"Dien, sadarlah. Jangan diteruskan." Anthonio masih berusaha menghentikan Krystal.
Tubuh Krystal melemas dan akhirnya jatuh pingsan.Anthonio segera membaringkan Krystal di ranjang dan mengganjal kakinya dengan beberapa bantal.
"Dien," Anthonio memanggilnya sembari memeriksa kestabilan denyut nadinya.
"Kamu mendengarku?" Anthonio menepuk pelan pipi Krystal beberapa kali dan menjentikkan jarinya di sebelah telinga Krystal bergantian.
Kelopak mata Krystal bergerak dan perlahan gadis itu membuka matanya.
Anthonio tersenyum lega menatap Krystal yang tampak sekali lelah. "Tidak apa-apa." Ia mengusap kepala Krystal.
"Tetap berbaring. Lima belas menit lagi kamu harus sarapan. Aku mandi dulu." Anthonio beranjak dari sisi Krystal lalu masuk ke dalam kamar mandi.
***
Dornan mendengus lalu menurunkan pistolnya dari kepala Frans. Ia tak mungkin membunuh Frans sekarang karena dialah kunci satu-satunya agar bisa menemukan orang yang ingin mengacaukan pikiran Krystal. "Katakan saja siapa yang menyuruhmu untuk mencelakai Krystal. Apa dia mengancammu dengan sesuatu?"
Franz tetap bungkam.
Dornan memutar otak untuk tetap memancingnya, "Sepertinya Anda bangga selalu menjadi kerbau yang dipecuti untuk menggemburkan tanah."Frans menatap Dornan dengan tajam "Kerbau tidak akan dipecut jika tidak berbuat salah."
"Kerbau itu bodoh sekali, padahal ada seorang petani yang bisa memberinya lebih tapi dia malah memilih pada petani yang hanya memanfaatkannya untuk kesenangannya sendiri," sindir Dornan. Ia merasa memang tidak seharusnya Frans berbuat buruk pada Krystal karena dari awal karirnya dulu, Dornan lah yang membantunya. Bahkan Dornan membantu biaya sekolah adik Frans saat Frans harus melanjutkan studinya di luar negri saat mendapat beasiswa. Dornan tak menyangka jika ia bisa dikhianati seperti ini.
Dornan sudah berusaha mengingat apa kesalahan yang pernah ia lakukan pada Frans, tetapi Dornan merasa tak pernah berbuat salah padanya.
"Petani yang lama, memberinya makan dengan baik dan memberinya tempat tanggal yang layak. Kurasa itu sudah cukup baginya. Lagi pula kerbau itu tak tahu bagaimana petani baru itu akan memperlakukannya. Jika ada yang pasti, kenapa harus mencari yang mungkin akan berbahaya dari sebelumnya?" Frans tersenyum sinis.
"Jadi?? Tetap tidak ingin?" Dornan kembali mengangkat pistolnya.
"Dan, Tuan Dornan, seekor kerbau tidak akan mau bekerja pada petani yang bahkan sudah memecutnya sebelum dia benar-benar berpindah tangan."
***
Krystal bersandar di ranjang dengan memijit pelan pelipisnya beberapa kali untuk menghilangkan rasa peningnya. Ia berusaha lebih santai dan mengabaikan kilasan masa lalu yang terus mengusiknya. Jika kilasan itu sedikit saja lebih jelas, Krystal akan merasakan sakit kepala yang lebih dari biasanya.
Obat-obatan yang biasanya Krystal konsumsi telah dikacaukan Anthonio, membuat Krystal selalu ingin marah dan mengamuk. Ia menjadi sulit ditenangkan.
Suara pintu kamar mandi terbuka, ternyata Anthonio baru saja menyelesaikan mandinya.
Krystal menatap bayangan Anthonio yang hanya samar karena ia tadi menutup rapat gorden yang menghalangi kaca balkon juga mematikan lampu."Aku tidak bisa memilih baju. Lampunya akan kuhidupkan," ucap Anthonio memberi tahu agar Krystal tak terkejut karena lampu di kamarnya empat kali lebih terang daripada lampu di kamar Krystal.
"Hm," Krystal hanya bergumam.
Klik!
Krystal terkejut sampai memekik kecil.Anthonio menoleh pada Krystal dengan ekspresi pura-pura ikut terkejut lalu terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...