Epilog

25.5K 739 18
                                    

Oek oek oek oek oek oek

Suara tangis bayi saling bersahutan didalam sebuah ruangan bersalin disalah satu rumah sakit besar. Sepasang orang tua yang menjadi ayah dna juga ibu mereka sangat bahagia, karena anak kembar mereka bisa lahir dengan selamat serta sehat wal'afiat.

Mereka adalah Fira dan Rafel, sepasang orang tua yang baru saja resmi sejak beberapa menit yang lalu.

Anak mereka kembar sepasang, laki laki dan perempuan. Anak perempuannya yang lahir terlebih dahulu, berbeda 10 menit dengan si anak laki laki. Dua duanya sangat cantik dna juga tampan, mirip ayah dan bunda mereka.

Dua duanya sudah di bersihkan dan juga diadzankan oleh sang ayah. Kini si anak perempuan tengah digendong oleh ayha tampannya, karena ia baru saja meminum ASI eksklusif dari ibunya, kini tinggalah si bujang yang tengah menyusu pada ibunya.

Rafel dan Fira sejak tadi selalu tersenyum, bahagia, mereka bahagia sangat bahagia.

Fira yang duduk diatas brankar sambil memangku anak laki lakinya dan juga menyusuinya, sesangkan Rafel duduk disofa sambil meletakkan anak perempuannya didadanya agar si anak dapat merasakan kehangatan pelukan sang ayah.

Rafel memandang Fira dengan senyum manis nan lembutnya, memberi tahu bahwa ia sangat bahagia dan juga berterima kasih pada sang istri yang sudah berjuang mengandung dan juga melahirkan kedua anaknya.

Rafel membawa anak dipelukannya, mendekat kearah sang istri, lalu duduk dikursi sebelah brankar istrinya.

"Haifa Adelia Arrafka"ucap Rafel tersenyum sambil menunduk menatap wajah polos anaknya yang tengah tertidur lelap didadanya. Lalu kembali mendongak menatap sang istri yang tersenyum kearahnya.

"Hanif Adelio Arrafka"ucap Fira, mengusap kepala anaknya yang masih menyusu.

"Semoga kalian bisa jadi anak yang soleh dan solehah, bisa jadi anak yang baik, anak yang berguna bagi nusa bangsa dan juga agamanya."

"Aamiin"

"Uluh uluh, anaknya ayah, cantik banget sih ini, kaya bundanya ya, cantik"ucap Rafel mengusap usap pipi Haifa, anak perempuan yang dipelukannya, membuat Haifa menggeliat tak nyaman.

"Iya nih, anaknya bunda juga ganteng banget, kaya ayahnya ya nak"ucap Fira tak mau kalah

Mereka saling melempar candaan bersama kedua anaknya yang pastinya belum tau apa apa.

****

"Yah!"pekik seorang anak perempuan dan berlari menuju ayahnya yang baru saja datang masih dengan pakaian kantornya, dan juga tas serta jas yang tersampir ditangannya

"Hallo sayang"ucap Rafel berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak sulungnya, Haifa.

"Cium dong, ayahnya"ucap Rafel mendekatkan wajahnya pada Haifa

"Mmm.. mah"Haifa mencium kedua pipi Rafel  membuat Rafel tersenyum lebar dan membalas ciuman anaknya

"Bunda sama abang mana?"tanya Rafel sambil menggemdong badan Haifa dan membawanya kedalam rumah.

"Na! (Disana)"ucap Haifa seraya menunjuk ke arah dapur, dan Rafel segera menuju ke sana.

Haifa dan Hanif kini berusia satu tahun, jadi ucapannya masih belum lancar, jalannya pun masih terpincang pincang, bahkan masih sering jatuh.

"Assalamualaikum!"ucap Rafel memasuki dapur dan melihat istrinya yabg tengah berkutat didepan kompor bersama Tika-ARTnya sedangkan Hanif tengah duduk di lantai sambil memainkan mobil mobilannya, serta memakan buah naga, yang membuatnya belepotan kemana mana, mukanya merah karena buah naga

My Wife #3✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang