Ini part ter-epic gengs. Gila, bakal main darah woy. Selamat membaca btw😉
...
Sampai dua menit, Retno tak kunjung membalas uluran tangan Tasha. Karena jengah, Tasha menarik tangannya kembali dan mendekapnya. Ia mencibir dikala sosok Retno masih diam mematung melihat dirinya.
"Eh ... maaf." Retno menundukkan kepalanya. "Apa-apaan lo!"
"Santai, Mbak. Gue cuma mau ngiket lo aja!" jawab Ridho horor. "Biar lo nggak nyakitin temen gue lagi!"
Retno tersentak mendengar jawaban Ridho. Ditatapnya seorang Tasha yang terdiam di atas ranjang sambil melihat adegan itu semua. Tiba-tiba, saat ia masih menunggu penjelasan dari Tasha, ikatan di tangannya semakin menguat.
"Lo udah nyakitin orang yang salah!" bentak Jia seraya mendorong Retno supaya jatuh tersungkur.
Mata Retno membulat ketika mendapati sosok Tasha yang berjalan ke arahnya. Ia menatap tangan sebelah kanan Tasha yang tidak dipasangi infus. Tangannya membawa satu buah pisau. Sontak, Retno berusaha mundur dari hadapan mereka.
"Karena lo udah mainin perasaan gue. Sekarang gue mainin tubuh lo," ucap Tasha kemudian menyeringai.
Retno berusaha berdiri dan berlari. "Lo gila!"
"Lo yang lebih gila!" bentak Rie sambil menjambak rambut Retno untuk kembali duduk.
"Auhh," rintih Retno. Air matanya sudah luluh sejak melihat tangan Tasha yang membawa pisau. Air matanya semakin deras dikala Tasha mulai mendekati dirinya.
"Dan ... niel, gu ... gue butuh l ... lo," batin Retno.
Tawa Tasha meledak saat itu juga. "Lo nyari Daniel? Bentar, dia bakal datang pas nyawa lo udah di tangan Tuhan."
Keringat Retno mengucur membasahi pelipisnya. Tasha sudah berjongkok di sampingnya dan membuka pisau lipatnya. Retno berusaha memberontak dan melarikan diri. Tapi apa daya jika tubuhnya dikungkung dua orang lelaki di sampingnya.
"Lo mau apa, Sha?!" bentak Retno dikala pisau Tasha hamper menyentuh pergelangannya. Tunggu, sejak kapan tangannya dilepas ikatannya?
"Gue mau main-main!" jawab Tasha lantang.
"Kalian biarin temen gila kaya dia?!" sarkas Retno berusaha menarik tangannya.
"DIEM!"
Mulut Retno langsung terkunci, entah apa yang terjadi pada dirinya nanti. Ia memejamkan matanya takut. Bagaimana dengan janinnya nanti? Ia bahkan belum merasakan kehidupan berkeluarga bersama Daniel.
"Cress ...."
Sontak mata keempat teman Tasha membulat ketika sosok Tasha benar-benar melakukan ini. Tasha terdiam memaku melihat tangannya yang bergerak diluar kendalinya. Seketika ia menghentikan pergerakannya.
"Brak!"
"Retno!" teriak seseorang dari arah pintu.
Seperti tameng, keempat teman Tasha langsung melindungi Tasha dari kilatan amarah Daniel yang entah bagaimana cara masuknya. Tak lupa Retno yang masih tergeletak lemah sambil memegangi pergelangan tangannya.
"Lo apain Retno, hah?!" sungut Daniel sambil mencengkeram kerah baju yang dikenakan Tasha.
"Jangan kasar sama cewek!" bentak Ridho dan Fadil bersamaan dan mendorong bahu Daniel.
Daniel mengacuhkan omongan mereka dan meringkuh sosok Retno yang tergeletak lemah di bawah Tasha. Sepersekian detik kemudian, Daniel mendorong paksa bahu Tasha hingga hampir terjatuh jika Rie dan Jia tidak memeganginya.
"Maksud lo apaan sampe aniaya Retno? Gue bisa laporin ke polisi!" ancam Daniel.
"Gue udah bilang kemarin, kalo lo masih punya muka buat datang di hadapan gue lagi. Retno mati!" cegah Tasha tak kalah lantang.
Retno tersentak, ternyata ini yang menyebabkan peristiwa ini terjadi. Perlahan ia melepaskan pelukan Daniel.
"Jadi lo yang ngorbanin tubuh gue?!"
"Kok gue yang salah?" sengit Daniel.
Tasha tertawa renyah. "Kalo lo mau berantem jangan di sini. Muak gue! Awas sampe lo laporin gue ke polisi." Tasha menatap tajam mata Daniel yang tak kalah tajam darinya.
"Daniel!" Mama Daniel datang tergopoh-gopoh dan hendak menapar anaknya. "Masih buat onar di sini lagi? Apa kamu nggak malu sama keluarga Tasha?"
Daniel menggiring Retno untuk keluar bersamanya. Tetapi, tangan Retno dicekal oelh Jia.
"Bersihin bercak darah lo! Bau pel*cur!"
A/n :
Tbc gengs, gila ini ada apa sih. Pipi aja bingung:"
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI MALAM [END]
Novela Juvenil[BELUM REVISI] Perjalanan yang berawal dari seseorang yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Sampai ia mampu mengubah segalanya. Hingga aku tahu, aku hanyalah 'pelangi malam'. Sesosok manusia yang selalu diharapkan, namun nyatanya hampa. Kemudia...