15

8.4K 595 6
                                    

Warning!!!!! 21++ (THERE'S SOME MATURE SCENE CONTENT IN THIS CHAPTER, PLEASE BE A RESPONSIBLE READERS!)

Katakanlah aku wanita gila. Membutuhkan pengalihan terbesar dengan tidur bersama sahabat kakakku. Anehnya, dia sangat memahamiku. Maybe he's freaked out a little bit tetapi dia mempersilahkanku melakukannya layaknya sebuah sex doll.

"Apakah kondom tidak akan lepas jika kita melakukannya di air?" Jujur, aku takut jika kita tidak memakai pengaman, walaupun aku rajin meminum birth control pill.

"Doll, trust me...aku sering melakukannya,"

"Berapa banyak wanita yang sudah kau jamahi di bath tub ini?"

"Bukan bath tubini tetapi bath tub hotel,"

"Wait,kau tidak pernah mengajak mereka kemari?"

"Nope,"

"Satu pun?"

"Tidak satu pun..."

"So, this is your first time untuk melakukan seks di bath tub kamar mandimu sendiri?"

"Yeah, bisa dikatakan begitu..."

"So,seks yang kita lakukan di sofa juga pertama kalinya bagimu untuk melakukannya di pent house?"

"Bisakah kita tidak membicarakan hal itu?"

"Okay, let's get back to our business, shall we?" Ketika Spencer akan memasukkan miliknya di milikku aku menahannya.

"Benarkah kondom ini takkan lepas di air?"

"Oh, Doll... really? Aku sudah menegang daritadi!"

"Okay... okay... keep going... sorry, ini pertama kalinya bagiku..." 

Spencer hanya terkekeh lalu seperti biasa aku tak ingin menatap wajahnya dan matanya. Kubenamkan wajahku ke lehernya dan menggigit lehernya hingga berbekas. Kurasakan milik Spencer memasuki milikku dan aku mendesah di leher Spencer. Astaga, sungguh luar biasa.

Perasaan sakit yang kurasakan saat berada di rumah sakit terlupakan sejenak. Kepakan tubuh kami yang saling bergerak terdengar cukup kencang menggema di seluruh kamar mandi.

Spencer menangkup dadaku dan kurasakan mulutnya menghisap putingku dan membuatku hampir berteriak namun kutahan sendiri dengan tangan kananku. Aku takkan bisa menahan teriakanku dan tak bisa menahan untuk tidak menyebut nama Spencer keras-keras.

"Hulk, harder... please..." Pintaku dengan suara parau. Jika aku bisa berpikir jernih saat ini pasti aku takkan percaya suara tadi aku yang mengeluarkannya. Spencer kini menangkup bokongku dan menekankan miliknya lebih dalam ke milikku hingga membuatku meringis dengan nikmat.

"Fuck..." Rintihku.

"Sssh... pelanlah... aku tak yakin kakakmu tidak mendengar apa yang kita lakukan saat ini Doll...aku sedikit worry..." Kini kutangkup wajahnya dan kutatap matanya.

"Keep-doing-it...Harry jika tertidur hampir seperti orang mati, dia takkan mudah terbangun hanya karena our sex sound Hulk... calm..."

"Can I kiss you?"

"Not a chance..." 

"Shit, Doll..."

"Just, suck my tits... not my lips..." Spencer seperti kesal dan memutar bola matanya. Aku terkekeh melihat sikapnya yang seperti itu.

"Memutarlah..." Katanya.

"Why?"

"I'll fuck you from behind...jadi aku takkan tergoda untuk menciummu," Holy shit... that's sound so inappropriate yet so hot!

JUST, SKIP THE SHIT (#3 THE SHIT SERIES) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang