Saat ini kandungan Fira sudah memasuki bulan ke delapan, perutnya sudah semakin membuancit, yang membuatnya kesulitan untuk bergerak.
Fira juga sudah resign dari kantor milik suaminya sejak beberapa hari yang lalu. Sebenarnya Rafel sudah melarangnya bekerja semenjak Fira diketahui tengah mengandung, tetapi apalah dayanya, ia hanya ingin melihat istrinya bahagia, sehingga ia selalu menuruti segala keinginan istrinya.
Sejak usia kandungan Fira menginjak lima bulan, Rafel sudah menyuruh Fira untuk berhenti bekerja, tetapi kembali lagi pada Fira yang selalu mengeyel jika diberi tahu, dan alhasil baru beberapa hari ini Fira berhenti bekerja, itupun dipaksa oleh Rafel.
Mungkin jika tidak dipaksa oleh Rafel, ia akan terus bekerja. Tidak perduli dengan keadaannya, yang tengah hamil tua, yang dimana baru beraktivitas sedikit saja akan membuatnya lelah. Tapi Fira tetaplah Fira, seorang perempuan tangguh yang selalu melakukan kewajibannya, baik sebagai makhluk beragama, sebagai seorang istri, dan sebagai seorang sekertaris untuk suaminya.
Dan sekarang ia berada dirumah tengah menyiapkan sarapan bersama ART yang dulunya bekerja dirumah besar milik Rafel, yang sekarang dipindah kerumahnya, lebih tepatnya rumah milik Almarhum ayah Fira.
Fira yang sedang mengiris bawang, sedangkan ART yang diketahui bernama Tika tengah mengoseng sayur kangkungnya.
Entah bagaimana Ceritanya, tanpa sadar Fira bukannya mengiris bawang, malah mengiris jarinya, yang sontak membuatnya menjerit kaget.
"Awss"ringis Fira seraya meletakkan pisaunya, lalu menekan jari telunjuknya yang mengeluarkan darah agak banyak.
"Ya ampun bu Fira?"pekik Tika seraya mematikan kompornya, hendak mendekati sang majikan, tetapi terlambat karena Rafel sudah lebih dulu sampai dihadapan Fira.
Rafel mengambil tangan Fira, mengambil alih telunjuk Fira dan menariknya ke wastafel yang ada didapur serta membasuhnya dengan telaten dan pelan.
Setelah bersih, Rafel mendudukan sang istri di kursi meja makan, dan ia mengambil kotak obat yang berada di lemari didapur.
Rafel berjongkok dihadapan Fira dan mulai mengobati luka Fira dengan memberikan cairan antiseptik, lalu obat metah dan ia balut dengan hancaplast.
"Udah!"ucap Rafel lalu mengecup telunjuk Fira dan mendongak sambik tersenyum menatap wajah istrinya.
"Makasih ya mas"ucap Fira membalas senyum suaminya
"Iya, lain kali hati hati, jangan teledor"ujar Rafel lalu berdiri dari jongkoknya dan mengecup kening sang istri.
"Oh iya sayang, aku meeting mendadak pagi ini, jadi aku harus berangkat sekarang, buat siapin materi meetingnya, kamu gak apapa kan aku tinggal?"ucap Rafel
"Mas gak mau sarapan dulu?"tanya Fira memegang pergelangan tangan suaminya
"Gak sayang, nanti aku sarapan di kantor aja"ucap Rafel lalu membungkuk menyetarakan wajahnya didepan perut sang istri
"Sayang, jagain bunda ya, ayah mau berangkat dulu, assalamualaikum"ucap Rafel lalu mengecup perut istrinya sebanyak dua kali disisi kanan dan juga kirinya.
Setelah itu ia mengusapkan tangannya disana dengan lembut, memutari seluruh permukaan perut sang istri. Selesai bercengkerama dengan anaknya, ia kembali berdiri dan menyodorkan tangannya yang segera diterima oleh Fira dan disalaminya
"Aku berangkat ya, kalo ada apapa kamu telfon aku, assalamualaikum"ucap Rafel kembali mengecup kening istrinya
"Waalaikumsalam, hati hati mas"ucap Fira seraya tersenyum, dan dibalas senyuman pula oleh Rafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife #3✔
Short StorySEQUEL MY HUBBY Masih ingat sama anak sulungnya abi Nathan sama umi Syifa? Ya, Rafelino Gibran Arrafka. Cucu pertama dari tuan dan nyonya besar Arrafka yaitu Fathan dan Rasya Arrafka. Yang memiliki perusahaan Arrafka Group yang cabangnya telah meleb...