Chapter 25-Planned

2.9K 214 10
                                    


Sejak kejadian Krystal yang mendengar rencana balas dendamnya pada Dornan, gadis itu sering menghindar dari Anthonio.
Ia lebih sering pura-pura tidur ketika Anthonio masuk ke kamarnya atau berpura sedang mandi.

Jika mereka bertemu, Krystal hanya berbicara seadanya pada Anthonio.
Gadis itu perlahan melunturkan kepercayaannya pada Anthonio.

Dan entah sedang beruntung atau apa, beberapa hari terakhir Anthonio sering keluar rumah tanpa mengajaknya.

Krystal sering mengatakan pada Benna jika Anthonio bertanya Krystal sudah makan atau belum jawab saja sudah.
Krystal benar-benar mengurangi intensitas pertemuannya dengan Anthonio. Krystal takut dengan rencana Anthonio di balik sikap baiknya karena Krystal sangat ingat Anthonio pernah mengatakan dia bukan pria baik yang akan dengan cuma-cuma membantunya. Anthonio punya rencana besar.

Krystal terkejut ketika pintu kamarnya dibuka dari luar. Ia yang tadi sedang menyisir rambutnya di depan cermin langsung membalik tubuh.

Ternyata Dornan.

Pria itu tersenyum pada putrinya.
Krystal hanya menatapnya ketika Dornan mendekatinya.

"Sedang apa, sayang?" Dornan menyisir rambut Krystal pelan dengan jemarinya.
Krystal hanya mengangkat sedikit sisirnya pada Dornan.

Dornan tersenyum lagi, kemajuan Krystal untuk mau berkomunikasi padanya meningkat dengan cepat walau Krystal masih sedikit bicara.

"Anthonio ke mana?"
Krystal menggeleng, tak tahu.
"Kamu senang ada Anthonio yang menemanimu?"

Krystal tak mengerti mengapa Ayahnya menanyakan hal itu, tapi ia hanya memilih diam.

"Kamu tampak nyaman bersamanya," ucap Dornan belum melunturkan senyumnya. "Tapi, sayang, bisakah kamu tidak keluar dari rumah terlalu lama?" Kini tatapan Dornan menjadi khawatir.

"Ke-napa?" gumam Krystal.

"Ayah sangat mengkhawatirkanmu, sayang. Baik jika kamu hanya keluar satu jam di siang hari, tapi kemarin sampai jam 11 malam. Ayah tidak mengizinkanmu." Dornan menangkup wajah Krystal.

Krystal mengangguk pelan.

"Bukan berarti Ayah tidak mengizinkanmu menghirup udara luar, Nak, bukan. Ayah hanya mengkhawatirkanmu."

"Krystal ingin bertanya."

Dornan kembali tersenyum. "Tanyakan saja, sayang."
"Ibu... Ayah tahukan jika ibu... dibunuh?"

Dornan mengusap kepala Krystal. "Ayah akan menyuruh Benna menggantikan bajumu. Ayo makan malam di luar."

"Ayah." Krystal menahan pergelangan tangan Dornan yang ingin berbalik pergi. Ia lemparkan tatapan memohon yang menyedihkan pada Dornan agar Dornan mengerti betapa remuk perasannya saat Dornan mengalihkan pembicaraan tentang kematian Diana. "Kenapa?" Krystal butun penjelasan dan kejelasan. Ia tak rela jika kematian ibunya yang Krystal benar-benar yakini dibunuh terkubur begitu saja. Apalagi saat Dornan tak mempercayai ceritanya yang melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ibunya meregang nyawa.

Dornan hanya tersenyum kecil dan melepaskan tangan Krystal pelan.

Krystal menatap sendu punggung Dornan yang hilang di balik pintu. Selalu seperti itu.
*
*
*
Saat sampai di rumah Dornan, Anthonio tak menemukan Krystal di kamarnya. Ia segera pergi ke kamar Benna untuk bertanya.

Tok tok
Anthonio mengetuk pintu kamar rekannya itu.

Tak lama pintu pun terbuka dengan Benna yang seperti hampir tidur. "Kau ingin menanyakan Nona Krystal?"

Anthonio tersenyum kecil melihat Benna yang begitu hafal tujuannya jika menemui wanita itu. "Di mana dia?"

"Pergi bersama Tuan Dornan."
"Ke mana?"
"Hanya makan malam di luar."

UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang