22

6.7K 490 31
                                    

Sudah sekitar tiga hari aku hampir tidak berbincang dengannya. Bukan karena seks yang kami lakukanalmost make love (I think so) tetapi Spencer setiap hari pulang ke rumah hampir larut malam. Karena aku mendnegar dia akan masuk kamar mandi pada pukul hampir satu pagi dan setelah itu aku mendnegar langkahnya membuka kamarku (aku tidak tahu apa maksudnya) setelah itu menutup pintu kamar mandi ku dan keheningan menerpa kembali.

Hari ini aku mengadakan rapat kepada seluruh pemilik kantor cabang RFO di lingkungan Asia. Terdapat Miku Hiroda, pemilik cabang Tokyo, Han Mi Rae dari Seoul, Xiao Min Shing dari Taiwan, Siti Fatima dari Kuala Lumpur, Stephanie Ming dari Singapore, Chai Daw Marok dari Bangkok dan Zach King dari Jakarta. 

Mereka datang jauh-jauh kemari untuk membahas mengenai perkembangan kantor cabang karena memang Bianca ingin sekali bertemu dengan mereka semua. Setelah selesai rapat aku berterima kasih kepada mereka semua karena telah datang sampai New York serta atas kerja keras mereka melebarkan sayap bisnis ini sampai ke Asia dan dikenal oleh banyak orang disana.

Kulihat Zach King menyadarkan tubuhnya di samping pintu ruang rapat lalu Zach mengedipkan matanya kepadaku dan memelukku. Zach King adalah calon sepupuku jika aku dan Jim masih menjadi sesuatu karena Istrinya adalah sepupu dari Jim.

"Natalie, you look... relax..."Katanya sambil tersenyum lebar.

"Gosh,kenapa semua orang mengatakan itu padaku? Apakah sebelumnya aku tampak kaku stress?" Tanya ku dengan heran.

"Stressful and stiff,"

"Really? Am I that bad?"

"Kalau mau jujur yes..." Zach menepuk pundakku.

"Jim is an asshole?"

"Yeah, rightapakah London tahu?"

"She knows,"

"Oh my god! How about Ahjumma?"

"Eommoni? Nah, London bisa menyembunyikan hal ini dari Ibu mertuaku, tenang saja hanya aku, London dan Harry,"

"Yeah, Bianca, Seth dan Anita...gosh,kenapa masalah pribadiku menjadi konsumsi publik?" Zach berdiri di sebelahku dan kami berjalan bersama menuju cafetaria kantor lalu kudengar dia tertawa lirih.

"Karena kalian sudah seperti pasangan suami dan istri, kalian seperti tidak terpisahkan satu sama lain, London dan aku sedikit shock mengetahui hal ini karena saat pernikahan kami berdua kalian tampak ready for the big game,"

"Do you mean the wedding?"

"Yeah,"

"It's our fault actually, I'm busy to spread the business and Jim busy to be a famous scriptwriter and sign a contract to the biggest company in states, so yeahkurasa ini kesalahan kami berdua," Setelah sampai di depan cafetaria Zach memesankanku café lattedengan banyak gula (aku senang dia masih ingat obsesi ku pada gula) dan memesankan kami berdua blueberry muffin(karena muffin buatan kafetaria kantorku sungguh luar biasa lezat)

Setelah pesanan kami komplit namaku dan Zach di panggil lalu kami memilih duduk di dekat jendela besar di sampingcounterkafetaria.

"Apa yang harus kukatakan kepada Ahjummanantinya?" Tanyaku kahwatir. Zach menyesap minumannya dan menggigit muffin miliknya dengan gigitan besar.

"You need to tell them, Nat,"

"Who? Ahjumma? Eomma? Appa?"

"Yes, semuanya! Jangan lupakan Jang Mi Imo,"

JUST, SKIP THE SHIT (#3 THE SHIT SERIES) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang