah, dia akan tinggal bersamaku bukan?" tanya Jungkook antusias, sedang balasan yang diterimanya adalah sang ayah yang mendelik sempurna.
"Siapa bilang?"
Jungkook mengernyit, "Bukankah Ayah bilang bahwa kalian menjodohkanku dengannya? Itu berarti kami akan tinggal seatap bukan?"
Oh, astaga! Sang ayah mendadak ingin mengembalikan Jungkook ke rahim ibunya.
"Mengapa kau berpikir begitu?"
"Karena aku calon suaminya. Aku benar 'kan?"
Oh, my?
Sang ayah mencoba menelan ludahnya kasar, menekan kuat-kuat kekesalannya. Diusia yang dini seperti ini, darimana Jungkook belajar seperti itu? Heol!
"Dengar Jung, kalian masih kecil. Kau juga bilang pada Ayah bahwa gadis itu terlihat kesal tiap kali ada kau di dekatnya bukan? Bukankah dia akan semakin kesal saat kalian seatap?" Sang Ayah mencoba melemparkan bujukannya.
Jungkook sontak menggeleng cepat, menatap tak terima pada Tuan Jeon, "Salah, salah! Bukankah jika kita tinggal seatap, dia akan lebih sering melihatku? Lalu dia akan terbiasa dan mulai jatuh cinta padaku. Seperti itu, Yah!"
"Jung, kau keliru-"
"Ayah yang keliru!"
Demi apa pun, Tuan Jeon nyaris mengubur hidup-hidup Jungkook bila tak ingat bahwa ia hanya memiliki satu keturunan yang tinggal bersamanya saat ini setelah sang kakak ditarik jauh oleh mantan istrinya. "Hey, kalau begitu katakan pada Ayah, apa yang akan kau berikan padanya bila kalian seatap?"
"Banyak. Aku akan memberikan mainan untuknya, seperti boneka barbie, peralatan memasak, atau tumpukan komik nantinya," jelas Jungkook berapi-api.
Tuan Jeon menghela napasnya lega, ia tidak berharap bahwa Jungkook akan menjawab bila ia akan memberikan keturunan padanya. Bisa gila pria berumur nyaris kepala empat itu.
Mencoba melempar bujukan kembali, Tuan Jeon memasang senyum manisnya, "Begini Jung, yang Ayah maksud adalah bahwa pernikahan dan tinggal seatap tidak semata-mata berbobot pada cinta. Kau perlu menghidupinya nanti, memberikan jatah uangmu untuknya, dan kau perlu bekerja untuk dapat menghidupinya. Dengar, Ayah berjanji jika sudah waktunya, kalian akan seatap."
Jungkook mengerucutkan bibirnya, pipi gembilnya itu semakin terlihat menggemaskan bersama dengan kepala yang menunduk serta bibir melengkung ke bawah, harapan bersama gadis itu sepertinya harus ia telan bulat-bulat, "Jika nanti dia diambil orang bagaimana? Dan dia pasti akan kesal terus padaku."
Tuan Jeon nyaris terbahak jika saja tidak tahu kondisi hati Jungkook saat ini, sejenak membasahi kerongkongannya dengan segelas air, pria itu kembali berujar, "Kalau begitu, kau harus menjaganya! Memastikan bahwa perasaanmu hanya untuknya. Juga perasaannya hanya untukmu. Selama itu, buat gadis itu nyaman denganmu."
❇❇❇
Kekesalan yang memuncak pikir Jungkook, hingga jemari kakinya terasa sakit sekali. Pemuda itu merutuki ulah Rena padanya satu menit yang lalu, "Rena?" panggilnya lirih.
"Hm?"
Pemuda itu kembali mendekatkan dirinya serapat mungkin, mencoba menghilangkan celah antar lengan mereka, nyaris dikatakan mendesak, "Tidakkah kau pikir kakimu itu beralih menjadi beton? Rasa-rasanya tulang jemariku akan putus sebentar lagi," keluh Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Fanfic[COMPLETED] [SUDAH DIBUKUKAN] AWAS! BACA INI BISA BUAT FLU DADAKAN SAMPE SESAK NAPAS! Jeon Jungkook. Dia datang lagi. Si Keparat yang suka mengejeknya. Si Keparat yang suka memukulnya. Si Keparat yang suka mencuri ciumannya. Bocah itu datang lagi. D...