"Kamu tahu apa yang baru saja kau katakan?"
"Maaf?" ucap Anthonio tak mengerti.
"Secara tidak langsung kamu mengatakan bahwa bahaya sedang mengincar Krystal dalam jarak yang sangat dekat."
Anthonio memutuskan kontak mata dengan Dornan saat itu juga.
Saat ia akan menemui Krystal tadi, Dornan memanggilnya untuk bicara berdua."Anthonio, tidak bisakah kau tetap berada di sekitar Krystal untuk waktu yang lebih lama lagi? selama ini Krystal sangat tidak ingin didekati. Tapi kamu, Krystal sangat luluh padamu. Lindungilah putriku, kumohon. Ini bukan perintah kerja, tapi aku sangat minta tolong padamu."
"Tuan."
"Paman," ralat Dornan cepat, "cobalah untuk mengatakan apa masalahmu, aku akan berusaha membantumu untuk menyelesaikannya. Kau tahu bahaya sedang ada di sekitar Krystal, dan kau bisa melindunginya"
Anthonio bungkam. Ia tak tahu harus mengatakan apa.
Penyelesaian dari masalahnya adalah pergi dari hidup Dornan yang membuatnya bertahun-tahun memupuk sebuah dendam hingga sekarang mengakar kuat.
Butuh kekuatan besar bagi Anthonio memutuskan untuk menghentikan dendamnya dan pergi dari hidup Dornan. Tapi kini Dornan yang malah menahannya."Anthonio," panggil Dornan ketika Anthonio cukup lama melamun. Tentu saja wajah Krystal yang ada di benaknya.
Anthonio kembali mendongak menatap Dornan. "Permisi," putusnya kemudian keluar dari ruangan Dornan.Anthonio berjalan melewati Krystal di depan pintu. Ia sedikit terkejut karena Krystal sudah ada di sana.
Krystal yang melihat punggung Anthonio menjauh pun segera mengikutinya. "Ada apa?" tanya Krystal penasaran. Ia tadi ingin sekali pergi menemui Anthonio tapi Krystal malah melihat seseorang mengajak Anthonio masuk ke sebuah ruangan yang tak lain adalah ruangan pribadi ayahnya.Anthonio tetap bungkam sembari berjalan ke kamar Krystal.
"Kamu mendengarku?"
Anthonio masuk terlebih dahulu ke kamar Krystal.
Krystal menatap punggung Anthonio dengan bingung.Anthonio menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap Krystal.
Mereka saling menatap dalam diam dengan waktu yang cukup lama.Anthonio mengulurkan tangan kanannya pada Krystal.
Awalnya gadis itu hanya diam dalam kebingungannya. Tapi saat jemari Anthonio bergerak pelan memberinya isyarat agar mendekat, Krystal menerima uluran tangan Anthonio.Anthonio dengan lembut membimbing Krystal lebih mendekat padanya.
Hingga mereka sudah cukup dekat dan Krystal menghentikan langkahnya, kemudian Anthonio maju 2 langkah kecil untuk memangkas jarak mereka."Dien." Anthonio melirih. "Izinkan aku menyentuh wajahmu." Tatapan Anthonio begitu berat dan sayu. Pria itu tampak tak baik-baik saja.
Meski bingung, Krystal hanya bisa mengangguk mengizinkan. Sulit bagi Krystal mengatakan tidak pada Anthonio. Karena di kepala Krystal telah tertanam kalimat 'Hanya Anthonio yang bisa menyelamatkanku'.
Anthonio mengangkat tangan kirinya. Menyentuh dahi Krystal dengan kedua ujung jarinya lalu perlahan turun.
Krystal memejamkan matanya saat Anthonio menyusuri pangkal hidungnya.
Gerakannya sangat pelan dan konsisten. Sampai di ujung hidung Krystal, Anthonio berhenti sejenak. Menarik napasnya samar kemudian turun lagi hingga ke bibir mungil Krystal.Anthonio menyapu permukaan bibir Krystal dengan Ibu jarinya dan saat itu juga ia merasakan ngilu di hatinya. Seperti ada pisau tumpul menikam ulu hatinya berkali-kali.
"Aku..." Sebuah kalimat berisi 2 katapun hanya mampu ia telan lagi.Tidak, Anthonio takkan membiarkan Krystal ikut jatuh seperti dirinya karena demi Tuhan ini rasanya sangat sakit.
Krystal membuka matanya saat Anthonio menangkup kedua pipinya.
"Apa pun yang terjadi nanti, jangan ragu untuk membenciku"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...