Chapter 11-The Most Important

3.6K 234 9
                                    

Krystal kembali mengurung diri di kamarnya. Ia tak ingin makan dan minum vitamin.
Siapa pun yang masuk ke kamarnya akan mendapat amukan darinya.

Anthonio?
Pria itu langsung pergi saat mengantar Krystal pulang dan belum kembali hingga malam hari.

Dornan begitu cemas melihat keadaan putrinya yang semakin buruk dari sebelumnya.
Anthonio tak bisa dihubungi.
Memang tadi siang Anthonio meminta izin padanya untuk pergi menyelesaikan urusannya dan minta libur untuk dua hari ke depan.
Dornan dengan mudah mengizinkannya tanpa tahu kondisi Krystal pasca dari restoran.

Dan sekarang Dornan kalang kabut mencari keberadaannya.

Krystal menatap kosong pada lantai kamarnya.
Kamarnya kembali gelap seharian ini.
Tempat itu berantakan karena Krystal melempar apa pun yang dapat dijangkaunya saat seseorang memaksa masuk ke kamarnya. Dornan sekali pun.

Dia terus bungkam tapi hatinya menjerit.
Kata demi kata yang terlontar dari Anthonio tadi pagi membuatnya terus memaki pria itu dalam hati.

Krystal tak penting.
Krystal tak berharga untuknya.
Anthonio takkan tertarik pada gadis baik-baik seperti dirinya.

Krystal sama berantakannya dengan keadaan kamar.
Ia menangis tanpa tahu alasan apa yang membuatnya menangis.
Gadis itu kesal karena ia yang terlalu larut dalam kebaikan Anthonio sedangkan pria itu bahkan tak pernah menganggapnya sebagai hal penting.

Di sisi lain, Anthonio baru saja menaruhkan sebuah Shelby keluaran terbaru untuk menjawab tantangan Dave.
Ia memang menang, tapi Dave terus saja memancingnya untuk menaruhkan Krystal lain kali.

Anthonio bukan mempermasalahkan dirinya yang akan menang atau kalah. Tapi masalahnya di sini apa yang ia pertaruhkan. Seorang manusia.

Well, Anthonio memang pernah mengikuti balapan dengan taruhan seorang wanita. Tapi saat ia menang, ia hanya tersenyum remeh pada wanita itu dan meninggalkan area balapan begitu saja. Apa pun taruhannya, Anthonio tak akan mempermasalahkan hal itu. Bukan berarti dia tak pernah kalah, ia beberapa kali memang pernah kalah saat balapan. Namun, Anthonio tak pernah merasa kehilangan apa yang ia pertaruhkan. Karena dari awal semua orang tahu, seorang pembalap sedang mempertaruhkan nyawanya sendiri ketika ada di arena.

Lalu setelah nyawa, mereka mempertaruhkan harga diri.
Jadi, apa yang lebih berharga dari dua hal itu?

Lalu apa masalahnya jika Anthonio mempertaruhkan Krystal?
Apa yang membuat Anthonio takut mempertaruhkannya?

"Orang yang dicintainya." Pria dengan rambut ala landak itu menyahut cerita sahabatnya yang sudah setengah mabuk.

Anthonio terkekeh mendengarnya. "Begitukah? Kau berpikir aku mencintai putri musuhku? Apa itu masuk akal, Za?"

Eza Fragie, sahabatnya yang berprofesi sebagai seorang DJ itu mengangkat kedua bahunya pelan. "Terkadang cinta memang tidak masuk akal," jawabnya sesekali ikut minum.

"Banyak orang yang menganggapnya gila, tapi aku merasa sekarang aku yang lebih gila dari Dien." Anthonio menenggak habis cairan putih di slokinya.

"Lalu bagaimana rencanamu untuk membunuh Dornan Alexius?" Eza memicingkan matanya. Perasaan Anthonio pada siapa pun, ia tidak peduli. Ia hanya khawatir rencana yang selama ini disusun rapi Anthonio berantakan begitu saja hanya karena seorang wanita.

"Dendam tetaplah dendam." Mata pria itu memicing ketika cairan pahit melewati tenggorokannya.

"Tapi kau menyukai putrinya."

"Lalu apa masalahnya?" Anthonio menoleh pada sahabat baiknya.

"Hei, Bro! Kau akan menghabisi ayah dari gadis yang kau cintai dan kamu bertanya apa masalahnya, Anthonio?" Eza tak habis pikir.

UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang