°Bab 19°

277 26 1
                                    

Selamat Membaca semuanya, semoga suka ya♥️ jangan lupa votenya

...

Tidak selalu yang mau pasti suka dan yang suka pasti mau ~author kece

...

“Fadil!” bentak Bu Hayn. Tasha langsung mengapkan badannya dan melanjutkan menulis tanpa melihat ke arah Bu Hayn. “Jia! Keluar kalian berdua!”

Semua anak langsung menunduk, takut jika nanti berimbas padanya. Fadil dan Jia langsung keluar kelas. Pelajaran dilanjutkan kembali tanpa dua anak itu. Tiba-tiba lengan Tasha disenggol siku Rie.
Tasha menoleh dan berbisik, “Apa?”

“Mereka berdua ngga ada, sumpah,” bisik Rie

“Masa?”

Deheman dari bangku belakang membuat Tasha dan Rie mengembalikan tubuh mereka dan menghadap ke depan. Saat Tasha dan Rie masih menormalkan detak jantungnya karena deheman Daniel, seketika Daniel berucap, “Bu!” sontak Tasha dan Rie langsung menoleh horror ke arah Daniel

“Saya izin ke toilet,” sambung Daniel. Bu Hayn hanya mengangguk tanpa melihat Daniel

Bel istirahat telah berbunyi, namun ketiga anak yang keluar tadi belum kembali. Tasha langsung menarik lengan Rie untuk mencari keberadaan mereka bertiga. Tasha takut jika ada yang terjadi. Belum lama mereka berlari, mereka sudah dihadiahkan kerumunan siswa yang melihat sesuatu.

Sayup-sayup Tasha mendengar teriakan anak perempuan. Tasha langsung menyelinap masuk diantara kerumunan itu. Seketika Rie langsung berteriak. “Set, jangan!”

Tasha mendapati Daniel membabi buta dan menghajar Fadil. Sedangkan Jia hanya berteriak untuk dihentikan. Tasha tak tinggal diam, ia langsung berdiri sebagi tameng di depan Fadil saat Daniel akan meninjunya.

“Pukul gue kalau berani!” teriak Tasha bergetar, ia tak kuasa melihat seseorang yang dilindunginya babak belur dan tidak ada yang menolongnya.

Daniel menggeram marah. “Sha! Minggir!”

Bukan Tasha kalau tidak keras kepala. “Ngga mau! Sebelum lo bilang ngapain lo menghajar Fadil.” Daniel menurunkan tangannya dan menoleh ke arah kerumunan anak

“Tolong, bubar. Ini masalah pribadi.” Seketika semua anak yang berkumpul membubarkan diri dan Rie langsung menghambur memeluk Tasha dan melihat semua tubuh Tasha tak ada yang dikecualikan. “Lo gapapa kan, Set?”

Tasha hanya mengangguk kemudian menatap tajam Daniel. “Kenapa? Cepet!”

“Ya, masa lo terima-terima aja pacar lo deket-deket sama orang lain, Sha?” tanya Daniel melirik Jia yang sedang duduk disamping Fadil

Mata Tasha mengikuti arah mata Daniel. “Nggapapa, toh di—“

“Lo aneh, Sha!” bentak Daniel dan Rie bersamaan

Tasha hanya mengendikkan bahu saja dan berputar kemuadian berjalan menuju Fadil hendak membantunya berdiri. Saat tangan Tasha terulur sontak tangan Jia menepisnya. “Fadil ngga butuh bantuan lo, lo hanya buat dia jadi kaya gini. Dasar manusia ngga tahu diri!”

Tasha tersentak, bisa-bisanya Jia menyebutnya manusia tidak tahu diri. Padahal jika dilihat dialah yang cocok mendapat gelar manusia tidak tahu diri, bukan Tasha. Tasha tidak dapat mengontrol emosinya. “Heh! Lo beraninya ngomong gitu ya! Kalau gue ngga lindungin Fadil apa yang terjadi? Bisa-bisa Fadil sekarat!” Tasha menudingkan telunjuknya pada Jia dan menatap tajam Fadil yang sekarang menatapnya sayu.

Jia membantu Fadil berdiri dan berjalan menuju UKS. Tadinya Tasha akan membantu, tetapi setelah ditolak Jia. Tasha langsung beringsut mundur.

“Lo ngga usah pegang Fadil lagi,” sarkas Jia
Daniel memeluk Tasha dengan tangan kanannya dan berjalan beriringan bersama Rie menuju UKS mengantarkan Fadil untuk diobati. Dari awal sampai akhir Tasha tak berani membantu Fadil karena selalu dipelototi Jia. Saat Tasha akan melangkah kembali ke kelas.

“Sha,” panggil Fadil. Tasha langsung menatap Fadil dan mengangkat alisnya seolah menanyakan ‘apa?’

“Maafin gue ya,Sha. Gue ngga bisa jaga perasaan lo. Gue … gue.”

“Kita putus aja nggapapa kok, Dil. Daripada gue lama kelamaan jadi sakit,” potong Tasha sambil tersenyum paksa

Jia menatap Tasha tajam. “Kok lo ngga mikirin perasaannya Fadil sih?” Tasha langsung ganti menatap tajam Jia dan berjalan menuju Jia

“Hah? Gue ngga denger. Lo yang ngga mikirin perasaan gue. Lo kira gue main-main pacaran sama Fadil? Lo yang buat gue menjadi mainin perasaan, Ji. Lo yang lebih pantas dibilang cewek ngga tahu diri, bukan gue!” bentak Tasha emosi

tbc gais. Konflik baru muncul nii, tapi bukan konflik sebenarnya. Stay terus yaa.

PELANGI MALAM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang