Astaga! Buka2 WP Just, Skip The Shit udah 15K aja! 😭😭😭 aku terharu!!!!makasih banyaak ya guys!!! love love!
Tanganku berkeringat berlebih dan jantungku berdegup dengan kencang, perutku terasa seperti terlilit dan rasanya aku ingin muntah. Aku berkeringat dingin hanya karena membayangkan akan memberitahu Harry mengenai apa yang aku dan Spencer akan lakukan.
Well,kami bukan meminta restu untuk menikah (No no no)tetapi kami hanya berkata bahwa kami saat ini ingin bersama dalam artian bukan bersama dalam berpasangan hanya saja kami nyaman satu sama lain (seperti open relationship maybe?), dan kuharap kedua orang tuaku tetap mengizinkanku berada di Manhattan walaupun aku tidak bersama Jim.
Sepanjang perjalanan menuju rumahku Spencer juga tidak melepaskan tangannya dari tanganku. Kusandarkan kepalaku di pundaknya dan Spencer berkali-kali mengecup keningku. Kurasakan kehangatan dan ketakutan akan perasaan mendalam kembali menyelimutiku.
Apakah aku takut untuk melakukan hal ini? oh yes.
Karena dia adalah Spencer Frye. Aku mengenalnya sejak aku masih kecil, jika ini tidak berhasil? Bukankah akan menjadi hal yang sangat canggung untuk ke depannya?
"Jangan terlalu tegang Doll..." Katanya dengan lembut di dekat telingaku. Tetapi usahanya untuk membuatku tenang tidak berhasil, aku semakin tegang. Spencer membuat Willy menepikan mobilnya di dekat Paramount Pictures studio antara Hollywood dan Korean Town.
Spencer meminta Willy untuk keluar dari dalam mobil dan Willy menurutinya. Kemudian Spencer mencium bibirku dengan lembut dan membuat sekitar otot ku yang tegang menjadi rileks kembali.
Sangat lama dan sangat dalam kami berciuman. Lidah kami bertemu dengan kelembutan yang tak pernah kurasakan sebelumnya, nafas kami yang menderu dengan cepat tertukar diantara mulut kami dan gigitan-gigitan kecil di bawah bibirku yang membuatku mendesah dengan pelan.
Astaga, aku selalu menyukai cara Spencer menciumku, seakan-akan aku benda pecah belah yang mudah retak. Kehati-hatiannya dalam menuntun bibirku membuat sekitar perutku seperti ada kupu-kupu yang berterbangan.
"I'm with you babe... don't worry..." Gumam Spencer di bibirku dan aku hanya mengangguk pelan.
***
Kini kami berada di halaman depan rumahku. Berkali-kali Spencer mengatakan 'it's okay' 'it's okay'padaku. Entah kenapa dia sangat tenang dan siap menghadapi hal ini dibandingkan aku.
"Kita akan berpegangan tangan sampai di rumahku?" Tanyaku padanya. Respon Spencer hanya mengangguk.
"Sebaiknya kita tidak perlu berpegangan tangan dulu," Kataku pelan.
"Lalu? Mau berciuman di hadapan mereka?" Kini aku memicingkan mataku padanya dan Spencer hanya terkekeh.
"Kau menyebalkan kau tahu itu?" Kataku kesal.
"Sorry... sorry...karena kau tampak tegang dan imut secara bersamaan doll...jangan terlalu tegang okay?" Aku mengangguk pelan lalu berjalan perlahan menuju pintu depan rumahku lalu memnecet bel rumahku. Satu kali pencet kemudian dua kali pencet tidak ada respon.
Aku mengecek ponselku, namun aku lupa bahwa ponsel ku mati karena daya nya habis, lalu aku melepaskan tangan Spencer dan berjalan mengarah ke samping rumah dan halaman belakang.
Aku juga baru menyadari bahwa garasi rumah tidak ada mobil. Apakah keluargaku keluar? Apakah mereka tidak mencari keberadaanku ketika kemarin aku kabur begitu saja?
"Mereka tidak ada di rumah?" Aku menggeleng pelan. Setelah itu aku mengingat dimana Ibuku selalu meletakkan kunci rumah.
Sudah kubilang berkali-kali kepada kedua orang tuaku untuk mengganti kunci rumah biasa menjadi kunci password agar lebih aman, namun Ibuku sangatlah technophobe, maka hal itu selalu tidak pernah ia setujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST, SKIP THE SHIT (#3 THE SHIT SERIES) [END]
Literatura FemininaWARNING! 21++ ( Due to some mature scene and content, underage is not allowed to read this story... please be a responsible reader) Natalie Kim, 27 tahun seorang COO Runway Fashion Online. Uang bukanlah masalah baginya. karena dia seorang business...