Happy Reading😊
Tiba-tiba saja Anthonio merasa sesuatu menembus perutnya.
Ketika ia melihat ke bawah, tangannya sudah terpenuhi oleh darah.Anthonio mendongak, menatap orang yang menusukkan pisau ke perutnya.
Orang itu menyeringai menatap Anthonio lalu semakin menekan pisaunya.
Anthonio tersedak merasakan tubuhnya terkoyak benda tajam itu hingga tubuhnya merosot ke lantai.Orang itu kemudian berjalan santai melewati Anthonio karena telah merasa menang.
Anthonio mengerang ketika ia mencabut paksa pisau itu dari perutnya. Darahnya mengucur deras. Tubuhnya berbalik perlahan dengan tumpuan lutut. Menekan perutnya dengan telapak tangan agar darahnya tak semakin banyak keluar.
"Bung!" Anthonio berhasil menghentikan langkah pria yang tadi menikamnya.
Pria itu berbalik menatap Anthonio.Anthonio tersenyum sinis. "Kau pikir, semenyenangkan itu berurusan denganku?"
clashh
Anthonio melemparkan pisau itu hingga menancap di lehernya.Pria itu pun terkejut sesaat sebelum tubuhnya ambruk karena Anthonio melemparnya tepat menembus saluran pernapasannya.
Anthonio segera bangkit dengan susah payah sembari memegangi perutnya dan berpegangan pada beberapa mobil yang terparkir di sana menuju mobilnya.
Anthonio melepaskan kaosnya dan mengikatkannya pada perut agar darahnya berhenti keluar tapi tetap saja dalam sekejap kaosnya terbasahi darahnya sendiri.Pria itu mengatur napasnya berkali-kali sebelum menyalakan mesin mobilnya.
Anthonio terus menahan rasa sakitnya.
Ia mengendarai mobilnya dengan sangat hati-hati karena fokusnya mulai berkurang. Matanya terasa berkunang-kunang.Sudah cukup jauh dari gedung apartemen itu, Anthonio menepikan mobilnya.
Menekan perutnya kuat-kuat yang semakin membuatnya lemas.
Darahnya belum berhenti mengalir dan Anthonio merasakan kepalanya berdenyut hebat.***
Dornan baru saja akan meninggalkan kantornya ketika ponselnya berbunyi.
"Hallo."
"Tuan, ternyata Anthonio pergi ke apartemen temannya. Baru saja dia keluar dari mobil."
"Jika tidak ada yang mencurigakan-"
"Maaf, Tuan.""Ada apa?"
"Dia baru saja dikepung oleh 6 orang yang tidak saya kenal. Sepertinya Anthonio banyak musuh."
"Hubungi orangmu untuk membantunya. Jangan sampai dia terluka." Dornan takkan membiarkan Krystal bersedih jika sampai Anthonio terluka.
"Baik, Tuan."Dornan memutuskan sambungan telephone kemudian menyambar kunci mobilnya.
Sembari berjalan, Dornan menghubungi orang rumah."Hallo, apa Krystal sudah makan?"
"Sudah Tuan. Nona Krystal sedang ada di kamar. Tapi..."
"Tapi?""Nona Krystal selalu menanyakan keberadaan Anthonio. Hampir setiap 10 menit nona Krystal pergi ke kamar Anthonio untuk melihatnya walau kami sudah mengatakan Anthonio belum datang. Apa tidak apa-apa?"
"Aku akan segera pulang. Cukup jangan pancing kemarahannya"
"Baik, Tuan."***
Setengah berlari Dornan menyusuri rumah sakit yang menjadi tempat Anthonio dirawat.
Baru saja ia mendapat telephone dari polisi jika mereka menemukan Anthonio di tepi jalan dengan bersimbah darah.Orang yang Dornan kirim untuk mengikuti Anthonio pun ditemukan disekap di bagasi sebuah mobil yang terparkir di apartemen Eza.
Dornan tampak sekali khawatir. Dan dua orang pria di belakangnya juga ikut khawatir. Pasalnya mereka sudah mengenal Anthonio sebagai teman yang baik.
Dornan melihat beberapa orang polisi sedang berdiri di depan salah satu ruang UGD.
Dornan segera menghampirinya.
"Selamat siang, Tuan Dornan."
"Selamat siang, Pak, bagaimana keadaan Anthonio? Apa lukanya parah?" tanyanya tak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...