Warning! this chapter might contain 21+ content!
Spencer Frye
"Thanks Fe," Aku berterima kasih kepada manajer bar Apotheke dan Fe mengedipkan sebelah matanya padaku.
"Anytime Mr Frye," Fe adalah manajer terbaik yang pernah kumiliki. Banyak yang salah duga kalau Fe adalah pria.
Yeah, tubuhnya tinggi dan wajahnya sedikit maskulin namun terlalu manis untuk menjadi pria. Fe, wanita tulen dan tidak terpikirkan untuknya mengganti jenis kelaminnya walaupun dia menyukai wanita terkadang aku juga melihat dia menghabiskan waktu berduaan dengan pria, yeah aku tidak perduli dengan orientasinya, aku hanya puas dengan ketegasannya dalam bekerja.
"Ini sudah gelas keempatmu Harry, perutmu bisa sakit, kau tidak memakan apapun dan langsung meminum minuman keras," Kataku dengan nada khawatir. Harry meminum dua botol bir dan akhirnya memesan vodka. Aku merasa bersalah atas semua ini.
"I blame it on youSpenny!" Yeah, jelas-jelas dia sangat mabuk. Aku juga pantas disalahkan atas ini semua. Well,aku meniduri adiknya dan aku jatuh cinta pada adiknya.
Harry sangat overprotektif terhadap kedua adik perempuannya. Harry terlalu menyayangi mereka berdua, aku tidak memikirkan perasaan Harry yang begitu kacau jika aku benar-benar terlibat di dalam kehidupan Natalie. I mean,aku terlalu dibutakan oleh perasaanku sendiri hingga lupa bahwa ada sahabatku Harry di dalam hidup Natalie.
"Seperti yang kukatakan kepadamu sebelumnya, I'm so sorry dude," Kataku dengan sungguh-sungguh dan Harry menggeleng pelan lalu menyesap vodka kelimanya.
"How many times that you have bangin' on my little sister Spen?" Really Harry? Kau menanyakan hal itu padaku? Aku takkan pernah menjawabnya! Aku yakin jahitanku akan sobek setelahnya dan akan ada dua atau empat jahitan lagi setelah itu.
"Aaaaansssweeer meeee!" Oh, dia sangat mabuk.
"Stop it,kau harus berhenti minum... ayo, aku akan mengantarmu kembali ke hotel," Saat aku akan memanggil Fe di tombol pemanggil, Harry menahan tanganku.
"Please, don't hurt her..." Tiba-tiba suasana di sekitar kami terasa sangat... tegang. Wajar saja aku menjadi sangat tegang. Harry adalah kakak dari wanita yang kucintai. Kata-katanya seperti sebuah surat wasiat yang harus kupenuhi dan harus kupegang seumur hidupku.
"Natty... dia tampak sangat kuat diluar... aslinya, dia membutuhkan supportyang besar," Harry menundukkan kepalanya lalu tatapan matanya seperti menerawang entah kemana.
"Jim fucking Lee, dia mengurusinya seperti sebuah kewajiban baginya Spen... Natty tidak pernah benar-benar menikmati masa mudanya..." Harry menekan-nekan punggung tangannya lalu menghela nafas panjang.
"Semenjak kematian kedua orang tua Jim, Natty merasa Jim adalah tanggung jawabnya you know..." Harry bersendawa lalu ia cegukan dan tertawa kecil.
"Ia akan mengurusi si brengsek itu dari urusan terkecil hingga terbesar... namun, Natty juga sangat passionate di dalam pekerjaan yang ia sukai... apakah kau percaya bahwa rumah yang kami miliki di Los Angeles adalah hasil pembelian dari pakaian yang Natty jual saat dia masih menjadi mahasiswa di NYU?" Harry tertawa kecil lagi dan tersenyum ,"She's amazing Spen... terlalu luar biasa adikku itu..." Aku masih terdiam dan membiarkan Harry melanjutkan ceritanya.
"Natty menjual pakaian lama yang ia rombak lagi agar menjadi baru atau merombak pakaian yang tidak menarik menjadi baru kembali, terkadang aku bingung darimana dia bisa mendapatkan bakat itu... Ibuku sangat tidak kreatif sedangkan Ayahku seorang dokter herbal, aku hanya ahli di bidang perhitungan dan Grace? Aku rasa hanya make up dan seks yang mengisi pikirannya... sedangkan Natty? She's extraordinary di dalam keluarga kami Spen..."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST, SKIP THE SHIT (#3 THE SHIT SERIES) [END]
Literatura FemininaWARNING! 21++ ( Due to some mature scene and content, underage is not allowed to read this story... please be a responsible reader) Natalie Kim, 27 tahun seorang COO Runway Fashion Online. Uang bukanlah masalah baginya. karena dia seorang business...