Fira turun dari taksi didepan sebuah gedung besar, tepat saat adzan maghrib berkumandang. Ia mengedarkan pandangannya, mencari tempat yang kiranya bisa ia gunakan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Dan ia menemukan sebuah mushola kecil di dekat gedung hotel itu. Ia melaksanakan shalat maghrib disana.
Setelah selesai ia keluar dari mushola itu, dan memakai sepatu miliknya yang tadi ia lepas sebelum masuk mushola.
Saat baru berdiri dan mengambil tas nya, ia ditarik oleh seorang perempuan yang terlihat masih muda, ke dalam hotel lalu ditarik ke dalam lift
"Lepasin!"ucap Fira menepis tangan perempuan itu dengan sedikit kasar.
"Kamu siapa?"tanya Fira agak takut, karena memang dandanan perempuan itu yang terlihat sedikit urakan.
"Gak usah banyak nanya, lo ikut gue aja"ucap perempuan itu dengan tajam
Fira hanya mampu diam dengan ketakutan didalam hatinya. Ia juga beristighfar meminta pertolongan pada allah, agar ia selalu terhindar dari segala hal buruk yang bisa saja menimpanya.
Lift terbuka, dan perempuan itu kembali menyeretnya ke sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar pengantin. Karena diatas ranjang yang sudah terdapat taburan kelopak bunga berbentuk hati, di sisi dinding yang sudah dihiasi berbagai macam pernak pernik yang memang biasa digunakan untuk menghias kamar pengantin.
Fira didudukan disebuah kursi rias oleh perempuan itu.
"Lo tunggu sini, dan nanti ada beberapa orang yang mau dandanin lo"ucap perempuan itu dan hendak pergi, tetapi segera dicekal oleh Fira
"Sebentar, aku mau diapain?"panik Fira, ia takut jika akan ada yang menyakitinya atau apapun itu yang akan membahayakannya
"Udah lo duduk aja, ikuti apa yang bakalan mereka lakuin sama lo, gue pergi dulu"
Fira hendak mencegahnya lagi, tetapi terlambat, karena orang itu sudah keluar dan menutup pintunya kembali.
Fira mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling ruangan itu. Lalu pandangannya terfokus pada sebuah benda yang tergeletak diatas meja rias. Ia mengambilnya, benda itu adalah sebuket bunga, yang terdapat surat kecil di atasnya. Fira mengambil surat itu lalu membuka dan membacanya.
Dear my wife
Sayang
Engkau bagaikan matahari dan aku bagaikan bulan.Ketika malam datang, kau akan memancarkan cahayamu kepada bulan, yang akan membuat bulan itu menjadi bersinar, walaupun nyatanya bukan dari bulan itu sendiri
Sama seperti kamu, yang memberikan cahayamu untuk aku, memberikan penerangan untuk aku, sehingga dunia ku bisa kembali tersinari oleh mu, dan tak lagi gelap seperti dulu
Bulan tanpa matahari, dunia ini akan gelap. Sama seperti aku tanpa kamu, bagaikan ambulan tanpa uwiw, uwiw uwiw😅. Maksud aku, aku tanpa kamu, duniaku gelap, kehilangan cahaya hidupku.
Tapi berbeda dengan kamu, kamu mampu bercahaya walaupun hanya sendiri. Bahkan kamu mampu memberikan energi untuk semua makhluk hidup didunia ini.
Sayang, maaf ya, aku bukan cowok puitis yang mampu membuatkan puisi cinta, aku juga bukan cowok romantis yang bisa membuat kamu menjadi perasa, akupun bukan orang humoris yang mampu membuatmu tertawa. Tapi yakinlah, disetiap nafasku, aku ingin selalu bersama, dalam suka dan duka, aku ingin bahagia bersamamu hingga ragaku tak lagi bernyawa. Wahai tulang rusukku, engkaulah bidadari surgaku
Love you sayang
Selamat ulang tahun.
Wish you all the bestR.G.A
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife #3✔
Short StorySEQUEL MY HUBBY Masih ingat sama anak sulungnya abi Nathan sama umi Syifa? Ya, Rafelino Gibran Arrafka. Cucu pertama dari tuan dan nyonya besar Arrafka yaitu Fathan dan Rasya Arrafka. Yang memiliki perusahaan Arrafka Group yang cabangnya telah meleb...