°Bab 18°

264 25 0
                                    

Selamat membaca temen-temen semua. Semoga suka ya sama ceritanya♥️

...

"Makasih ya, Pak." Tasha langsung berjalan memasuki gerbang sekolahnya dengan santai. Toh masih setengah tujuh, buat apa cepat-cepat? Hari ini juga ngga ada PR, tentram sekali hidup Tasha hari ini.

Saat Tasha berjalan melewati koridor depan ruang guru, ia mendapati Fadil sedang berjalan dengan seseorang di sampingnya dan mereka berdua sedang tertawa bahagia. Seketika Tasha berhenti membuat orang yang ada di belakangnya hamper menabrak Tasha. Tanpa rasa bersalah Tasha langsung bersembunyi di balik madding.

"Ngapain lo disini, Set? Kaya orang buronan aja." Tasha langsung membalikkan tubuhnya kaget. Ternyata Rie yang menemukannya.

"Tunggu, lo panggil gue apa tadi? Set?" tanya Tasha menginterogasi

Rie hanya terkekeh sambil menunjuk ke arah Fadil. Mata Tasha langsung mengikutinya ke arah seseorang yang menjadi tatapannya sejak tadi. Tasha melihat Jia yang sedang bergandengan tangan dengan Fadil, seseorang yang berstatus sebagai pacar Tasha sekarang, dan bergurau.

Saat Rie hendak maju melabrak Jia tangan Tasha menahannya dan Tasha memberikan peringatan sambil menggeleng. "Ga usah, Cing." Mata Rie langsung menatap tajam Tasha. "Apa? Coba ulang!"

"Lah, tadi lo panggil gue set, ya gue panggil lo cacing," jawab Tasha sambil menjulurkan lidahnya dan berjalan mendahului Rie sambil tertawa renyah seakan melupakan kejadian yang baru dilihatnya tadi.

Rie menyenggol bahu Tasha dengan sengaja. "Bisa ae lo, Set." Mereka berdua tertawa sambil berjalan beriringan menuju kelas

"Gue duduk disini ya?" tanya Rie sambil memelas. Dengan senang hati Tasha menganggukkan kepalanya. Ia malas duduk dengan Fadil. Biasanya Tasha duduk dengan Fadil dan Rie dengan Jia. Lihat saja nanti, bukannya Fadil lebih suka duduk dengan Jia dan bisa bergurau lagi?

Saat mata Tasha melihat Fadil hendak masuk kelas, ia berpura-pura mengobrol dengan Rie. Dengan cekatan Rie langsung memutar kursinya diikuti Tasha menghadap Daniel. Daniel yang tiba-tiba mendapat perlakuan seperti itu langsung mengernyitkan dahinya.

"Apa?"

"Ini nih, gue mau tanya ini caranya gimana. Ini yang bener dikali atau ditambah?" tanya Tasha sambil mengedipkan matanya memberi kode pada Daniel supaya pura-pura menjawab.

"Oh, ini dikali kayanya." Tasha dan Rie tetap duduk menghadap Daniel dan pura-pura mengerjakan bersama soal yang sulit.
Fadil masuk dan mengetuk meja Tasha. Seketika Tasha langsung terperanjat. "Apa?"

"Kok lo duduk sama Rie?" tanyanya sengit. Tasha melirik ke arah Jia yang sudah duduk di bangkunya

"Ya, sekali-kali lah. Kamu juga sekali-kali duduk sama Jia kan nggapapa," jawab Tasha. Setelah Fadil duduk di kursi samping Jia, Tasha langsung memukul pelan mulutnya. "Kenapa sih pake bilang kamu, ish."

Rie hanya terkikik tanpa suara bersama Daniel. Seketika Tasha langsung menatap tajam ke arah keduanya. "Dasar kakak-" Tasha langsung memberhentikan omongannya setelah melihat Bagus duduk di samping Daniel.

"Saa! Liat catatan bahasamu," ucap Lila. Tasah menoleh bingung

"Bahasa apa? Hari ini ada du-"

"Bahasa Inggris," potong Lila. Tasha langsung merogoh tasnya dan mgambil buku catatan bahasanya kemudian menyerahkannya pada Lila.

Semua anak langsung terdiam dan kembali ke kursinya masing-masing setelah melihat Bu Hayn datang. Tak terkecuali Tasha yang notabenenya takut kepada penggaris kayu panjang yang setiap hari dibawa kesana kemari oleh Bu Hayn.

Saat pelajaran berlangsung, Tasha terganggu dengan tawa Jia dan Fadil yang sedang bergurau. Apalagi Rie, ia sudah memelototi mereka berdua sejak tadi. Tasha langsung membisiki Rie. "Mata lo mau keluar, Cing. Gila ya!"

tbc ya.
Gimana nih ceritaku? Bagus ngga sih? Komen ya!

PELANGI MALAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang