Jimin turun dari mobilnya. Berjalan dengan aura menyeramkan, khas dengan dirinya ketika dalam mood yang buruk. Tak menghiraukan sekitar, membuat para karyawannya takut hanya untuk sekedar menyapa.
Jimin menggunakan lift khusus, yang bisa langsung terhubung dengan ruangannya. Yang itu sebenarnya juga sangat jarang ia lakukan, kecuali jika ia benar-benar terdesak atau terlambat.
"Sekertaris Hyu, tolong kurangi jadwalku untuk hari ini. Dan jangan ada yang boleh menggangguku. Jika ada yang penting, kau harus lapor dulu padaku, melalui sambungan ini. Tak ada ketukan pintu." Perintah Jimin, setelah tiba di ruangnnya.
Rasanya ia sangat malas untuk melakukan semuanya. Ia sudah terlalu lelah, apalagi jika mengingat hubungannya dengan Yoongi. Tadi pagi, ia terbakar api cemburu karena melihat postingan Yoongi bersama lelaki itu, terlebih itu adalah mantan kekasihnya. Dan itu adalah salah satu penyebab moodnya buruk.
"Maaf sajang-nim, Suga ingin bertemu dengan anda."
Lamunan Jimin terhenti, setelah mendengar sekertarisnya mengucap nama Suga. Tapi sayangnya itu tak dapat meredam moodnya sama sekali, itu malah membuatnya semakin kesal.
"Aku sibuk. Jika ingin bertemu, nanti sore saja, di ruang latihan JHope."
Mendengar balasan dari Jimin yang sangat-sangat jarang menolaknya, membuat Yoongi menyerngit. Tapi ia akan mencoba mengerti. Mungkin Jimin benar-benar sibuk, atau malah sedang dalam kondisi tak ingin diganggu.
"Baiklah." Ucap Yoongi, kemudian meninggalkan meja sekertaris Jimin.
***
"Hosikie~"
Hoseok menoleh, melihat Yoongi berjalan ke arahnya, memasuki lift dengan keadaan lelah.
"Ada apa?" Tanya Hoseok, setelah Yoongi berhenti tepat disampingnya.
"Tidak ada." Jawab Yoongi, tapi dengan bibir mengerucut, dan wajah yang seakan sedang memikirkan segalanya.
"Jimin, ya?" Tanya Hoseok.
Mereka berdua kali ini sedang berjalan menuju ruang latihan Hoseok.
"Dia aneh. Aku bingung." Ucap Yoongi.
Yoongi akan lebih terbuka memang jika dengan Hoseok. Entah dari kapan, yang jelas Yoongi sudah benar-benar menganggap Hoseok seperti kakak kandungnya sendiri, walaupun umur mereka sama.
"Kalau boleh aku katakannya, Jimin tak sepenuhnya salah di posisi ini, Yoon."
Yoongi berhenti dari jalannya, dengan ekspresi kosong. Hoseok yang mengetahui, sedikit tak enak hati, tapi ia harus benar-benar mengatakannya.
"Maksudku kau tak seharusnya mengucapkan kalimat menyakitkan seperti itu ke arah Jimin. Kau tau, setelah kau berucap seperti itu Jimin mengajakku minum, dia mabuk, mencurahkan segalanya. Meracau tak jelas, menangis seperti layaknya seorang wanita yang sedang putus cinta." Terang Hoseok.
"Aku benci ketika ia membawa wanita kemarin."
"Kau cemburu."
"Ya, tentu saja aku cemburu." Jawab Yoongi enteng. "Aku sudah memikirkan semuanya, aku tau aku salah telah berucap seperti itu terakhir kali ketika bertemu dengannya. Dan kemarin malam, Brian hyung menyadarkan aku."
![](https://img.wattpad.com/cover/113301592-288-k613539.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY || MinYoon -(END)-
FanfictionSemua berawal dari kamu. Kamu yang memulai, kamu juga yang mengakhiri. Kamu yang memohon, kamu juga yang meruntuhkan. Semua karna kamu, aku menjadi seperti ini. Menjadi terlalu cinta yang sebenarnya tak baik untukku. Area MinYoon. Bagi yang tidak su...