Rafel terbangun dari tidurnya sekitar pukul 04.00 WIB. Ia merasakan sesuatu yang melingkari pinggangnya dan juga menempel ditubuhnya, membuatnya merasa hangat.
Posisinya berada sangat dekat dengan istrinya, karena Fira memeluknya erat dan menenggelamkan wajahnya di dada Rafel. Rafel tersenyum sambil mengusap tangan Fira yang memeluknya, lalu ia mencium puncak kepala Fira yang berada tepat dibawah dagunya.
Fira yang merasa terganggu dengan ulah Rafel pun menggeliat. Tetapi bukannya bangun, Fira malah semakin mengeratkan pelukannya dan menyamankan posisinya. Hal itu membuat Rafel sangat gemas dengan perilaku istrinya itu.
Rafel melepaskan pelukan Fira pelan lalu bangun dari tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak butuh waktu lama, Rafel sudah kembali keluar dengan wajah segar sehabis mandinya.
Fira belum juga bangun, padahal biasanya Fira akan terbangun lebih dulu, dari pada Rafel. Tapi kali ini, dia malah belum bangun juga, padahal sebentar lagi adzan subuh akan segera berkumandang. Apakah karena rasa nyaman tidur dipelukan suaminya, membuatnya sulit terbangun? Entahlah, Rafel pun tak tahu.
Rafel mengenakan baju koko serta sarungnya, dan tidak lupa juga peci hitam yang melekat di kepalanya, membuatnya semakin terlihat tampan.
Rafel mendekatkan dirinya pada Fira yang masih asyik bergelung dengan selimut. Rafel berjongkok dihadapan Fira yang memang tidak lagi mengahadap sisi ranjang yang tadi ditempati Rafel, tapi sudah berbalik, membuat Rafel bisa lebih dekat menatap wajahnya, walaupun sambil berjongkok.
Tangan Rafel terulur untuk menyibak helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Fira. Memang jika tidur Fira akan melepaskan hijabnya, itu berlaku sejak kemarin, sejak kejadian di taman, yang mana Rafel mengungkapkan perasaannya, sorenya Rafel meminta Fira untuk melepaskan hijabnya jika berada dihadapan Rafel, hanya dihadapan Rafel, bukan orang lain.
Rafel mengusap pipi Fira dengan ibu jarinya.
"Sayang, bangun yuk, udah subuh"ucap Rafel lembut dengan tangan yang masih setia mengusap wajah Fira.
Fira menggeliat dan menyamankan posisi tidurnya.
"Sayang! Bangun! Udah subuh"ucap Rafel lagi, kali ini Rafel sedikit menggoyangkan tubuh Fira
Dan berhasil, akhirnya Fira mengerjapkan matanya dan perlahan terbuka.
"Mas Rafel? Ada apa? Mau shalat?"tanya Fira dengan mata yang masih menyipit
"Iya mau shalat, kamu mau jamaah sama aku gak?"tanya Rafel lembut
"Shalat malam kan? Kan gak bisa jamaah"
"Shalat subuh, sayang"
"Oh sub... Hah?! Subuh?! Aku kesiangan dong?!"Fira kelabakan dan segera bangun dari tidurnya, membuat Rafel gemas sendiri melihatnya
"Belum adzan kok, mandi dulu gih"ucap Rafel seraya tersenyum manis dan menatap wajah Fira.
"Oh iya...."ucap Fira menggantung sambil menepuk jidatnya agak keras.
"Kenapa?"tanya Rafel bingung
"Ehehe, Fira lagi halangan"ucap Fira cengengesan.
"Hm kirain apaan, pantes aja kamu santai banget gitu bangunnya. Tadi gak sakit itu jidatnya ditepuk?"tanya Rafel
"Dikit sih"ucap Fira sambil mengusap jidatnya
"Makannya, jangan keras keras kalo mau tepuk jidat, mendingan tepuk tangan"ucap Rafel sambil mengusap jidat Fira penuh perhatian dan juga kelembutan
"Ngapain tepuk tangan?"ucap Fira menutupi kegugupannya karena perlakuan Rafel
"Ya dari pada tepuk jidat, kan sakit?"Rafel masih terus mengusapi jidat Fira tanpa perduli perasaan Fira yang sudah melayang jauh ke luar angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife #3✔
Short StorySEQUEL MY HUBBY Masih ingat sama anak sulungnya abi Nathan sama umi Syifa? Ya, Rafelino Gibran Arrafka. Cucu pertama dari tuan dan nyonya besar Arrafka yaitu Fathan dan Rasya Arrafka. Yang memiliki perusahaan Arrafka Group yang cabangnya telah meleb...