Seorang gadis dengan dress berwarna merah muda dan hiasan rambut yang serasi terlihat sedang duduk di kursi taman yang menghadap langsung ke air mancur. Ia mendongak, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya, namun ia heran kenapa senyum tidak mau merekah pada bibirnya.
Ia menutup mata, merapalkan doa, berharap semuanya akan kembali setelah ia membuka mata. Kebahagiaan, tawa, kasih sayang, dan kepercayaan. Ia ingin semua kembali. Dan yang paling ia harapkan adalah.. Adiknya akan kembali bersamanya dan menjadi alasan untuk senyumnya.
Namun ketika ia membuka mata, hanya ada kegelapan. Kim Sohyun, sudah dua minggu ini ia menjalani hidup di dunia tanpa bisa melihat apapun selain gelap. Sunyi. Ia merasa kesepian, apalagi saat mendengar bahwa sang adik harus kembali ke London tanpa sempat berpamitan. Bukan hanya separuh dunianya hilang, tapi hampir semua.
Sementara di sisi lain, seorang pemuda dengan hoddie dan masker hitam sedang berdiri tak jauh dari gadis itu, ditangannya ada sebuah kue kecil dengan lilin berbentuk angka 1.
Hansol Chwe, pemuda itu menghela napas. Ia merasakan apa yang dirasakan gadisnya ketika mengetahui bahwa dia harus hidup dalam kegelapan setelah kecelakaan itu. Kecelakaan yang membuatnya benci pada seseorang, namun ia hanya menyembunyikan kebencian itu. Percuma saja ia katakan, Sohyun akan terus membicarakan orang itu, dan selalu marah saat Hansol mulai menyinggung masalah kesalahannya.
Ia menarik napas dan membuangnya sebelum berjalan mendekat kearah sang gadis. Sebenarnya, ia berencana menutup mata sang gadis untuk memberi kejutan. Namun, tanpa harus ditutup pun, Sohyun tidak akan bisa melihatnya. Rasanya sedih melihat separuh dunianya harus hidup dalam kegelapan, karena itu Hansol berjanji akan terus membahagiakan Sohyun dan membuat Sohyun tidak terlalu bermasalah dengan kekurangannya.
"Happy Anniversary yang pertama, Kim Sohyun."
Kim Sohyun, gadis itu tertegun selama beberapa saat, kemudian tersenyum. Hansol duduk di samping Sohyun, menepuk bahu Sohyun agar gadis itu menoleh padanya.
"Semoga kau semakin mencintaiku, karena aku juga semakin mencintaimu setiap harinya. Jangan ada yang berpaling, dan harus tetap percaya."
Senyum manis dibibir Sohyun perlahan luntur, matanya terasa mulai memanas, dan satu tetes air mata jatuh melewati pipi mulusnya.
"Sohyun-ah, waeyo? Uljima." ucap Hansol seraya mengusap air mata di pipi Sohyun, ia tidak sanggup melihat sang gadis menangis. Didepannya.
"Oppa, kenapa kau tetap disini? Kenapa kau memilih bertahan dan terjebak dengan gadis yang hidup pada kegelapan. Kenapa kau masih mencintai gadis buta ini? Apa kau.. Tidak ingin mencari yang lain, yang sempurna?"
Hansol meletakkan telunjuknya pada bibir pink Sohyun, ia tetap menggeleng dengan wajah tidak setuju walau ia tahu Sohyun tidak akan melihatnya.
"Hatiku sudah berhenti padamu, dan tidak mungkin mencari lagi. Apapun keadaanmu sekarang, itu tidak akan merubah apapun, aku tetap mencintaimu, Kim Sohyun."
Sohyun kembali terisak, rasa bersalah muncul begitu besar dalam hatinya. Ia merasa telah menjebak banyak orang dalam dunia gelapnya, dia seperti seorang penjahat.
"Jika kau ingin pergi, aku rela."
"Tapi aku tidak mau, aku ingin tetap bersamamu.."
"Kalau begitu aku menginginkan sesuatu.."
Hansol mengerutkan kening. "Apa?"
"Tolong, jangan pernah benci Y/n apapun yang terjadi. Dia saudaraku, membencinya sama dengan membenciku. Aku tau dia tidak sengaja melakukan ini, dan dia mudah tertekan, jangan menambah rasa bersalahnya dengan membencinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔
Fiksi Penggemar[IMAGINE PROJECT] BOOK 1 KIM UNIVERSE Kisah ini hanyalah tentang perjuangan seorang gadis yang berusaha mengungkap semua kebenaran pada keluarganya.. Terlalu lama meninggalkan kota kelahirannya, membuatnya harus menerima fakta bahwa terlalu banyak k...