Hari-hari berlalu mereka semua jalani dengan ceria, tawa yang selalu Anneth dengar dari mulut teman-temannya, kata-kata gombal Deven yang membuat hati Anneth luluh selalu ia dengar dari mulut Deven setiap harinya, tak lupa juga tawa dari Joa dan Friden yang semakin hari juga semakin dekat. Perasaan Anneth campur aduk sekarang ini, Anneth sangat menyayangi mereka semua, Anneth tidak rela jika harus sampai berpisah dengannya.
"Anneth?"panggil Deven.
"Eh iya kenapa?"tanya Anneth tersadar dari lamunannya
"Kamu kenapa ngelamun?"tanya Deven.
"Gapapa, cuman kalau lagi ngumpul gini aku cuman sedih,"balas Anneth
"Sedih kenapa?"
"Iya, kita ga akan lama lagi pisah kan? Ga ada lagi canda tawa yang bakal aku denger setiap harinya."
"Anneth, jangan sedih-sedih ah,"ucap Deven "Namanya kompetensi, di sini pasti bakal ada yang pergi, ga mungkin kalau semuanya jadi juara kan?"
Anneth mengangguk
"Gapapa Anneth, walau nanti kita semua berpisah tapi kan setelah ajang ini selesai kita semua masih bisa kumpul?"
"Pisah di sini bukan berarti kita semua putus hubungan, jadi gausah sedih-sedih oke?"ucap Deven, ia terus menenangkan Anneth supaya tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
"Makasih ya Dev,"
"Makasih buat apa?"tanya Deven
"Makasih karena udah selalu ada di sisi aku, makasih udah selalu menenangkan aku, makasih karena kamu ga pernah lelah sama aku yang selalu sedih kaya gini. Makasih udah ada buat aku."ucap Anneth
Lelaki itu kemudian tiba-tiba menjadi salah tingkah, ini kali pertama ia mendengar perkataan semenyentuh itu dari mulut perempuan yang bukan keluarganya.
"Anneth ga perlu berterima kasih kaya gitu. Aku seneng karena selalu ada di samping kamu, aku seneng bisa jadi penenang kamu, aku seneng kamu selalu berbagi keluh kesah kamu ke aku, aku sangat senang Neth jadi kamu ga usah makasih kaya gitu, oke?"
Anneth tersenyum malu mendengarnya, lelaki itu sangat bisa membuatnya tersenyum.
Walau pada saat itu Anneth dan Deven belum ada hubungan apapun, namun mereka sudah sangat dekat layaknya sepasang kekasih.**
Babak elimination 2 akhirnya tiba, babak ini akan menentukan siapa saja yang berhak masuk ke babak spektakuler show.
"Deven."panggil Anneth
"Kamu ga gugup?"tanyanya
"Engga, buat apa gugup penyemangat aku ada di backstage."jawab Deven.
Anneth mengernyitkan alisnya
"Siapa?"tanya Anneth sembari memasang wajah sedikit marah."Mukanya biasain dong Anneth, orang penyemangatnya kamu ko."kata deven.
"Sempet sempet nya mau tampil gombal dulu."kata
"Aku gombalin kamu biar liat senyum kamu, kalau aku liat senyum kamu sebelum tampil aku kan jadi semangat."ucap Deven.
"Bisa aja, yaudah sana tampil goodluck ya"ucap Anneth
"Iya Anneth makasih ya"setelah bicara itu Deven langsung lari untuk memasuki panggung.
"Aku bangga sama kamu Deven."batin Anneth sembari memperhatikan Deven dari backstage
**
Setelah Deven tampil ia segera menghampiri Anneth dan berbicara pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (TAMAT)
Fanfic(Cerita ini tidak sesuai fakta, ada beberapa bagian yang sama dengan kehidupan nyata Anneth dan Deven namun tidak sama persis.) Ini adalah kisah cinta dua orang remaja yang saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Ajang pencarian bakat membuat ked...