Semua berawal dari kamu.
Kamu yang memulai, kamu juga yang mengakhiri.
Kamu yang memohon, kamu juga yang meruntuhkan.
Semua karna kamu, aku menjadi seperti ini. Menjadi terlalu cinta yang sebenarnya tak baik untukku.
Area MinYoon.
Bagi yang tidak su...
"Sialan, lo balik gak kasih kab-bacot, gw masih ngantuk. By!"
Cowok manis itu masih asik bergumul dengan selimut kumamonnya tanpa memperdulikan teleponnya yang berdering lagi terus menerus. Dia lelah karna perjalanan dari Inggris ke Korea memakan waktu yang cukup lama. Dan apa ini?! Dia baru tidur dan selalu diganggu dengan teleponnya. Sial. Karna terlalu bising Yoongi akhirnya meraba teleponnya kembali sambil mengutuk orang yang mengganggunya.
"Yoonnggiii..."
Setelah mendengar suara dari sebrang Yoongi langsung terduduk, dengan mata yang langsung terbuka lebar. "Wendy-ah?" Tanya Yoongi.
"Ya, kapan kau sampai? Kenapa tak mengabariku, hm? Apa kau melupakanku? Aku bahkan mengetahui kepulanganmu hanya dari berita pagi, aiihh."
Yoongi memengangi pelipisnya. Dia pusing. Penyebab pertama adalah sahabatnya, Jin yang menelfonnya dengan berteriak, dan penyebab kedua adalah Wendy, teman kuliahnya di Inggris.
"Ya, kenapa kau diam saja?" Tanya Wendy.
"Aku baru tiba dan harus tidur."
"Aih, kebiasaan yang tidak berubah. Baiklah tuan terkenal, sekarang istirahatlah, tapi pastikan kau bertemu denganku di minggu ini."
Akhirnya, akhirnya Yoongi bisa tidur kembali dengan nyenyak. Ahg, kenapa ini lebih sulit. Yoongi hanya ingin beristirahat. Baru saja Yoongi memejamkan matanya lagi, tapi lagi lagi ada pengganggu. Tidak, ini bukan dari suara telfonnya, melainkan ketukan pintu. Ahggg, bisakah Yoongi beristirahat seharian? Kenapa orang orang suka sekali menganggunya? Dan bukankah Yoongi sudah bilang ingin beristirahat? Akhirnya dengan malas dan terpaksa, Yoongi bangun lalu berjalan gontai ke arah pintu kamarnya.
"Sudah ku bil-Yaaaaa!!"
***
"AgustD? Siapa dia?"
"Kau tak mengetahuinya? Wah sungguh." Tanya Namjoon kaget.
"Tidak. Karna aku tidak perduli." Jawab Jimin acuh, lalu membaca kembali dokumen kontrak artis yang akan dinaungi agencynya. "Aku tidak setuju. Lebih baik batalkan saja kontrak kita dengannya sebelum terlambat."
Namjoon yang mendengar pernyataan Jimin hanya menyerngit dengan muka masam. Dia tak habis fikir dengan sahabat sekaligus bosnya itu. Dia sudah susah payah membujuk AgustD agar mau masuk ke dalam naungan JMent dan dengan entengnya setelah Namjoon berjuang dia tak mau mengontraknya? Wah, sungguh itu membuat Namjoon emosi. "Ya, bukankah kau yang menyuruhku merekrut rapper underground dan keputusan macam apa ini huh?!"
"Aku memang menyuruhmu, tapi orang Korea, bukan orang luar Namjoon-ah."
"Ya, apa kau pabbo? Dia lahir di Korea di-tapi kemudian dia tinggal di luar negeri. Aku tak menyukainya." Potong Jimin sambil berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah jendela ruangannya untuk menatap suasa kota Seoul sore hari.
"Baiklah ini keputusanmu. Jangan pernah memintaku untuk merubahnya." Balas Namjoon lagi sambil mengambil surat kontrak diatas meja Jimin lalu berjalan keluar.
Clenting..
Namjoon sent a photo.
"Untuk apa dia mengirimiku foto? Ck." Ucap Jimin sambil membuka pesan Namjoon dengan malas.
Namjoon "Kau akan menyesal broo. Tidak ada kesempatan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.