Happy Reading 😊
Safeea mengedarkan pandangannya di seluruh penjuru kamar Dornan. Tak ada yang berubah di sana, masih seperti saat kemarin ia datang ke kamar ini.
"Cepat katakan apa maksudmu Anthonio berbahaya tadi, aku tak punya banyak waktu untuk meladenimu."
"Kau mulai berani ternyata," ucap Safeea sinis. "Aku sudah menyuruhmu untuk menjauhkan pria itu dari Krystal, tapi kau tak mendengarku."
"Krystal lebih baik setelah mengenal pria itu. Bahkan sekarang Krystal tak membutuhkan obat-obatan dari dokter lagi."
Safeea diam-diam menggeram kesal. "Kau tidak takut Krystal mengingat semuanya kemudian mengatakannya pada banyak orang?"
"Tidak, aku ingin Krystal sembuh. Dan aku menjamin walaupun Krystal mengatakan apa yang pernah ia tahu, tidak akan ada orang yang mempercayainya."
"Kau percaya diri sekali, kaupikir jika Krystal mengatakannya hanya aku yang akan masuk penjara? Aku juga akan menyeretmu.""Sudahlah, ketakutanmu berlebihan. Tidak ada yang akan mendengar Krystal."
"Anthonio Lucas. Kau bisa menjaminnya?""Ayolah, dia hanya anak buahku yang kebetulan sangat cerdas. Dia hanya akan menjadi teman Krystal dan takkan melakukan apa pun."
"Apa pun?" Safeea melipat tangannya dan menatap Dornan tajam, melangkah sedikit agar mereka berhadapan. "Anthonio sangat mirip ayahnya. Licik dan pembangkang."
"Ayahnya?"
"Ruddy Lucas. Kau tidak melupakannya, kan?"*
*
*Anthonio hanya memandangi Krystal yang melamun di tepi ranjang.
Krystal tak menjawab apa pun pertanyaannya bahkan seperti tak menganggap Anthonio ada.
Anthonio sempat menyentuh bahunya tadi tapi langsung ditepis Krystal. Krystal sama sekali tak menatapnya. Gadis itu terlihat masih marah pada Anthonio."Kau harus sarapan, Dien." Anthonio kembali membujuk dengan jarak yang begitu jauh dari Krystal. Anthonio tak ingin Krystal tak nyaman di dekatnya.
"Kamu bisa sakit," tegur Anthonio lagi.Tapi Krystal tetap bungkam.
"Jangan terlalu memikirkan banyak hal. Itu sangat tidak baik untuk kondisimu sekarang."Krystal lagi lagi hanya diam, menunduk menatap jemari kakinya yang bergerak kecil.
Anthonio menarik troli berisi makanan untuk mereka pagi ini mendekat pada Krystal. Ia meraih semangkuk bubur dan berjongkok di hadapan Krystal. "Kamu harus makan, Dien." Anthonio menyodorkan sesendok bubur ke mulut Krystal.
Krystal memalingkan wajahnya dengan ekspresi datar. Pandangannya masih kosong dan wajahnya pucat.
"Makan, Dien," ucap Anthonio mulai kesal dan kembali menyodorkan sendok di depan mulut Krystal. "Buka mulutmu." Anthonio masih mencoba lebih bersabar lagi membujuk Krystal.
"Kamu tidak ingin sakit, kan, ayo buka mulutmu, Dien."Krystal masih menghindar dari suapan Anthonio.
Anthonio terus memaksanya hingga Krystal menepis tangannya dan sendok di tangan Anthonio terjatuh ke lantai.
Anthonio refleks berdiri dan mengangkat tangannya siap memukul Krystal tapi tangannya segera terkepal erat melihat Krystal yang begitu takut Anthonio memukulnya.Anthonio menghembuskan napasnya kasar dan menurunkan tangannya kesal.
Untuk beberapa saat hanya ada keheningan di antara mereka.
Krystal yang terus menunduk dan Anthonio yang masih mengatur emosinya agar tak sampai menyakiti Krystal.Anthonio akhirnya kembali berjongkok di hadapan Krystal dengan satu lututnya. Meraih jemari kanan Krystal untuk digenggam. "Maafkan aku."
Krystal menarik paksa tangannya dari Anthonio.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...