Anthonio duduk di sebelah Krystal kemudian menangkup wajah gadis itu. "Jangan begini. Jika kamu takut, orang-orang di sekitarmu akan ikut takut. Tapi jika kamu percaya mereka orang-orang baik, mereka akan baik padamu, Dien."
Krystal mulai tenang tapi tangannya tetap mencengkram lengan Anthonio hingga membekas kukunya.
"Sudah?" tanya Anthonio memastikan.
Krystal menunduk perlahan.
"Dien, kamu mendengarku?"
Krystal mengangguk pelan tapi tak ingin mengangkat wajahnya.
Anthonio perlahan melepaskan cengkraman Krystal di lengannya. "Habiskan sarapanmu." Anthonio lalu berdiri.
Krystal menatapnya seolah ia tak ingin Anthonio pergi. Krystal tidak ingin seperti ini, tetapi melihat Anthonio ada di sekitarnya, Krystal merasa aman.
"Aku harus mandi. Habiskan sarapanmu dan aku akan segera kembali." Anthonio mengusap kepala Krystal yang tampak tidak rela ia pergi.
"Kau bisa mandi di sana." Krystal menunjuk kamar mandinya.
Anthonio meraih obat Krystal. "Kau membutuhkan ini?" tanya Anthonio dan Krystal menggeleng cepat. "Pintar." Anthonio mengusap kepala Krystal sekali lagi dan membuang obat Krystal ke tempat sampah.
"Berikan saja vitaminnya," ucap Anthonio pada Benna. Pelayan pribadi Krystal itu mengangguk patuh karena Dornan sudah memberikan kebebasan pada Anthonio atas obat-obatan Krystal. Jadwalnya, hingga apa saja yang boleh dan tak boleh Krystal minum.
"Aku tidak akan kembali sebelum sarapanmu habis," ujar Anthonio sembari melirik sarapan Krystal.
"Jika aku menghabiskan sarapanku lebih awal, apa aku boleh ke kamarmu?"
"Tentu saja, tapi sendiri. Kalau kau berhasil sampai kamarku seorang diri, aku akan memberikan pertanyaan yang akan membuatmu senang."
"Aku mengerti." Krystal mengangguk, kemudian tersenyum tipis.
Anthonio membalik tubuhnya dan pergi dari kamar Krystal.
Krystal menatap ketiga pelayan di hadapannya dengan tajam.
Mereka langsung menciut mendapat tatapan mengerikan itu.
Lebih baik mereka melihat Krystal yang tak merespons kehadiran mereka dari pada responsnya seperti ini."Letakkan di sana!" titah Krystal ketus dan menunjuk nakas.
Mereka segera menurut."Jika aku membanting piring ini, apa kalian akan marah?"
Mereka terkejut. Krystal tak biasanya bertanya.
Dan mereka akhirnya menggeleng.Krystal tampak marah. "Kenapa tidak!? Kalian manusia atau bukan!?" teriak Krystal kesal.
Anthonio kembali masuk ke kamar Krystal dengan cepat saat mendengar teriakan Krystal sebelum ia sampai di kamarnya.
Kali ini Krystal juga menatap Anthonio dengan marah."Kau bukan anak kecil, Dien!" ucap Anthonio tajam.
Krystal membalik kasar nampan di atas nakas hingga piring dan gelasnya membentur tembok dan pecah.
Ketiga pelayan itu semakin ketakutan. Krystal yang dulu mulai kembali. Tapi yang sekarang malah lebih mengerikan.
Dulu Krystal hanya melempar barang yang ia ingin tanpa berucap, tapi sekarang disertai teriakan.Anthonio berjalan mendekati Krystal yang tampak emosi.
"Ada apa denganmu!?" Anthonio nyaris membentak. Untung saja Anthonio ingat emosi Krystal tidak stabil karena Anthonio perlahan mengurangi dosis obat yang selama ini dikonsumsinya. Memang tidak bisa langsung, harus sangat perlahan dan penuh kesabaran untuk melepaskan 'pecandu'.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romans"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...