"Anthonio, mari bicara dan saling terbuka." Krystal menatap Anthonio serius.
"Kamu ingin bertanya sesuatu?"
"Tidak, aku ingin tahu banyak hal."
"Tanyakan, aku akan menjawabnya dengan jujur."
"Termasuk dendammu pada ayahku?"Anthonio mengangguk, menuntun gadis itu ke tepi ranjang. "Tanyakan."
"Tapi sebelum itu, aku ingin mengatakan sesuatu padamu.""Katakan saja, Dien, jangan ragu." Anthonio berucap yakin dan menyisir rambut Krystal yang lembut dengan jemarinya.
"Aku marah pada ayah tadi karena dia membawa Dave. Ayah ingin kami saling mengenal. Aku tidak suka mengenalnya, aku tidak suka menatapnya ataupun saat dia menatapku. Aku tidak ingin bertemu dengannya."
Anthonio memejamkan matanya sejenak, memikirkan rencana Dornan selanjutnya. Antara Dornan yang sengaja mengenalkan Dave pada Krystal karena tahu Dave adalah musuh Anthonio atau Dave yang sedang menyusun rencana hingga membuat Dornan bisa mengenalkan Krystal pada Dave.
Dan keduanya adalah hal yang sangat buruk bagi Anthonio juga Krystal. Jika ini memang disengaja oleh Dornan, Anthonio yakin Dornan sudah tahu niat Anthonio."Anthonio." Krystal menyentuh punggung tangan Anthonio ringan.
Anthonio membuka matanya, menatap Krystal dengan senyum kecil."Kamu baik-baik saja?"
"Dave ataupun Dornan, sekarang ini perlu kuwaspadai, Dien. Tapi kamu tidak perlu khawatir, Dave tidak akan bisa mengganggumu selama masih ada aku. Aku sudah berjanji akan selalu melindungimu dengan caraku."Krystal tak mengerti kenapa Anthonio begitu ingin mambantunya keluar dari kukungan hitam yang selama ini menjeratnya, tapi Krystal percaya apa pun yang Anthonio lakukan padanya adalah ketulusan. "Lalu ... aku sempat menyinggung masalah pembunuhan ibu. Ayah berpura bodoh atas itu semua. Aku yakin ada orang lain di balik semua ini. Apa ada kemungkinan ayah diancam?"
Anthonio mengusap pipi Krystal. "Jangan terlalu memikirkannya. Aku akan segera mengungkapnya."
"Dan ada satu hal lagi "
Anthonio mengangguk. Mengizinkan Krystal bicara lebih.
"Kamu benar-benar menyimpan dendam pada ayahku?"
Anthonio kembali mengangguk santai."Kenapa? Apa yang ayah lakukan hingga kamu ingin mencelakainya?"
Anthonio menyisipkan rambut Krystal ke belakang telinga lalu mengusap sebelah pipi Krystal dengan lembut, berulang kali tanpa bosan lantas berucap, "Dornan membunuh ayahku."Krystal tampak terkejut mendengarnya. "A—apa? Ba—bagaimana bisa? Ayahku seorang pembunuh?"
Krystal mempercayai Anthonio. Semua yang keluar dari mulut Anthonio, Krystal sangat mempercayainya. Tapi untuk yang satu ini, Krystal memohon pada Tuhan agar itu tidak benar. Bagaimanapun juga, Dornan adalah ayahnya."Tetap tenang dan aku akan bercerita, oke?"
Krystal mengangguk cepat. Tak sabar ingin mendengar semuanya. Anthonio punya alasan kuat atas dendamnya. Krystal yakin itu.
"Rudian Lucas adalah salah satu tangan kanan Dornan Alexius. Rudi menjadi wakil ketua di perusahaan Morgan Alexius, kakekmu. 9 tahun lalu, ada sebuah kasus yang membuat beberapa petinggi perusahaan tertuduh sebagai koruptor. Dornan salah satunya. Tapi karena kelicikannya, ia mengambing hitamkan orang lain. Termasuk ayahku yang tak tahu sepeser pun ke mana perginya uang hasil korupsi itu. Akhirnya ayahku dan beberapa orang tak terlibat dipenjarakan. Kakekmu terus mencoba mengusut masalah ini tapi tiba-tiba ada berita kakekmu meninggal karena stroke. Kasus ini diteruskan oleh Dornan." Anthonio mengambil ponselnya kemudian mencari sebuah rekaman di ponselnya. Anthonio memutarnya.
'Perusahaan tak bisa melakukan banyak untuk membantumu keluar, Rud.' Itu suara Dornan. Krystal mengenalinya.
'Karena memang perusahaan berusaha melindungi pelaku utamanya, kan?'
'Kau tahu rupanya. Maafkan aku, sepertiganya sengaja kukirimkan ke rekening atas namamu supaya pelaku utamanya aman.'
'Aku tak menyangka orang yang selama ini kupercaya menusukku dari belakang.'
'Kaupikir aku selama ini suka padamu? Aku sangat ingin menyingkirkanmu karena ayahku terus saja membanggakanmu. Setelah tua bangka itu lenyap, giliranmu sekarang.'
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE GIRL (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Jika kamu ada di posisiku, kamu akan mempercayakan hidupmu pada orang yang kamu cintai atau pada keluargamu satu-satunya yang di darahmu mengalir darahnya?" Anthonio menghempaskan punggungnya dengan mata terpejam rapat. "Anthonio, jawab aku." "Aku...