"Hallo?"ucap Rafel seraya mengangkat telfonnya
"Hallo sayang, ada apa?"jawab wanita disebrang telfon, Tissa-kekasihnya
"Kamu sibuk gak?"tanya Rafel
"Gak, kenapa?"
"Kamu bisa ke kantor aku gak?"
"Bisa, emang ada apa? Mau lanjut yang kemarin?"goda Tissa dengan nada genit nan manjanya
"Pokoknya kamu dateng aja ya, ke kantor aku"
"Yaudah deh, iya nanti aku ke sana"
"Oke, bye"
"Oke sayang"
Rafel menutup telfon dan memasukkan ponsel kedalam saku celana kerja nya dan bersiap siap untuk menuju ke kantor.
****
Sesampainya di kantor, seperti biasanya sudah terdapat Fisa yang tengah berkutat dengan pekerjaan barunya sebagai sekertaris, yaitu memeriksa berkas berkas yang nantinya akan ditandatangani oleh Rafel dan juga menyusun jadwal yang akan Rafel laksanakan.
"Selamat pagi pak Rafel, assalamualaikum"ucap Fisa saat menyadari kedatangan Rafel dan segera berdiri untuk menyambutnya
"Waalaikumsalam"jawab Rafel memasuki ruangannya dan diikuti Fira dibelakangnya
Fira memberikan berkas kepada Rafel dan segera membacakan schedule nya hari ini.
"Tolong buatkan saya kopi"ucap Rafel masih berkutat dengan berkasnya
"Saya pak?"tanya Fira
"Iya"
Fira segera beranjak ke dapur kantor dan membuatkan kopi untuk atasannya. Setelah selesai, ia kembali ke ruangan Rafel dengan nampan dan secangkir kopi diatasnya.
Fira membuka pintu dan terkejut dengan apa yang terjadi dihadapannya. Rafel yang tengah berlutut dihadapan seorang perempuan yang membelakanginya, sehingga ia tidak dapat melihat siapa perempuan itu. Tetapi Fira paham dari cara berpakaian, bentuk tubuh dan gaya rambut yang panjang dan digerai, itu adalah Tissa-kekasih Rafel.
Dan yang membuatnya lebih terkejut dan merasakan sakit didalam hatinya serta pandangan yang tiba tiba mengabur karena adanya genangan air yang menumpuk di kelopak matanya adalah, tangan Rafel yang menyodorkan sebuah kotak merah beludru yang terbuka dan menampilkan sebuah cincin berlian. Apakah saat ini Rafel tengah melamar Tissa sebagai istrinya?
Yang menjadi pertanyaannya saat ini adalah, mengapa dadanya terasa sakit melihat adegan itu? Apa hubungannya? Apa urusannya? Dia tidak punya hak atau apapun tentang Rafel, tapi kenapa ia merasakan sakit didadanya? ,Batin Fira berkecamuk
Tanpa fira sadari, tangan yang ia gunakan memegang nampan melemah, membuat nampan dan juga isinya terjatuh ke lantai, dan menimbulkan bunyi yang berhasil mengusik dua sejoli yang ada dihadapannya.
Prangg
Semuanya terkejut, begitupun Fira yang merasa dirinya teledor telah menjatuhkan nampan itu.
"Fira?!"ucap Rafel menatap Fira datar
"M.. ma..maaf pak, saya gak sengaja"Fira segera membersihkan pecahan cangkirnya dan membawanya kembali kedapur, setelah itu, ia menyuruh seorang OB untuk membersihkan lantai bekas tumpahan kopi tadi.
Fira kembali ke meja kerjanya, dan melanjutkan pekerjaan agar ia bisa melupakan masalah tadi. Ia juga bingung, ada apa dengan dirinya, mengapa bisa berlaku seolah olah Rafel adalah miliknya? Dia memang pernah menjadi pengagum seorang Rafel. Entah karena apa yang bisa membuat hatinya bisa merasa bahagia ketika melihat Rafel. Entahlah, mungkin hanya tuhan yang tau apa isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife #3✔
Short StorySEQUEL MY HUBBY Masih ingat sama anak sulungnya abi Nathan sama umi Syifa? Ya, Rafelino Gibran Arrafka. Cucu pertama dari tuan dan nyonya besar Arrafka yaitu Fathan dan Rasya Arrafka. Yang memiliki perusahaan Arrafka Group yang cabangnya telah meleb...