Happy Reading 😍
"Ingin menembakku seperti saat kau membunuh Ibuku?" tanya Krystal sinis. Tangannya yang sedari tadi masuk ke saku jaket kini keluar tanpa ingin menyentuh ponsel yang Anthonio berikan padanya. Krystal akan menyelesaikannya sendiri walaupun ia harus berakhir dengan kehilangan nyawanya. Setidaknya Krystal ingin Anthonio aman.
Di sini ada 4 anak buah Safeea, 2 orang di sebelahnya dan 2 orang lagi di belakang Safeea. Dan anak buah ayahnya sangat banyak, Krystal tak ingin Anthonio terluka nantinya.
Setidaknya anak buah Dornan masih berusaha melindungi Krystal. Tapi mereka pasti memusuhi Anthonio jika memang ayahnya sudah tahu siapa Anthonio sebenarnya."Seharusnya dulu memang kau mati bersama ibumu."
"Kau bukan Tuhan, jika kau bisa membunuh Ibuku dengan mudah, jangan harap kau bisa melakukannya juga padaku."Safeea tertawa begitu nyaring mendengar ucapan Krystal. "Hey, gadis bodoh, memangnya kau bisa apa sekarang? Aku bisa saja menyuruh mereka melepaskan—"
"lepaskan saja pelurunya sekarang!" tantang Krystal.Safeea tampak geram dan mendekati Krystal. "Tidak semudah itu, Sayang, aku harus memancing kekasih bodohmu itu kemari."
*
*
*
Anthonio terus menatap ponselnya, berharap Krystal segera mengabarinya bahwa Krystal sudah sampai di kamar dengan aman. Tapi hingga 10 menit Anthonio belum mendapat apa yang ia inginkan.Anthonio mengetukkan ponselnya pada stir mobil.
15 menit berlalu dan Anthonio sangat khawatir pada keadaan Krystal.
Anthonio sudah tak bisa bersabar lebih lama lagi.
Anthonio akan memastikan keadaan Krystal, segera.Pria itu mencoba menghubungi Benna tapi nomornya tidak aktif.
Tidak biasanya ponsel wanita itu mati. Sekali saja Dornan tak bisa menghubungi Benna, pasti wanita itu ada di ujung karirnya. Benna tak pernah sekalipun mematikan ponselnya. Anthonio sangat ingat hal itu.Anthonio mengumpat kesal. "Safeea sialan!!"
Anthonio segera menghubungi teman-temannya. "Semua rencana kita nanti malam sepertinya tidak bisa dilancarkan. Katakan pada yang lain untuk datang ke rumah keparat itu secepatnya! Kita beraksi sekarang." Anthonio melempar ponselnya ke jok belakang dan mengambil pistolnya tak lupa juga cadangan peluru.
Anthonio keluar dari mobilnya dengan cepat dan berlari ke samping rumah Dornan yang terhalang tembok tinggi.
Anthonio terus berlari hingga ke gerbang belakang.
Dengan mudah Anthonio memanjatinya dan melompat ke rumah itu.Tanpa orang-orang di rumah ini tahu, Anthonio sering sekali keluar malam dan melihat setiap detail rumah Dornan untuk melancarkan aksinya. Ukiran kayunya pun Anthonio hapal. Anthonio mempersiapkan semuanya dengan matang.
Anthonio mendongak, melihat balkon kamar Krystal dan balkon ruang kerja Dornan. Kemungkinan hanya 2 ruangan itu yang tidak di kunci pintunya dan Anthonio bisa memanjatnya dengan mudah.
Anthonio berpikir lagi, kali ini mencoba lebih cepat karena perasaan khawatirnya yang terus tertuju pada Krystal.
Anthonio yakin saat ini Krystal tidak ada di kamarnya, dan kemungkinan pintu balkonnya dikunci.Anthonio menyimpan pistolnya di balik punggung kemudian memanjat pohon yang sedikit menjulur ke atap rumah dekat ruang kerja Dornan.
Sebelum melompat ke balkon, Anthonio meneliti ruangan itu dulu walau terhalang tirai. Ruangan itu terlihat sepi.
Setelah memastikan aman, Anthonio segera melompat ke tembok dan sedikit lagi merayap ke atas menuju balkon.
Akhirnya Anthonio sampai di balkon ruangan Dornan.Anthonio mengambil pistolnya untuk berjaga-jaga.
Gerakannya begitu waspada dan hati-hati.
Anthonio membuka pintu balkon yang beruntung tak dikunci jadi ia tak perlu repot merusak pintu itu dan membuang waktu di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...