21.

4.1K 432 13
                                    

Tring!

Mata indah Y/n yang semula menjelajahi deretan sepatu di etalase stan sebuah mall itu teralih pada slimbag coklat yang ia selempangkan, tangannya bergerak meraih ponsel yang telah mengintrupsinya tadi.

Sebuah notif masuk, membuatnya tersenyum tipis. Akhirnya si bandel Kim Sohyun mau menemuinya di taman, walau dia bilang akan sedikit terlambat.

Y/n kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas setelah membaca pesan tapi tidak membalasnya, ia mengambil satu sepatu yang sejak tadi menarik perhatiannya. Ukurannya pas, dan Y/n pasti langsung membelinya.

Ia berjalan keluar gedung pusat perbelanjaan dengan langkah ringan dan senyum mengembang, setidaknya ia tidak perlu kecewa karena Sohyun lebih memilih bersama temannya daripada adiknya sendiri.

Y/n menghampiri mobilnya, masuk ke dalam kendaraan mewah itu, dan menjalankannya mengikuti alur jalan raya kota Seoul yang akan membawanya ke taman tempat janjian dengan Sohyun.

Tidak sampai 15 menit, mobil milik Y/n sudah terparkir di tepi jalan yang letaknya tidak jauh dari taman. Y/n keluar dari mobil, tapi tidak langsung menuju taman.

Ia berjalan menuju sebuah kedai di dekat taman, membeli es krim dan camilan, harus menunggu Sohyun pasti akan membuatnya bosan, jadi Y/n harus memastikan ia tidak akan bosan dengan membeli makan dan mimum sebagai teman.

Beberapa menit lagi, saat Sohyun datang, Y/n akan menerima kejujuran itu. Dan Y/n akan bisa memulai misinya, misi untuk mengembalikan atmosfer keluarga Kim seperti 11 tahun lalu, sebelum tragedi itu terjadi. Y/n sudah bertekat untuk itu.

"Sohyun, ku harap kali ini kau mau berbagi. Jangan buat aku merasa menjadi saudari paling bodoh."

.
.
.
.
.

Sohyun barusaja merapikan alat tulisnya saat sebuah tangan merangkul lehernya, ia memutar kepala dan mendapati si pemuda menyebalkan di belakangnya. Ia tersenyum, lalu memukul pelan tangan pemuda itu agar menjauh dari lengannya.

"Kau mau kemana?" tanya pemuda itu yang melihat gadisnya seperti akan pergi.

Sohyun menoleh, dan tersenyum. "Aku harus pergi, tugasku sudah selesai dan adikku memintaku menemaninya."

Hansol Vernon Chwe, pemuda yang tergabung dalam salah satu boygroup Korea Selatan Seventeen ini tampak mengerutkan keningnya. Wajah bingungnya membuat kadar ketampanannya naik satu tingkat, hal ini membuat Sohyun gemas dan mencubit pipinya.

"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Sohyun diakhiri kekehan.

"Kau punya adik?"

Sohyun terdiam, apa tadi dia mengatakan adik? Ah benar, tadi Sohyun mengatakan adik. Dan belum ada yang tahu kalau Sohyun memang punya adik, bahkan dua adik. Tapi, saat ini, ia hanya memiliki satu adik saja.

Senyumnya kembali merekah. "Kau ingat dengan gadis yang menjemputku saat itu?"

"Yang memakai masker dan kacamata?"

"Iya. Dia adikku."

"Benarkah?"

"Iya. Kau mau berkenalan dengannya? Eum, aku akan menemuinya. Ayo aku kenalkan kau padanya."

"Kau bilang tidak boleh ada yang tau hubungan kita selain Minhyun-hyung?"

Sohyun berdehem. "kecualikan lagi untuk dia, aku tidak mau dia kecewa saat tau dari orang lain, jadi aku akan beritahu dia sendiri."

"Hm. Baiklah."

Vernon beranjak dari duduknya, begitupula dengan Sohyun yang sudah menggendong ranselnya. Ia dan Vernon berjalan keluar dari rumah yang disewa member Seventeen dan tiga gadis itu sebagai basecamp saat Seventeen tidak ada acara.

Sebenarnya masih ada yang mengganjal saat Vernon harus mengantarkan sang kekasih, ia merasa ada sesuatu buruk akan terjadi. Tapi Vernon bukan tipe orang yang sepenuhnya percaya pada hal semacam perkiraan, ia memilih menjalani realita yang terus mengalir.

.
.
.
.
.

Suara langkah kaki terdengar tak beraturan melewati jalan setapak taman, Y/n menoleh ketika mendengarnya. Ia tersenyum tipis, namun kemudia langsung mengalihkan pandang kembali menatap lurus ke arah danau yang berada di depan mata.

Gadis yang sejak tadi sedikit berlari kearah Y/n itu mengambil napas besar ketika sampai di samping sang adik yang keras kepala ingin ditemui entah untuk membicarakan apa, yang pasti ancaman itu sukses membuat gadis yang tak lain adalah Kim Sohyun ini kalang kabut. Ia tidak mau kehilangan si adik pecicilan ini lagi.

"Mianhae, aku lama."

Sohyun duduk di samping Y/n, masih dalam keadaan menormalkan detak jantung yang sebelumnya terpacu lebih kencang karena berlari.

Sementara Y/n hanya menoleh dan tersenyum tipis, setelahnya ia kembali menatap lurus dan mengangguk. Merasa ada yang aneh dengan sang adik sore ini, Sohyun memegang pundak Y/n.

"Kau kenapa?"

Y/n kembali menoleh, dan menggeleng. "Entah aku sudah mengatakannya atau belum, aku tidak ingat, aku tidak tau akhir-akhir ini menjadi sering lupa. Tapi sekarang, tolong ceritakan semua, semuanya yang terjadi padamu selama aku tidak disini. Mulai dari alasan Bibi dan Paman yang tidak pernah pulang, alasan Oppadeul yang terlihat kesal saat menjengukmu sakit, dan penyakitmu itu."

"Penyakit?"

"Jangan menyembunyikan sesuatu dari Kim Y/n, apa kau lupa dengan kalimat itu?"

"Maksudmu apa, Y/n-yaa?"

"Sejak kapan kau menderita penyakit kanker hati?"

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Selasa, 18 Desember 2018

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang