°Bab 02°

1.1K 190 63
                                    

Selamat membaca, jangan lupa vomment-nya ❣️

...

Annie tampak menghela nafas panjang berkali-kali, dan berkata, "Intinya gue cuma mau bilang kalau gue ngga sudi sekelas sama lo, dan jangan coba-coba deketin Daniel karena Daniel milik gue seorang."

"Serah lo." Tasha berlalu meninggalkan kelas menuju kantin

Di kantin, Tasha duduk disalah satu bangku kosong dipojok. Ia tak tau mengapa ia pergi melarikan diri ke kantin. Yang dipikirannya sekarang hanya Daniel, siapa gerangan Daniel yang diucapkan Annie tadi?

"Sha!" panggil seseorang. Tasha mendongakkan kepalanya

"Siapa ya?" tanya Tasha kebingungan

"Gue Daniel," jawab cowok itu

Akhirnya teka-teki Tasha terjawab, rupanya ini Daniel yang Annie bicarakan tadi.

"Memang ganteng sih, kan laki-laki," batin Tasha dan tertawa kecil

"Lo kenal Rie?" tanya Daniel

"Kenal, kenapa?"

Daniel menghela nafas panjang dan mengulangnya berkali-kali. Setelah dirasa cukup menghela nafas panjang, ia duduk di bangku kosong tepat di depan Tasha.

"Mau ke kafe nanti sore?" tawarnya

Tasha terlihat menimbang-nimbang tawaran Daniel. Tasha sedikit bingung, karena ia belum pernah pergi ke kafe kecuali bersama mantan pacarnya.

"Boleh, kapan?" Tasha mengiyakannya

Daniel tersenyum dan menjawab, "Jam 3 sore di Café Lezzato ya."

Tasha mengangguk dan tersenyum. Setelah puas melihat punggung Daniel yang menghilang di pertigaan kantin, Tasha menolehkan kepalanya untuk kembali kedepan.

"Mulai hari ini lo musuh gue!" sarkas Annie yang tiba-tiba berbicara didepan muka Tasha

Tasha yang tadinya terkejut sekarang mulai menormalkan suasana. "Gue sih terserah."

Annie menatap netra cokelat Tasha dengan tatapan tak percaya, ia rasa belum ada yang berani menjadi musuhnya selama ini.

Bel pulang sekolah berdentang nyaring memekakkan telinga, seluruh siswa yang mengikuti MOS berhamburan keluar kelasnya masing-masing menuju rumah. Setelah lima jam duduk di kursi dan mendengarkan OSIS berbicara tanpa henti, mereka keluar bak menemukan surganya.

"Sha, nanti ya," ucap Daniel

Tasha mengangguk menyetujui ucapan Daniel. Sebaiknya, ia segera pulang dan merebahkan diri di kasur tersayang.

Matahari mulai lelah, cahayanya redup ditutupi sang awan. Tasha yang merasa terlambat mulai bergegas mandi dan ganti baju. Ia kelupaan kalau hari ini Daniel mengajaknya kencan di Cafe Lezzato. Bukan kencan mungkin, hanya sekedar bertemu.

"Ayah, anterin Tasha ke Cafe Lezzato dong, udah telat ini," rengek Tasha di depan Ayahnya

Tanpa basa-basi, Ayah Tasha langsung mengambil kunci motor dan mengantar Tasha ke tempat tujuan.

Sampai disana, Tasha tidak menemukan tanda-tanda adanya Daniel. Saat Tasha masih berkutat dengan pikirannya, Ayah Tasha pulang tanpa pesan.

15 menit sudah berlalu. Tasha membuang 15 menit berharganya hanya untuk berdiri seperti patung di samping pintu Cafe. Karena merasa digantungkan, Tasha akan beranjak pulang dengan menghentak-hentakkan kakinya. Mungkin, melanjutkan tidur siang lebih baik daripada berdiri mematung seperti itu.

Saat langkah kaki Tasha tepat di atas trotoar, motor ninja merah berhenti tepat di depannya. Tasha berkedip kebingungan, menebak-nebak siapa yang ada dibalik helm merah itu.

Tasha menebak pengendara ninja merah itu adalah Daniel, cowok yang baru kenal tadi pagi yang mengajaknya ketemuan di Café Lezzato. Tasha sempat tersenyum-senyum membayangkan pesona Daniel saat membuka helm yang dikenakannya

Jantung Tasha seakan berhenti berdetak, ia tak membayangkan akan bertemu dengan si pengendara ninja merah itu.

"Gimana kabar lo, Sha?" tanya si cowok berhelm merah

"Baik." Si cowok tersenyum mendengar jawaban yang diberikan Tasha

PELANGI MALAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang