Chapter 16-Thrust

3.4K 180 0
                                    

Anthonio yang sedikit kesal karena Krystal tak segera menemuinya di luar kamar kini emosinya langsung luruh ketika melihat Krystal sudah tertidur pulas di atas ranjang.
Anthonio membenarkan selimut Krystal dan duduk di sebelahnya.

Anthonio mengusap kepala Krystal yang tidur miring "Kau tidak mendengarku, huh?" Anthonio tersenyum tipis. "Kau benar-benar tak ingin melihatku lagi?"

"Apa kamu sedang mempersiapkan diri untuk membenciku, Dien?" Anthonio mendekatkan wajahnya pada Krystal kemudian mengecup ujung pelipisnya cukup lama.
Anthonio memejamkan matanya sembari mengusap lembut rambut Krystal.

Krystal mulai terusik, matanya bergerak tak nyaman dan akhirnya terbuka.
Krystal segera mendorong Anthonio yang ada di atasnya.
Tentu saja Anthonio terkejut mendapati Krystal yang segera duduk di tepi ranjang dan menatapnya dengan sinis.

"Krystal." Anthonio berjalan mendekat.

Kembali Krystal melayangkan sebuah tamparan pada Anthonio. "Aku sedang sangat ingin marah. Jadi, keluarlah!"

Anthonio mengusap pipinya yang cukup perih sebentar lalu tersenyum simpul. "Kau belum makan-"
"Bahkan jika aku mati, kau seharusnya tak peduli, kan?" sindir Krystal muak. Ia merasa butuh obatnya sekarang karena Krystal merasa emosinya diaduk menjadi satu dengan rasa muak yang tak tertahankan.

"Bisakah kau melupakan apa yang tadi kukatakan? Dien, sungguh aku tidak bisa mendapat tatapan itu darimu. Aku minta maaf. Berjarak denganmu bukanlah hal mudah, aku berusaha-"

"Ah, maksudmu biarkan kau melepaskan diri dulu dari semua ini lalu kau akan membuangku, begitu?" Krystal tak tahu dari mana ia mendapatkan kalimat sarkastik seperti itu. Tapi yang pasti sekarang ini ia sudah sangat kecewa pada Anthonio.

"Tidak, Krystal. Dengarkan aku-"
"Tidak! tutup pintunya dari luar!" teriak Krystal begitu lantang.

"Aku akan menyuruh Benna mengantar makanan untukmu, dan makanlah atau aku akan tetap memaksamu. Seperti biasanya."
"Siapa kau berani mengaturku? Bahkan bisa saja aku menendangmu dari rumah ini sekarang juga."

"Lakukan. Memohonlah pada ayahmu untuk menendangku secepatnya." Anthonio menatap Krystal serius. Gadis itu segera memalingkan wajahnya dari Anthonio.
Anthonio mengepalkan tangannya kemudian berjalan menuju pintu keluar.

Krystal segera menyibak selimutnya lalu turun dari ranjang dan berlari untuk mengejar Anthonio yang sudah menyentuh pintu.

Anthonio cukup kaget karena tiba-tiba Krystal memeluknya dari belakang.

"Ya! Begitukah caramu meminta maaf?" Krystal memukul dada Anthonio dari belakang. Kepalanya bersandar erat di punggung tegap pria itu. Tak ingin ditinggalkan pria itu lagi.

Anthonio meraih salah satu jemari Krystal lalu mengecupnya sebelum membalik tubuhnya untuk menatap Krystal.
Anthonio menangkup wajah cantik Krystal dengan lembut "Maafkan aku, hm?"

"Kenapa? Kenapa kamu mengatakan hal itu tadi?" Air mata Krystal tak bisa ditahan lagi hingga terjatuh mengalir di pipinya. Krystal menggenggam erat kaos Anthonio di bagian pinggang.

Anthonio mengusap air mata Krystal dengan sayang. "Ssttt... suatu saat kau akan mengerti kenapa aku sampai sejauh ini bersamamu. Tapi untuk sekarang, berpuralah tak tahu apa pun, Dien. Aku tak bisa... kehilanganmu. Aku tahu kau juga merasakannya kan?"

"Mera-sakan ... apa?" tanya Krystal tak mengerti.
Anthonio tersenyum kecil. "Kau mencintaiku?"

"Huh!? Apa? Apa katamu? Kamu baru saja tidak bertanya jika aku men-cintaimu 'kan?" Genggaman Krystal di kaos Anthonio semakin erat dan Anthonio begitu senang melihat wajah Krystal merona.

UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang