Dornan sedikit memajukan tubuhnya lalu menumpukan kedua sikunya pada lutut. "Tadi malam saya mengecek obat-obatan ini di laboratorium. Dan botol berlebel Acetaminophen ini isinya Zolmia. Apa ada yang ingin anda jelaskan tentang ini?" Dornan masih bertanya dengan santai sedangkan lawan bicaranya sudah gelagapan.
Anthonio hanya menampakkan wajah datar seperti tak melihat sesuatu yang menarik di hadapannya. Ia juga sedang menahan sakit di dadanya. Ia baru ingat jika ia juga mendapat tendangan di dada kirinya.
"Tu-tuan ...."
"Ah Anda mungkin cukup menjelaskan apa efek jangka panjangnya mengkonsumsi obat ini, Dokter Frans." Dornan menatap tajam dokter itu. Ada nada geram di sana karena ia mulai kehilangan kesabarannya.
Frans berdiri dan segera berlari.
Anthonio menendang meja di hadapannya dengan telapak kaki kanannya hingga menubruk kaki Frans dan dokter itu terjatuh.
Para pengawal Dornan segera datang dan mengepung Frans.Dornan berdiri menghampiri Frans yang terjatuh. "Apa Anda lupa siapa saya?" tanya Dornan setengah berjongkok di hadapan Frans. "Anda sedang bermain di kandang singa, Dokter." Dornan menegakkan tubuhnya dan memberi kode pada para pengawalnya untuk membawa Frans.
"Tuan Dornan, saya bisa menjelaskannya. Saya tidak bermaksud mensabotase obat Nona Krystal." Frans meronta dalam tangkapan bodyguard Dornan.
"Anda bisa menjelaskannya nanti. Bawa dia," ucap Dornan muak.
Frans pun dibawa oleh orang-orang Dornan ke sebuah ruangan yang sudah dipersiapkan. Ruangan yang semalam menjadi tempat penyiksaan Anthonio.
Dornan memijit pelipisnya pelan. "Aku melakukan kesalahan pada Krystal," gumamnya dengan nada sesal yang begitu kentara.
Dornan berbalik, menatap Anthonio yang masih duduk santai di sofa. "Maaf mencurigaimu.""Orang-orang terdekat memang patut dicurigai, Tuan," jawab Anthonio kalem.
Dornan tersenyum tipis, tak menyadari maksud tersembunyi dari ucapan Anthonio dan itu membuat Anthonio mengepalkan tangannya.
"Terima kasih." Dornan berjalan ke arah Anthonio dan mengulurkan tangannya.Anthonio berdiri dan menerima uluran tangan Dornan. Pemuda itu mengangguk pelan tapi rautnya masih datar.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Silakan."
"Dari mana kamu tahu tentang obat-obatan itu?" Dornan kembali duduk dan diikuti Anthonio.
Dia sama sekali tidak terkejut dengan pertanyaan yang sebenarnya sudah ia tebak akan ditanyakan itu. "Saya mempelajarinya."
Dornan membuka botol obat Krystal yang bertuliskan Acetaminophen tapi berisi Zolmia itu dan mengeluarkan satu butir dari sana.
Ia meraih klip plastik bening dari balik jasnya kemudian mengeluarkan juga satu butir obat dari sana. "Ini adalah Acetaminophen yang asli."Anthonio tentu saja tahu, karena yang semalam ia berikan pada Krystal adalah obat ini.
"Aku membelinya di apotek. Dan benar kata petugas laboratorium. Sekilas Acetaminophen dan Zolmia hampir sama. Ukuran dan bentuknya sama. Hanya warnanya yang hampir sama." Dornan merapatkan Acetaminophen dengan Zolmia tadi dan terlihat warna mereka beda satu tingkat. "Seseorang yang tidak mempelajari ini dengan dalam tidak akan bisa membedakannya jika keduanya tidak disandingkan. Dan kamu, jelas-jelas membaca Acetaminophen di resep yang Benna berikan tapi dengan mudah mengetahui ini adalah Zolmia." Dornan menegakkan tubuhnya, menatap tajam pemuda di hadapannya. "Jadi, siapa kamu sebenarnya Anthonio Lucas?"
Anthonio tersenyum tenang. "Jadi apa Tuan mencurigai saya?"
"Tidak, sama sekali tidak. Tapi aku hanya merasa ada yang janggal. Riwayat pendidikanmu tidak ada yang menunjukkan jika kamu pernah terjun di dunia farmasi"."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...