Chapter 18

3.9K 548 24
                                    

Let's enjoy~

———

"Iya. Kau di bawah? Hei aku bisa—oke, aku akan turun sekarang. Iya, tidak, tidak. Jangan menyusul!" Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Rena segera meraih koper mini miliknya dan segera berjalan menuju lift. Sangat tidak pantas rasanya jika Jimin menunggunya terlalu lama. Namun, saat menemukan Jungkook yang juga baru saja keluar dari apartemen miliknya dengan juga membawa sebuah koper dan sebuah kamera yang melingkari lehernya, ia mendadak terdiam.

Saat menyadari akan presensi Rena di sebelahnya, pemuda itu pun mengulas senyumnya seraya melambai. "Sudah siap? Ayo ke—"

"Aku bersama Park Jimin," sela Rena cepat-cepat, seolah tak membiarkan suara Jungkook mendera rungunya kembali dan segera berjalan lebih dulu.

Jungkook pun hanya balas melebarkan kedua irisnya seraya beberapa kali berkedip bimbang setengah kecewa, "Yahh, padahal aku sudah membayangkan sesi romantis saat di mobil nanti. Aku lupa, dia, kan, marah padaku," dumelnya seraya menarik diri untuk turun untuk mengikuti Rena.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi, Jungkook dan Rena memilih untuk berbeda mobil. Lebih tepatnya, Rena yang sengaja menjauhkan diri. Gadis itu memilih semobil dengan Jimin dan Yoongi, sedang Jungkook bersama Taehyung, Hoseok, dan Namjoon. Seokjin? Bersama dengan kekasihnya, Hwang Ryujin.

Hanya ada gurauan canda dan tawa yang disuguhkan manakala kedua iris milik Rena dan Jimin tak henti-hentinya menyipit, tawa renyah yang dilontarkan, juga dumelan kuat-kuat milik Yoongi yang sebagai sasaran kejahilan mereka berdua. Sesekali Yoongi akan mengumpat, memukul keras-keras kepala Jimin dan menutup telinganya kembali dengan earphone. Menurutnya, mulut Jimin itu tidak terbatas.

Dan memang benar, hal-hal yang dibicarakan memang tak pernah menetap di satu titik, melainkan random. Jimin pandai mencairkan suasana, dan Rena selalu pandai terbuai dengan senyum manis yang diulas Yoongi sesekali.

"Jika kau tidak percaya, kau boleh melihat videonya nanti. Aku punya banyak rekaman Yoongi hyung saat mendengkur keras-keras di tengah-tengah—"

Pakhh

"Akhhh—"

"Aku menyesal karena tidak membawa jarum jahit tadi," ujar Yoongi dengan wajah kesalnya, membuat Rena menahan tawa sekuat mungkin. Sedang, Jimin hanya meringis sembari mengusap pelan kepalanya.

"Kita sudah sampai," ujarnya kemudian seraya menginjak rem.

Mereka memilih villa kecil di pinggir pantai sebagai tujuan penghilang penat selama empat hari ke depan, Namjoon bilang, itu adalah letak strategis untuk menikmati matahari terbit hingga terbenam. Pilihan yang baik untuk mereka yang tengah dimabuk asmara dan patah hati.

"Tidak. Aku akan membawanya, Jim," tolak Rena saat Jimin nyaris meraih kopernya.

"Ey, jangan begitu! Aku ini kan laki-laki, tidak mungkin—"

Sreeett ...

"Cepat masuk!" sela Yoongi seraya menarik koper Rena dan membawanya masuk begitu saja. Well, pendekatan yang gagal di awal. Hanya karena Min Yoongi.

Jimin lekas mendengus keras-keras, namun tak lama kemudian kembali mengulas senyumnya seraya berujar pelan, "Ayo masuk!"

Rena hanya mengangguk dan nyaris mengikuti langkah Jimin, namun, saat Ryujin mendadak memanggilnya dan berjalan mendekat ke arahnya, kiranya ia seperti baru saja melepas rindu. "Hai, Rena."

"Woahh, kau juga ikut, kak?"

"Tentu saja, aku merindukanmu." Mereka saling berpelukan layaknya kaum hawa pada umumnya, hingga kemudian suara Seokjin menengahi.

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang