Sudah 2 hari Anthonio tak sadarkan diri dan hari ini ia telah dipindahkan ke rumah Dornan atas permintaan Krystal yang tak pernah ingin jauh dari Anthonio.
Bahkan sekarang pun ia sedang ada di kamar Anthonio yang penuh alat-alat rumah sakit.Krystal 2 hari ini mandi di rumah sakit dan tak ingin keluar dari ruang rawat Anthonio.
Dornan pun langsung setuju ketika putrinya meminta agar Anthonio dirawat di rumah dengan perawatan yang tak kalah intensif.Betapa posesifnya seorang Krystal Dien atas Anthonio. Krystal tak membiarkan sejengkalpun kulit Anthonio tersentuh suster. Ia sendiri yang akan membersihkan tubuh Anthonio pagi dan sore hari.
Krystal juga lebih aktif bicara saat bercerita pada Anthonio tentang sesuatu. Masa kecilnya, misalnya. Gadis itu banyak bicara pada Anthonio yang belum sadarkan diri.Dokter mengatakan Anthonio akan segera sadar tapi hingga detik ini pria itupun masih setia menutup matanya.
Krystal mengusap pipi Anthonio dengan jemari lentiknya "Kau masih butuh istirahat?" tanyanya begitu lembut.
Krystal mendekatkan wajahnya perlahan kemudian mencium kening Anthonio cukup lama.Krystal kembali menatap Anthonio, kata dokter kondisinya terus membaik. Wajahnya pun tak sepucat kemarin. Suhu tubuhnya juga sudah normal. Hangat, dan Krystal menyukainya.
Dokter mengatakan tubuh Anthonio begitu kuat hingga penyembuhannya lebih cepat dari pasien biasa dengan kasus yang sama. Pria ini benar-benar telah terlatih.Krystal duduk di tepi ranjang sebelah Anthonio, menggenggam jemari pria itu dengan lembut.
"Aku selalu berpikir kamu yang akan terus menjagaku. Tapi untuk sekarang biarkan aku yang menjagamu."Krystal merasakan jemari Anthonio mulai bergerak dalam genggamannya.
"K-kamu mendengarku?" Krystal mendekatkan wajahnya dengan antusias "Ayo buka matamu."Kelopak mata Anthonio bergerak perlahan dan Krystal begitu senang melihatnya.
Akhirnya Anthonio membuka matanya."Kau bangun," ucap Krystal pelan.
Anthonio menatap Krystal yang ada di atasnya. Ia sedikit bingung dengan kondisinya saat ini. Apalagi rasa nyeri di perutnya. Tapi akhirnya Anthonio ingat kejadian penusukkan itu dan paham situasi.Krystal semakin mengembangkan senyumnya. "Aku sangat khawatir-
"Ponselku," potong Anthonio.Senyum Krystal langsung luntur mendengar ucapan Anthonio. Ia tampak kecewa karena hal yang Anthonio tanyakan pertama kali adalah ponselnya.
Krystal menegakkan tubuhnya perlahan. "Po-ponsel?" Ia kemudian mencari di laci sebelah ranjang. Setelah ketemu, Krystal memberikannya pada Anthonio dengan tangan gemetar samar karena rasa kecewanya.Anthonio kini sibuk dengan ponselnya.
Krystal menautkan jemarinya di pangkuan dan menggigit bibir bawahnya. Ia tampak memunggungi Anthonio sekarang.
"Za."
"---"
"Kau di mana sekarang?"
"----"
"Setelah itu jemput aku-"
Krystal menoleh dengan cepat dan merebut ponsel Anthonio.
Anthonio terlihat terkejut menatap Krystal."Ka-kamu ingin ke mana?" tanya Krystal.
"Kembalikan ponselku, Dien."Krystal menggeleng cepat dan mengakhiri panggilan Anthonio pada Eza.
"Dien...." Anthonio merintih ketika hendak bangun dan Krystal segera menahannya.
"Ke mana kamu akan pergi saat terluka parah seperti ini?" Krystal menaikkan volume suaranya."Ada yang harus kuselesaikan, Dien. Kembalikan ponselku."
"Tidak. Kamu harus istirahat."
"Kembalikan atau aku akan marah padamu," ancam Anthonio."Kau mau ponselmu kulempar ke tembok?" Krystal balas mengancam. Ia mengangkat tangannya untuk bersiap melempar ponsel Anthonio jika saja sekali lagi Anthonio menyakiti perasaannya. "Tidak bisakah kau sedikit peduli padaku yang mengkhawatirkanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...